Cokelat

605 88 0
                                    

Jeno berguling-guling di kasurnya dengan malas. Dia benar-benar merasa bosan saat ini. Sedikit menyesal menolak ajakan Jaemin untuk pergi bermain. Ah, tentu saja bukan hanya bermain. Tapi juga melihat Jaemin dan Renjun berkencan lebih tepatnya.

Haechan sendiri baru saja meneleponnya, mengajak dirinya untuk bermain game bersama. Tapi Jeno menolaknya karena dia juga sedang malas bermain game. Intinya adalah Jeno sedang malas melakukan apapun.  Lelah hanya berguling guling saja, Jeno akhirnya berbaring telentang dan menatap langit-langit kamarnya.

Perhatiannya teralihkan saat pintu kamarnya terbuka. Di sana kakaknya, Doyoung, berdiri di depan pintu. Jeno hanya meliriknya sebentar sebelum akhirnya kembali memandang langit-langit kamarnya.

“Apa yang kau lakukan, Jen ?”Tanya Doyoung dan duduk di pinggir kasurnya. “Liburan malah di rumah.”

“Berbaring. Bernafas. Bosan,”jawab Jeno tanpa mengalihkan perhatiannya dari langit-langit kamarnya.

Doyoung hanya bisa menggelengkan kepalanya. “Nih ponselmu. Daritadi geter terus di meja makan.”

Jeno langsung mengambil ponselnya dan langsung memeriksanya. Ada 10 panggilan tak terjawab dan 5 pesan dari Mark.

“Kakak keluar dulu ya. Kalau mau keluar, nanti taruh kunci di tempat biasanya saja. Jisung tadi baru saja keluar.”

Jeno menganggukkan kepalanya dan mengacungkan jempolnya. “Hati hati di jalan, Kak. Bawakan makanan kalau pulang nanti !”

“Halah ! Paling habis ini nanti kau juga keluar.”

Kakak Semangka
|Jen, dimana? Kata Jaemin kau tidak jadi
ikut dengannya jadi nyamuk
|Jen, 1 jam lagi Kakak sampai
5 missed call from Kakak Semangka
|Jen, masih hidup kan?
|30 menit lagi Kakak sampai
5 missed call from Kakak Semangka
|Tidur ya? Nanti Kakak hubungi lagi

Jeno terkekeh membaca pesan dari Mark. Ah, dia akui memang tidak ada unsur romantis sama sekali dari pesan tersebut. Apalagi apa-apaan itu ? Menanyakan apakah dia masih hidup atau tidak ? Dia baru akan membalas pesan dari Mark, bertepatan dengan Mark yang meneleponnya.

“Kakak lagi di bawah nih. Kak Doyoung juga baru saja keluar, ngga mau nyapa nih ?”

Jeno langsung bangun dan keluar dari kamarnya. Masih dengan panggilan yang terhubung, dia bisa mendengar suara tawa. Baik dari ponselnya dan dari arah ruang keluarganya. Dan di sana terlihat Mark duduk dengan santai di ruang tengah dengan tas di sebelahnya.

Mark mematikan panggilan itu dan merentangkan tangannya sambil tersenyum. “Wanna hug ?”

“Kak Mark !”

Jeno langsung menghambur ke pelukan Mark dan memeluknya dengan erat. Mark sendiri hanya bisa tertawa kecil dan balas memeluk Jeno. Ah, dia benar-benar rindu dengan kekasihnya yang satu ini. Tapi tak lama kemudian Mark mengerang kesakitan saat Jeno mulai memeluknya dengan erat sambil sesekali mencubiti pinggangnya.

“Jahat !”kata pertama yang Jeno ucapkan setelah mereka melepaskan pelukan mereka. Di pipinya terdapat bekas kemerahan. Tentu saja ulah Mark yang menarik pipinya dengan keras untuk melepaskan pelukan mereka.

“Kau juga jahat sih sama Kakak. Masa Kakak dipeluk sama dicubit ?”jawab Mark dan mengelus pipi gembil kesayangannya tersebut.

“Kakak, ngapain ke sini ? Bukannya liburan panjang masih lama ?”

“Kalau Kakak jawab rindu gimana ?”

“Ya, aku usir keluar lah. Geli tau, Kak.”

Mark hanya bisa tersenyum kecil mendengar jawaban Jeno. Susah sekali memang berbicara manis dengan kekasih satu-satunya ini.

“Kakak belum jawaban pertanyaanku tadi ! Bukannya Kakak bilang mau datang minggu depan ?”

“Kakak cuman mau main. Soalnya minggu depan ada acara di sekolah. Kakak jadi panitia dan takutnya ngga bisa datang.”

Jeno hanya menganggukkan kepalanya. Dia lalu bergerak mendekati Mark dan menyandarkan kepalanya ke bahu yang lebih tua.

“Kakak capek ngga ?”Jeno memainkan tangan Mark. “Kakak nginep malam ini ?”

Mark tersenyum kecil dan mencium pucuk kepala Jeno. “Maaf ya. Kakak langsung pulang nanti sore. Bulan depan deh kalau ngga sibuk, nanti Kakak nginep.”

Jeno balas tersenyum mendengar jawaban Mark. “Kalau begitu, tidak perlu pergi kemana-mana. Di rumah saja sekalian Kakak istirahat. Biar nanti di perjalanan Kakak tidak terlalu capek.”

“Maaf ya. Oh ya, Kakak punya sesuatu untukmu. Minggir sebentar ya.”

Dengan enggan Jeno duduk dengan tegak sementara Mark mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Mark memberikan sebuah kotak berukuran sedang kepada Jeno dan diterima dengan bingung. Jeno menatap ke arah Mark dengan pandangan tak mengerti.

“Happy Valentine Day, Sayang. Tahun kemarin aku melewatkannya, jadi kupikir aku harus memberikan secara double tahun ini,”kata Mark dan membuat Jeno langsung tersenyum senang.

Ah, dia baru ingat jika hari ini adalah Valentine. Padahal baru saja kemarin dia menemani Jaemin membuat buket cokelat untuk Renjun. Bahkan kemarin dia juga ditarik oleh Jisung berkeliling supermarket untuk membeli cokelat.

“Bukalah. Maaf kalau tidak sesuai dengan ekspetasimu.”

Jeno mengangguk dan membuka kotak tersebut. Di dalam sana terdapat sebuah headset game yang memang sudah lama menjadi incarannya dan sebuah tempat kacamata. Jeno mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum melihat ke arah Mark.

Mark menatap ke arah lain begitu melihat Jeno menatapnya dengan datar. Dia benar-benar gugup hingga akhirnya Jeno memeluknya sambil tersenyum.

“Terima kasih banyak, Kak ! Wah, Kakak masih ingat kalau aku mau ini.”

“Tentu saja ingat. Bagaimana bisa aku lupa jika kamu sampai meneleponku dan menangis karena headset itu sudah dibeli orang lain ?”

“Aish ! Jangan diingatkan lagi dong, Kak. Tapi kenapa memberikan ini, Kak ?”

“Hah ? Maksudnya ?”

“Ya itu… kalau valentine kan biasanya kasih cokelat atau bunga untuk… untuk pacarnya.”

Jeno sengaja memelankan kata terakhirnya. Dia sendiri merasa malu sekali mendengar kata itu keluar dari mulutnya.

“Memangnya kalau waktu valentine biasanya ngasih apa, hm ?”Tanya Mark, dia dengan sengaja memancing Jeno. Senang sekali menggoda Jeno yang sedang malu-malu seperti ini.

“Ya… mungkin bisa bunga atau… cokelat ?”

“Bunga ? Nanti keburu layu di perjalanan. Kalau cokelat, kan kau ngga suka sama cokelat, Jen. Kubelikan pun percuma juga jiika nanti dimakan sama Jisung atau Kak Doy. Eh, mau nonton ? Kemarin aku ketemu film bagus nih.”

Jeno menurut dan merapikan kembali kotak tersebut. Setelah Mark menyalakan film dari laptopnya, mereka menonton bersama. Sesekali mereka akan mengomentari adegan film yang menurut mereka lucu atau menarik.

Yah, memang bukan kencan seperti pada umumnya. Di mana pergi ke taman, mengunjungi café yang unik, atau pergi ke tampat bermain. Nyatanya yang mereka butuhkan hanyalah waktu untuk duduk berdua dan melakukan beberapa hal bersama.

Jarak | MarkNoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang