Bab 1

681 65 0
                                    

Osaka. Gulf merentangkan tangannya. Menikmati pemandangan di balkon kamar hotelnya, sembari menghirup udara di Osaka yang terasa sangat segar. Sangat berbeda saat Gulf berada di Thailand, dimana setiap hari Gulf disuguhkan udara kotor bercampur debu dan asap rokok.
Gulf ingin beristirahat sebentar sebelum memulai perjalanannya menyusuri kuliner yang terkenal disana.
Ngomong-ngomong tentang Mew, sebelum Gulf naik ke keretanya. Mew sempat meminta nomor hpnya. Katanya lusa Mew akan mengunjungi Kyoto, dan ternyata letaknya tidak terlalu jauh dari Osaka. Mew berjanji mengajak Gulf untuk jalan-jalan sekaligus wisata kuliner. Kapan lagi Gulf mendapatkan tour guide gratis dan ganteng pula seperti Mew.
Gulf turun untuk mengambil breakfast-nya Gulf sendiri menginap di Hilton Osaka. 1 kamarnya perhari menghabiskan 1 bulan gajinya, namun untung saja kakeknya bersedia membayar hotel dimana Gulf menginap.
Keluarga Gulf memiliki lahan pertanian. Kakeknya petani sayuran dimana setiap hasil sayurannya dikirim langsung ke supermarket. Sementara ayahnya memiliki sawah cukup banyak. Mungkin jika Gulf tidak menjadi guru, ia pasti akan mengambil alih pekerjaan ayah dan kakeknya.
"Hello, i'm Win Metawin." Pria bergigi kelinci mendekati mejanya.
karena restoran sedang full dan tidak ada lagi meja yang kosong akhirnya Win meminta izin agar dia bisa duduk bersama Gulf. Kebetulan Gulf duduk dimeja untuk 4 orang, padahal dia hanya sendirian saja.
Gulf mengangguk mempersilahkan pria itu duduk. "Aku Gulf Kanawut. Kamu dari thailand kan?" Gulf memakan roti selai strawberrrnya sebagai makanan penutup.
Win sedikit terkejut. "Kamu kenal aku?" Tanya Win.
"Kenal, aku termasuk salah satu pengagum rahasiamu. Ayahmu seorang jaksa, dan kamu sering muncul ditelevisi untuk kegiatan sosial seperti di Afganistan, Suriah, dan beberapa negara konflik lainnya." Gulf menjelaskan.
Win menggaruk kepalanya. Dia terlihat sedikit malu dengan pujian Gulf. Win Metawin, anak dari jaksa yang cukup terkenal di Thailand. Ia sering masuk diberita karena aksi mulianya. Terakhir kali Gulf melihat berita Win sedang berada di Afganistan untuk menjadi guru disana.
Win mulai memakan sarapannya dengan tenang. Gulf sudah selesai sarapan. Ia tadi mengambil sup miso dan nasi putih. Tak lupa ikan makarel khas Jepang juga sudah dia cicipi.
"Aku deluan, Win" Gulf menepuk bahu Win pelan dan dibalas anggukan.

***

Jepang terkenal dengan sushi dan sashiminya. Meskipun Gulf bukan penggemar makanan mentah, namun jika berkunjung di Jepang, tidak afdol rasanya jika tidak mencoba makanan mentah tersebut.
Tadi pagi Gulf sempat ke Kuromom Ichiba Market, dia juga mencicipi jajanan disana seperti Takoyaki dan Yakitori.
Gulf masuk kedalam restoran sushi yang cukup terkenal disana. Cukup banyak orang yang ingin makan disana hingga Gulf harus mengantri sebentar.
Langkah Gulf terhenti saat melihat pria yang begitu familiar. Pria itu bersama wanita berambut sebahu. Apakah itu pacarnya? Atau adiknya? Namun pertanyaan-pertanyaan itu hanya bisa ia simpan dikepalanya lantaran pria itu sudah masuk kedalam restoran tersebut. Sepertinya ia mengantri lebih awal daripada Gulf.
Mew bilang dia akan mengunjungi Kyoto lusa nanti, namun kenapa ia malah terlihat di Osaka.
Memilih mengabaikan tentang Mew, Gulf memutuskan memesan 12 set yang dimana setiap makananya berbeda. Chef disana yang memilihkan makanan-makanan tersebut, dan sepertinya Gulf tidak terlalu beruntung karena mendapatkan terlalu banyak ikan mentah dipiringnya.
"Konnichiwa" Pelayan disana tersenyum dan meletakan makanan Gulf diatas meja.
"Arigatō gozaimasu"
Setelah pelayannya pergi Gulf memutuskan menikmati makananya. Tidak butuh 15 menit Gulf sudah menghabiskan seluruh hidangan diatas mejanya.
Dia sedikit menimang-nimang apakah dia harus menyapa Mew atau melewatinya begitu saja. Apalagi meja Mew berada didekat pintu keluar.
Gulf memutuskan untuk keluar tanpa menyapa Mew. Ia sedikit berjalan cepat agar Mew tak menyadari dirinya.
Setelah berhasil keluar akhirnya Gulf memuskan untuk memesan taksi dan menuju lokasi berikutnya.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The First WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang