Morning Sunshine

1.4K 108 3
                                    

Suara alarm membangunkan Jeno dari tidurnya. Awalnya itu yang dia pikir. Tangannya meraba raba nakas untuk mencari ponselnya dan menekan asal untuk mematikannya. Ayolah ! Dia benar benar masih mengantuk saat ini. Kemarin malam dia begadang untuk mengerjakan tugas kelompoknya. Dia mengerjakan tugasnya, temannya yang bagian menyebutkan kelompok.

Jeno langsung mendengus kesal saat bunyi alarm itu kembali berbunyi berulang kali walaupun sudah dia matikan tadi. Dengan malas dan kesal, dia langsung mengambil ponselnya dengan kasar. Raut kesal itu sedikit berubah ketika menyadari jika itu bukanlah alarm melainkan sebuah panggilan.

Baru saja dia akan mengangkatnya, panggilan itu sudah mati. Tak perlu menelepon ulang, toh orang itu juga akan meneleponnya lagi.

"Bukannya aku pernah memberitahumu untuk tidak tidur larut malam, hm ?"

Jeno menggigit mulut bagian dalamnya untuk menahan senyuman saat mendengar sapaan yang tidak biasa itu. Suatu hal yang cukup lucu sebenarnya. Mengingat itu hanyalah panggilan suara, bukan panggilan video. Dia jungkir balik pun juga tidak akan tahu.

"Apa itu sapaan pagi yang cukup terkenal di sana, Kak Mark ?"

Jeno bisa mendengar suara tawa renyah dari sana. "Baik, baik. Kalau begitu akan aku ulangi lagi."

Panggilan itu terputus. Jeno menjadi sangat heran melihatnya. Tapi sedetik kemudian panggilan masuk lagi dari Mark.

"Morning, Sunshine ! Apa kau tidur dengan nyenyak semalam ?"

"Astaga, tidak perlu sampai menghubungiku lagi seperti ini, Kak. Terus, apa apaan itu 'Sunshine' ? Emangnya aku Haechan."

"Tidak baik memulai hari dengan mood yang buruk seperti itu. Lagipula aku juga yakin jika kamu tahu kalau aku hanya menyukaimu."

Wajah Jeno langsung datar mendengar ucapan dari Mark itu. Terlihat membencinya tapi semburat pink di pipinya tidak bisa membohongi perasaannya.

"Yes ! Aku menang ! Kau pasti sedang malu di sana kan ?"

"Kututup telponnya !"

"Semangat presentasi hari ini !"

Jeno langsung mematikan panggilan tersebut dan membenamkan wajahnya di bantal. Berusaha meredam teriakannya.

"Jeno, cepat bangun dan mandi !"suara sang ibu sudah terdengar, membuat Jeno langsung terbangun dan merapikan kasurnya dengan buru-buru.

Ah, benar benar pagi yang indah~

Jarak | MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang