Saat itu inka dan marco duduk di sebuah teras, setelah acara ulang tahun seorang anak, mereka menunggu upah pekerjaan mereka dalam acara tersebut, sambil mengipaskan tangannya ke wajah, marco bersabar menunggu. Ibu pemilik acara itu menemui inka dan marco, "dek, ini uangnya, terimakasih ya, anak saya suka sekali acaranya bisa semeriah ini karena kalian, sekali lagi terimakasih ya" kata ibu itu dengan penuh pujian.
Marco dan inka sampai di kontrakan inka, bersama mengemas kembali perlengkapan yang di pakai untuk kerja, disimpan dengan rapi. Saat itu Marco baru ingat tentang amplop upah mereka tadi, dia mengajak inka untuk membukanya.
Mereka terkejud melihat isi amplop tersebut, amplop itu memang tipis seakan uang itu sedikit, tapi yang tidak mereka ketahui adalah di dalam amplop itu berisikan nota pengambilan uang di bank, senilai tiga puluh juga rupiah, "mungkin ibunya lupa kalau amplop ini ada nota di dalamnya, bagaimana kalau kita kembali ke rumah ibu itu lagi?" ucap marco. Inka mengiyakan rencana marco, mereka berangkat mengunjungi rumah tempat mereka mengisi acara.
Sesampainya mereka di rumah ibu tersebut, ibu sang pemilik rumah terlihat bingung. Inka berkata kepada ibu tersebut "bu, ini ada nota bank yang terselip di amplop uang yang ibu beri ke kami", "iya bu, untung saja tidak terbuang tadi oleh saya" kata marco menyambung pembicaraan.
Ibu tersebut hanya tersenyum, dia menatap inka dan marco dengan penuh suka cita, "de.. itu bukan sebuah keteledoran, ibu sengaja memasukkannya, ibu ingin tau seberapa pentingnya orang lain dimata kalian, ibu sudah cukup tau". Inka dan marco masih kebingungan, "itu untuk kalian, terimalah".
Marco dan inka mendapatkan rejeki yang berlimpah dari semua jerih yang mereka lakukan. Dari usaha yang bereka tekuni sejak dua tahun yang lalu, mereka berdua berterima kasih kepada ibu tersebut karena memberikan hal yang mereka tidak perkirakan. Marco pun mengantar inka kembali ke kontrakannya, sesampainya mereka di kontrakan, marco pun berpamitan dengan inka, "ka, aku pulang dulu ya. Jaga diri baik-baik". Inka menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan marco, namun inka tidak sempat bertanya karena marco terburu-buru pulang.
Marco sebenarnya adalah pemuda yang menyakitan, tapi selama ini dia menutupi itu semua dari ibu dan adiknya, dia tak mau membebani mereka. Dini hari di kontrakannya, inka mencari peluang usaha yang sekarang trend untuk anak-anak muda, kemudian dia mencatat hal yang ingin dia jelaskan kepada marco.
Keesokan harinya marco berkunjung ke kontrakan inka, inka menjelaskan rencananya untuk mengelola uang yang mereka dapatkan, "co, bagaimana kalau kita buka usaha baru dari uang yang kita dapatkan ini?", "boleh, kamu mau usaha apa?" jawab marco. Inka mengatakan ia ingin membuka caffe kecil-kecilan, karena usaha mereka selama ini sudah cukup menguras tenaga, dia juga ingat bahwa marco pernah bekerja di coffe shop.
Setelah dua tahun dalam Usaha yang mereka rintis dari kecil, akhirnya mereka mampu memiliki coffe shop yang cukup bisa bersaing dengan cafe lainnya di kota itu.
Pada suatu ketika, Marco mendatangi ibunya yang sedang merajut di ruang tamu, dia duduk di lantai, melipat kakinya dan bersandar pada ibunya, "ada apa co, bilang saja langsung, kenapa?" jawab ibu sambil mengelus kepala marco, "bu, bapak dulu seperti apa orangnya saat pertama bertemu?" Kata marco bertanya.
Ibunya menjelaskan, betapa gigihnya mendiang ayahnya marco saat memperjuangkan ibunya marco sampai akhirnya mereka bisa menikah, "ayahmu orang yang dingin, tapi pedulinya tak bisa terbendung, selalu nampak dimata ibu, dia hanya seorang petani yang tak pernah bersekolah, ibu sangat bangga karena telah di berikan harta yang tak terkira nilainya, yaitu kamu, marco". Ibunya masih penasaran dengan sikap marco saat ini, kemudian dia kembali bertanya kepada marco "sebenarnya ada apa marco?".
"Bu, aku rasa aku jatuh cinta dengan seseorang yang aku bantu."
Perkataan marco itu membuat ibunya mengerti, tanpa harus bertanya lagi siapa yang marco cintai.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
A story of Cotton Candy
RomanceIni adalah cerita, tentang manisnya rasa yang di rajut dengan serpihan gula. Tentang cerita dua hati dari latar yang berbeda.