13. Weird

208 87 470
                                    

hai haii💜🤍

jadi voter keberapa nih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jadi voter keberapa nih?

kemaren si vi minta hak apa hayo🌚🤸🏻‍♂️

shshs ok sblm baca mari spill emot nackal qta🌚🌚🌚

Happy reading all-!!

***

"Vin... apa aku boleh meminta hakku sekarang?"

Meneguk ludah samar dengan mata yang tadi lemas untuk terbuka dan kini tersibak lebar sukses mengumpulkan seluruh kesadaran Levina. Mengerjapkan kedua kelopaknya beberapa kali, Levina benar-benar tak mampu tuk menghirup pasokan oksigen yang ada di ruangan ini.

Vi mendekatkan wajahnya sebelum kedua rapatan ranum itu mengecup sekilas kedua bongkahan merah muda Levina dengan lembut. Menatap dengan sorot mata sayu, Vi menunjukkan bahwa detik ini dirinya sedang mati-matian melawan hasrat nafsunya. "Vin..." kepala Vi beralih bersembunyi di ceruk leher Levina, menghirupnya dengan merasakan sesuatu yang ia tahan dari dalam dirinya.

Levina memejamkan mata dengan menggigit bibir bawahnya, membiarkan helaian rambut Vi yang menggelitik area lehernya. Berusaha melontarkan sepatah kalimat, namun Levina benar-benar tak mampu.

Terlebih saat dirinya merasakan sesuatu yang lembab, menyesap lapisan kulitnya dengan lembut. Jika seperti ini terus-terusan, yang ada Levina bisa gila karena dirinya berusaha untuk tidak meloloskan suara lenguhan dari kedua birainya.

"Vin.. boleh yaaa."

Sialan.

Kalau begini, Levina harus apa?

Selugu-lugunya Levina, tentu ia pahan mengenai hal ini. Semua orang yang menikah pasti akan melakukannya. Levina tahu juga bahwa suatu saat dirinya akan melakukan hal 'tersebut'. "O-oppa--ssh" desisan kecil terdengar dari kedua bibirnya tatkala Vi mulai memberikan tanda di sekitar lehernya.

Umpatan terus beradu di dalam batin Levina saat Vi mulai nyaris membuai dirinya. Tak bisa ditahan, sebelah tangan Levina meraih surai tebal Vi, menjambaknya pelan sebagai pelampiasan sensasi di tubuhnya akibat pergerakan jemari Vi di punggungnya.

Namun pada akhirnya, saat aksi Vi terus berlanjut terlebih saat tangan Vi mulai bergerak masuk dari lapisan yang menutupi tubuhnya, tangan Levina perlahan bergerak menahan pergerakan Vi. Levina meraup oksigen banyak-banyak, berusaha menetralkan gejolak di hatinya. Pria bersurai hitam itu memaku sesaat dan menatap Levina dengan seraut muka yang bertanya-tanya.

˗ˏˋ 𝐄𝐍𝐈𝐆𝐌𝐀 'ˎ˗ [DISCONTINUE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang