BAB 3

37 7 0
                                    

"sekarang giliranmu!" Frans menusuk Edward "Aku doakan kau bertemu Ibumu di neraka!" Frans meninggalkan Edward tanpa merasa bersalah. Tuhan apakah sekarang waktunya? batin Edward. Mata Edward mulai meredup dan kegelapan menjemputnya.

***

"MOM!!!" Teriak Edward menggelegar disuruh penjuru ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"MOM!!!" Teriak Edward menggelegar disuruh penjuru ruangan. Ia teringat kejadian tragis yang menimpanya. Fina yang mendengar suara teriakan segera masuk. "Hei, It's okay" ujar Fina lembut seraya berjalan menuju samping brangkar tempat tidur.

"Cantik" Edward menetap perempuan yang mendekat kearahnya. Sejenak Edward terpana melihat Afina. Wajahnya yang putih bersih, hidung yang mancung, alis yang tebal, rambut yang panjang melebihi bahu dan indah, dan jangan lupa mata yang masih sama, meneduhkan dan disisi lain menyimpan kesedihan. "Your Mine" batin Edward .

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kau tak apa?" tanya Fina

"Aku harus pergi dari sini" sadar dari keterpukauan Edward pada perempuan yang mendekat kearahnya, ia segara bangun dan tak lupa mencabut infus yang menempel ditangannya. Darah mulai keluar dari punggung tangan Edward yang membuat Fina panik "Kau mau kemana? Jangan terburu-buru perutmu baru saja dijahit atau kau ingin tanganmu juga dijahit?" ucap Fina ketus. Dan entah darimana datang perasaann khawatir, bukan apa-apa ,ia hanya ngilu melihat luka yang ia lihat tadi sebelum pria datar ini dibawa ke rumah sakit. "aku tak bisa disini aku harus secepatnya perg. Perkenalkan namaku Edward Maxwell. Senang bertemu denganmu, Fina" Fina terkejut pria ini mengetahui namanya .

"kau tau namaku?"

"Tentu kau penyelamatku" Edward tersenyum tipis, bahkan hampir tidak terlihat.

Fina salah tingkah melihat Edward tersenyum. Sangat tampan. Kalau kata anak zaman sekarang Bibit Unggul . "Aku harus pergi Fina. Aku yakin takdir akan mempertemukan kita lagi. Ini bukan saat yang tepat untuk kita bertemu" Edward bergegas pergi setelah mengganti pakaian. Fina hanya menatap Edward tergesa-gesa keluar kamar inap "Tunggu! " , sekali lagi Edward melihat Fina "Good bye and see you again". Fina hanya diam, ia layaknya patung "aneh" itu yang terlintas dalam pikiran Fina. Munculah Vano yang terburu-buru masuk ruang rawat inap karena ia ditinggal Afina.

DarknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang