Bab 2

553 65 3
                                    

Cukup lama Gulf berdiri disamping Mew sembari menikmati ikan-ikan yang berenang didepannya.
Akuarium Osaka Kaiyukan di Minato, Osaka. Akuarium rakasasa ini menjadi salah satu akuarium publik terbesar di dunia.
"Phi Mew pertama kalinya kesini?" Tanya Gulf. Melihat wajah Mew yang lebih sumringah membuat Gulf berpikiran pria itu sepertinya baru pertama kali kesini.
Mew mengangguk kecil. Tangannya menyentuh kaca yang menjadi penghalang antara ikan dan manusia.
"Phi tidak bekerja?" Lagi-lagi Gulf bertanya.
Gulf bertanya karena tidak ingin Mew meninggalkan pekerjaannya hanya karena dirinya. Gulf bisa jalan-jalan sendirian. Bahkan waktu Mew tidak ada pun, Gulf bisa menemukan wisata terkenal di Osaka.
Mew tidak langsung menjawab pertanyaan Gulf. Ia malah asyik berbicara dengan ikan-ikan disana.
"Phi, jawab pertanyaan aku." Gulf jadi gemas sendiri. Melihat Mew sibuk sendiri dan mengabaikan dirinya membuat Gulf sedikit kesal.
Mew tertawa kecil. Ia memandang Gulf dan mengusak surai rambut hitam Gulf dengan lembut. "Sebenarnya aku mengajukan cuti dikantorku. Aku mengajukan cuti selama satu minggu." Jawabnya.
"Sisa waktu kita tinggal 3 hari lagi phi. Harusnya phi Mew mengajukan cuti saat bertemu denganku dibandara kemarin." Ujar Gulf setengah bercanda.
"Habis itu kamu langsung pulang?"
Gulf mengangguk. Ia hanya mengambil cuti 1 minggu. "Phi Mew mengambil cuti dalam rangka apa. Jangan bilang gara-gara aku?" Gulf menggoda Mew.
Sebenarnya Gulf berpikir Mew mengambil cuti karena dirinya. Mew dari  kemarin bilang dia ada kerjaan di Kyoto, dan sekarang pria itu malah menyusulnya di Osaka. Apakah Mew tertarik padanya?
Gulf menggeleng-gelengkan kepalanya. Berusaha mengenyahkan pikiran tersebut, karena ia pikir Mew sepertinya memiliki seorang kekasih. Dan wanita di restoran kemarin yang dia lihat mungkin saja kekasih Mew.
"Itu tidak sepenuhnya salah. Tapi sebenarnya aku mengambil cuti karena besok temanku akan menikah."
"Jadi besok kita tidak bisa jalan-jalan lagi?" Wajah Gulf berubah sedikit sendu. Padahal sisa waktunya tidak banyak lagi.
Mendengar itu Mew malah tersenyum. "Aku baru mau menawarimu menjadi pasanganku. Maksudnya, aku tidak memiliki pasangan untuk dibawa dipernikahan besok."
Gulf sedikit terkejut. Ia menatap Mew tanpa berkedip. "Cewek yang direstoran kemarin itu bukan kekasih phi?" Tanyanya.
"Restoran?"
Gulf mengangguk. "Restoran sushi. Phi Mew bersama wanita kemarin. Dan aku pikir itu kekasih phi, soalnya kalian berdua terlihat sangat cocok." Jelas Gulf.
"Ah, dia adalah temanku yang akan menikah."
Teman. Berarti Mew single sama seperti Gulf. Tanpa sadar Gulf menyunggingkan senyuman dibibirnya.
"Kamu cemburu?" Mew menaikan satu alisnya. Gantian dia yang menggoda Gulf.
Gulf tersedak air liurnya. Ucapan Mew tidak sepenuhnya salah. Dia juga tertarik dengan pria tampan itu.
Gulf meninggalkan Mew. Memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Mew. Dia tidak cemburu, hanya merasa tidak senang saat melihat Mew bersama wanita lain.
"Kau benar-benar cemburu?" Teriak Mew sembari mengejar Gulf.

***

Mereka memutuskan untuk makan di restoran ramen dekat sana. Gulf meminta Mew untuk memesan kan ramen paling pedas karena Gulf penggemar makanan pedas. Sementara Mew memesan beef ramen.
Gulf baru mengetahui Mew tidak bisa makan makanan pedas. Dia seperti anak kecil, dan dia juga tidak suka sayuran.
Mew mengaduk ramennya sementara Gulf kembali menambahkan bubuk cabe. Rasanya makanan pedas di Jepang sangat berbeda dengan kota kelahirannya Thailand.
"Kau benar-benar suka makanan pedas?" Mew bergindik ngeri. Kuah ramen Gulf sudah berubah warna menjadi merah pekat.
Gulf menyeruput kuah ramennya dan tersenyum puas. "Ini sangat segar, phi. Apakah kau mau mencobanya?"
Mew memilih menggelengkan kepalanya. Gulf kembali memakan ramennya. Cukup pedas, dan panas membuat bibir Gulf memerah sempurna akibat kuah ramen racikannya.
Mew mengambil selembar tissu dan mengelap keringat Gulf. "Kamu benar-benar kepanasan. Aku sampai takut perutmu akan sakit." Ujar Mew.
Gulf mengiyakan ajakan Mew untuk menjadi pasangannya diacara pernikahan nanti. Kapan lagi Gulf melihat melihat pernikahan orang Jepang secara langsung.
Gulf mengangkat wajahnya dan membiarkan Mew mengelap keringatnya. Mew terkekeh geli dan mencubit hidung mancung Gulf.
"Hidungmu sangat merah."
"Itu karena phi mencubitnya" Gulf mengusap hidungnya.
"Aku mencubitnya sangat lembut." Mew mengelak. "Kamu punya tuksedo?"
Gulf menggelengkan kepalanya. "Phi Mew tidak malu membawaku dipesta pernikahan sahabatmu?" Tanya Gulf penasaran. 
Mew menyeruput ramennya. "Malu kenapa?"
"Aku pria, masa phi Mew tidak memiliki teman wanita satupun. Sangat aneh melihat pria dan pria berjalan bersama"
Benar, jika di Thailand pasangan pria dan pria cukup sering Gulf temui. Namun berbeda halnya dengan negara Sakura, Jepang.
Sepertinya Mew terlihat tersinggung dengan ucapannya. Gulf refleks memegang lengan Mew. "Phi, bukan begitu maksudku. Aku sama sekali tidak mempermasalahkan phi mengajakku ke sana."
"Gulf, aku mengajakmu karena ingin kamu melihat proses adat pernihakan di Jepang. Tidak ada maksud lain." Jawab Mew sedikit lebih tenang.
Benar juga. Mew hanya ingin melihat Gulf menyaksikan acara pernikahan di Jepang. Dia tidak ada maksud lain.

***

Gulf menaiki elevator. Namun liftnya berhenti dilantai 2. Pintu terbuka dan menampakkan Win dengan sekantong belanjaannya. Dibelakangnya terdapat pria yang begitu tidak asing bagi Gulf.
"Hei, Gulf" Sapa Win. Pria itu berdiri dibelakang Win.
Gulf ingat Gun sangat suka mendengar lagu pria itu. Dan hampir setiap hari Gulf harus mendengar Gun memutar lagunya.
Sedikit tidak percaya bahwa Win mengenal Bright. Penyanyi sekaligus aktor yang sedang digandrungi di Thailand. Bright memiliki wajah tampan dan suara yang indah. Pria itu bahkan memiliki fans yang cukup banyak dan mungkin bukan cuman hanya di Thailand saja.
"Kau kenal dia kan?" Win menunjuk pria disampingnya.
Gulf menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Sangat keterlaluan jika dia tidak mengenal Bright.
"Bright" ujar Bright. Wajahnya tertutupi masker namun Gulf masih bisa mengenalinya.
"Gulf Kanawut"
Lift berhenti dilantai 6. "Gulf, kamu tinggal sendirian?" Tanya Win sebelum Gulf keluar dari lift.
"Aku liburan sendirian, Win." Jawab Gulf.
"Aku boleh minta tolong? Kamu jangan bilang-bilang Bright ada di Jepang"
"Tenang saja, aku akan merahasiakannya." Gulf tersenyum setelah itu keluar dari lift dan meninggalkan Brigh dan Win.
Padahal Gulf ingin memberitahu Gun kalau dia bertemu dengan Bright Vachirawit. Namun dia sudah berjanji dengan Win.
Dalam hati Gulf bertanya-tanya. Sebenarnya apa hubungan Win dan Bright. Apakah mereka pacaran, teman, sahabat, sepupu, atau saudara tiri. Apalagi Bright diberitakan sedang vakum karena masalah gangguan kecemasannya.
Gulf membuka pintu kamarnya dan segera membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Menaruh ponselnya disamping meja nakas kemudian memutuskan untuk berendam di bathtub sebelum tidur.
Win, Mew, dan Bright. Ketiga nama itu terngiang-ngiang dikepalanya. Mew memintanya menjadi pasangannya diacara pernikahan temannya. Win dan Bright jalan bersama.
Gulf pikir liburan kali ini terasa sedikit menantang dari liburan-liburan sebelumnya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Happy reading, don't forget to vote and coment. Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya. 😚

The First WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang