Sesuai dengan janji yang harus ditepati Mingyu. Maka ia berangkat dari rumah pukul 10 bersama Minhee yang sudah berceloteh riang kesana kemari perihal kebun binatang.
"Ucle, kita ke kebun binatang berdua?" Tanya anak kecil itu polos sambil memainkan mobil mobilan di jok belakang.
"Eumm, kamu tau Jihan?"
"Iya kemarin waktu itu yang Minhee temenin main"
"Nah iya kita ke kebun binatang sama Jihan" anggukan itu Mingyu beri walau Minhee tak begitu memperhatikan.
"Wahh—" takjub Minhee.
"Jadi kita jemput Jihan di rumahnya dulu. Jangan lupa beri salam ya nanti"
"Ayay captain, pulangnya makan donkatsu" tagih Minhee atas perjanjian sebelum berangkat tadi.
"Iya"
—
"Minhee-yaa ayo beri salam"
"Selamat pagi Aunty dan Jihan" sopan Minhee depan Jihan dan Namjoo yang sudah masuk ke dalam mobil.
"Halo Minhee" sapa Jihan cerah sekali.
"Bunga mataharinya bagus" Mingyu nyeletuk sambil menjalankan mobil bersiap ke kebun binatang.
"Katanya Eomma ini bunganya cantik, terus kayak Jihan" jelas Jihan dengan menunjuk nunjuk bando bunga matahari di atas kepalanya.
"Kok kayak Jihan?" Ini malah Minhee yang bertanya.
"Selalu ceria biar semangat terus" kata Jihan lagi menjelaskan dengan semangat ber api api.
"Uncle— Minhee mau satu"
"Iya nanti kita cari" balas Mingyu.
"Eomma punya banyak di rumah. Kamu mau satu. Nanti Jihan bawa ke sekolah"
"Bolehkah?" Tanya Minhee dengan mata berkaca kaca.
"Tentu saja" ancungan jempol yang Jihan beri membuat dua bocah itu bercengkrama tanpa henti.
"Maaf Merepotkan" kata Namjoo sekarang yang membuka percakapan.
"Gak papa Senior, lagian ini juga hari libur" elak Mingyu.
"Eumm Mingyu"
"Ya—" Mingyu sempat menoleh saat namanya di panggil Namjoo kebetulan juga mereka sedang berhenti di lampu merah.
"Jihan mau ngajak kamu sama Minhee makan malam di rumah— hari ini gak papa kok— bukan— soalnya kan Minhee katanya mau makan donkatsu seperti kamu bilang— eumm itu. Kalau Minggu depan bagaimana?"
Mingyu diam. Namjoo ngomong sangat lambat sekali. Jadi sempat lampu Hijau lagi.
Sambil memperhatikan jalan Mingyu menjawab pertanyaan barusan sambil tersenyum "boleh Senior"
"Ini— um— dalam rangka membantu saya— iya— begitu"
"Iya senior saya paham" senyum Mingyu merekah. Dah Sepertinya bisa dilihat Namjoo lega dengan mengelus dada disebelahnya.
—
Sesampainya dikebun binatang yang lumayan ramai itu karena akhir pekan apalagi ini Kebun binatang di campur sama permainan. Jadi sangat luas sekali arenanya. Jadi mengantisipasi hal buruk Mingyu berjongkok didepan Jihan dan Minhee sekarang.
"Jihan—aa Minhee—yaa jangan lari lari ya, ini ramai. Pegang tangan Uncle atau Eomma terus ya. Nanti kalau pinter kita beli ice cream"
Jihan mengangguk patuh, diiringi Minhee yang enggan tapi mengangguk Juga pasalnya anak laki laki itu sudah ambil ancang ancang ingin main lari larian.
"Yaudah yuk" kata Namjoo mengajak Jihan dan Minhee menuntun kedua anak kecil itu berjalan melihat lihat. Mingyu sendiri sibuk melihati dibelakang. Sambil berpikir demikian.
"Sepertinya diriku ingin melihat pemandangan ini lebih lama lagi"
"Uncle ayokk, jangan ngelamun" Teriak Minhee membuyarkan lamuman Mingyu tadi dan akhirnya pergi menyusul.
Sekarang mereka ber 4 sedang melihat bagian Hewan yang lucu lucu. Seperti kelinci. Jihan sendiri berani pegang dan Tapi Minhee ketakutan sembunyi dibelakang Namjoo.
"Hahaha gak papa sini— kelincinya gak gigit" kata Mingyu yang duduk disamping Jihan menjaga kelinci yang di elus Jihan agar tidak kemana mana.
"Gak mau— giginya tajem" kata Minhee membela diri mengatakan mengapa ia takut kelinci.
"Nggak kok, tuh" tunjuk Jihan pada sang hewan yang sedang mengunyah wortel.
"Minhee—ya sini sama Aunty" akhirnya Minhee mau dipangku sama Namjoo buat megang kelinci dan Jihan yang tertawa menyadarkan Minhee seketika itu juga.
"Aaa— Jihan mirip kelinci" kata Minhee nyaring.
"Itu kan" kata Minhee lagi melanjutkan diselingi tawa Jihan yang makin jadi dan Namjoo Mingyu ikut tertawa bersama.
Selesai berkeliling dan capek. Akhirnya memutuskan istirahat sebentar. Sesuai janji Mingyu membelikan anak anak ice cream.
Jihan Vanilla dan Minhee coklat kesukaannya.
"Senior mau juga?" Mingyu menawarkan Namjoo karena kebetulan ia memang beli 2 lagi. Karena cuaca emang panas banget siang ini.
"Boleh"
Namjoo mengambil ice cream strawberry.
Berselang lama. Jihan dan Minhee yang sudah selesai makan Ice Cream dengan cepat dibolehkan main sebentar di taman bunga yang ada. Sambil dalam pengawasan Mingyu dan Namjoo.
"Senior itu umm— anuu" Mingyu gugup menunjuk sisi bagian kanan atas bibir Namjoo yang ada sisa Ice cream.
"Ya?" Tanya Namjoo yang kurang paham.
"Itu— disitu" tangan Mingyu maju sedikit menyentuh ice cream yang tertempel di bibir atas Namjoo sambil menggumam maaf "maaf senior ini ada ice cream—"
"Oh ya—"
"Akk—" teriakan Jihan membuat Mingyu Namjoo beralih dari menatap satu sama lain ke ujung taman yang lain.
"Unclee— Aunty— Jihan jatuh!" Teriak Minhee membuat Mingyu dan Namjoo datang mengahampiri.
Dengan cepat. Jihan yang matanya memerah siap nangis. Sambil berkata disela sela sesenggukannya.
"Huhu— tadi— ada hu— kupu kupu eomma— Minhee bilang huhuhu— jangan— tapi jihan mau sentuh" gadis itu terus mengaduh sambil terus menitikkan air mata kini di gendongan Mingyu. Minhee digandeng Namjoo akhirnya.
"Kita makan aja ya?" Tanya Mingyu disela sela berjalan ke parkiran mobil hendak pulang.
"Iyah" kata Jihan akhirnya sudah mulai tenang.
Pengabadian Momen lucu Jihan dan Namjoo saat ini membuat Mingyu terenyuh. Ada sebuah rasa yang takbisa di definisikan bagaimana rasa sayang seorang ibu ke anaknya. Dan Mingyu menyadari hal itu sekarang. Bahwa Namjoo jauh lebih sempurna dari yang bisa ia kira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Secret
FanfictionKarena Mingyu Denial dengan perasaan kagumnya maka tuhan menunjukkan sebuah cara. Dalam Persepektif yang berbeda. Mingyu svt Namjoo Apink Jihan Weeekly