~Happy reading~
Seorang gadis berjalan bolak-balik membawa nampan yang berisi pesanan pelanggan. Ya dia Afina Maharani seorang pelayanan sekaligus pemilik café . Di umurnya yang masih 18 tahun dia sudah mampu mengelola sebuah café dan sekarang café ini sudah sangat berkembang Afina bukan terlahir dari keluarga kaya hanya saja dia memiliki harta peninggalan berupa warisan yang diberikan kedua orang tuanya.
Kedua orang tua Afina meninggal 2 tahun yang lalu karna kecelakaan mobil. Sekarang , Afina hidup berdua dengan kakaknya. Ia dan kakaknya berusaha mengembangkan café yang sama-sama mereka rintis. "Na, istirahat dulu" kata Vano. Fina hanya tersenyum mendengar perkataan kakaknya itu.
"nanggung kak" kata Fina sambil tersenyum manis
"kamu sudah berkerja keras sedari tadi pulang kuliah"ucap Vano sambil mengelus surai adik tersayangnya" kamu pulang saja, sisanya biar Kakak yang urus. Lagipula ini sudah malam"
"tapi kak.."
"Tidak ada bantahan Fina" ucap Vano final dengan suara yang tegas
"Fine!"ucap Fina sambil cemberut berjalan dengan menghentakkan kakinya. Vano hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang menggemaskan. Walaupun Fina terlihat baik-baik saja, sebenernya dia menyimpan rasa sakit yang ia simpan rapat-rapat dibalik senyumannya.
"Kak Vano apaan sih, nyuruh-nyuruh pulang, café juga masih rame" itulah ucapan yang dari tadi diucapkan Fina setelah keluar dari café. Ia kesal pada kakaknya yang selalu seenak jidat menyuruh nyuruh Fina, padahal Fina baru membantu di café saat ia pulang kuliah. Fina berjalan dengan menggunakan hearphone yang mengalun musik Dusk Till Dawn-Zayn Malik. Ya Fina sangat menyukai Zayn Malik, walaupun sudah memiliki kekasih dan anak Fina masih menyukai Zayn Malik. jika belum menikah secara resmi masih ada peluangkan xixixi yang selalu diucapkan Fina setiap melihat pemberitaan Zayn Malik dan Gigi Hadid.
Di perjalanan Fina melewati taman yang indah. Pengunjung di Taman ini tidak terlalu banyak hanya beberapa sepasang kekasih dan beberapa keluarga yang sedang piknik sederhana. Fina melihat keluarga itu , ia teringat pada Ayah Ibunya yang sudah berpulang terlebih dahulu. Ayah Ibu aku rindu ucap lirih Fina dengan air mata yang sudah mengalir. Segera ia menghapus air matanya Ayah Ibu Bahagia ya disana Kakak sama Fina juga akan bahagia disini ucap Fina tersenyum menatap langit.
Fina melanjutkan perjalanannya menuju apartemennya." tolong" ucap seseorang . Fina mendengarnya , Fina mulai mencari kesana kemari sumber suaranya siapapun tolong aku .
Tada! Fina mendengarnya suaranya berasal dari dalam gang kecil itu. Segaralah Fina menuju ke gang kecil itu. Dan terkerjutlah ia melihat seorang laki-laki yang terkapar tak berdaya.
"hei kau tak apa? Gosh. Lihat lah darahmu banyak sekali" ucap Fina frustasi melihat darah
"tolong aku "ucapnya lirih dan tiba-tiba mata orang ini tertutup
"hei hei bangun. Jangan pingsan" Vina berusaha menepuk-menepuk pipi pria itu agar kesadaran pria tersebut kembali
'Aku harus bagaimana' Fina memutar otak dan yang terlintas hanya satu telfon kakaknya. Fina mengambil ponselnya dengan buru-buru.
TUT TUT
"Halo, kenapa dek? Kamu udah sampe rumah kan?" tanya Vano
"Kak tolongin Fina" ucap Fina setengah teriak karena ia harus menepuk nepuk pipi pria ini agar kesadarannya pulih.
"Kamu kenapa? Oke-oke kakak akan kesana dan kirim lokasi kamu dimana" Vano bergegas keluar cafe menuju mobilnya
"iya kak cepetan"Fina langsung mematikan sambungan telponnya dan mengirim lokasinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceAfina Maharani, seorang yang ceria namun sebenarnya memiliki banyak luka, setelah orang tua nya meninggal ia dan kakaknya harus hidup sendiri . Edward Frans Maxwell , seorang billionare termuda yang dingin,arogan, tempramen dan memilki sejuta masala...