"Kamu gak papa" Ujar Vina dengan tangan yang bergetar. 'Bodoh Vina dia pingsan bisa-bisanya kau bilang tidak apa-apa'. Vina hanya bisa memangku kepalanya, wajah yang ia tak ia kenali sama sekali. Vina menebak dari wajahnya ia dari golongan orang berada terlihat dari pakaiannya yang pastinya harganya setara dengan sewa apartemennya yang ada ia tempati dan juga wajahnya tergolong orang Eropa.
"Vina kamu gak papapa? Ada yang sakit? Kenapa membuat kakak jantungan kayak gini sih? Ini siapa? Kenapa dia Vina? Kau apakan dia? Oh tidak apa jangan-jangan..." tanya Vano tanpa henti seperti gerbong kereta.
"Stop Kak! Aku menemukan dia disini sudah seperti ini" ujar Vina sedikit kesal pada kakaknya ini selalu seperti ini. Vina melepas tangan kakaknya dipipinya. " Kak ayo bawa dia kerumah sakit". Vano membantu Vina membawa pria ini.
Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Kariadi , Semarang.
Vina dan Vano membawa pria tersebut ke UGD. Vina mondar-mandir dengan menggiti jarinya.
"Vin, duduk udah kayak setrika aja mondar-mandir" ujar Vano sebal "pusing kakak lihat kamu " Vina hanya memutar bola matanya mendengar omongan kakaknya ini. Vina juga bingung kenapa ia harus khawatir ' ishh kan gak kenal, kenapa aku kayak gini sih, aneh banget' ucap Vina dalam hati. Ia merituki dirinya sendiri.
Cleck
"apakah dia gak papapa dok?" tanya Vina pada dokter yang keluar dari ruangan pemeriksaan. "Anda siapanya pasien?"
" saya temannya dok, keadaannya apakah parah?" tanya Vina
"Teman Anda tidak kenapa-kenapa hanya saja luka tembak yang ia dapat hampir saja menembus lambungnya. Pastikan ia tidak banyak bergerak terlebih dahulu. Saya permisi dahulu" ucap Dokter itu dan belalu meninggalkan mereka. "Vin, menurutmu dia siapa? Tak mungkin dia orang biasa." tanya Vano. "Entah kak, saat dia sadar kita harus tanya dia" ujar Vina melihat seseorang yang terbaring lemah pada kaca pintu didepan orang perawatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness
RomanceAfina Maharani, seorang yang ceria namun sebenarnya memiliki banyak luka, setelah orang tua nya meninggal ia dan kakaknya harus hidup sendiri . Edward Frans Maxwell , seorang billionare termuda yang dingin,arogan, tempramen dan memilki sejuta masala...