Pengakuan

489 31 0
                                    


Setelah berjalan sekitar belasan menit, akhirnya mereka sampai di perahu luffy, perahu kecil yang hanya muat untuk lima orang, serta layar kecil di tengahnya. Dan ada juga sepasang dayung. Lalu luffy membentangkan layar, dan akhirnya perahu kecil itu melesat dengan pelan.

Melihat semuanya tampak seperti yang ia inginkan, luffy pergi ke pinggir untuk duduk, tentu saja dengan robin yang masih merangkulnya. Hening sesaat dan waktu perlahan bergulir. Memecah kesunyian, luffy akhirnya berbicara.

"Robin kau tahu, tiba-tiba aku merasa baik. Dengan kau merangkulku, dengan kau di samping ku, melihat wajahmu, walaupun kau sekarang memakai topeng dan mencium aromahmu.  ,rasanya seperti jantungku berdebar- debar. Aku tak pernah sebahagia ini selain menghabiskan waktuku dengan saudara-saudara ku, dengan kakek juga, dan makino yang merawatku waktu kecil.

"Aku tidak tahu apakah ini perasaan yang sama kurasakan dengan mu. Tapi jujur aku ingin lebih mengenalmu. Dan aku tahu kau tak percaya padaku atas apa yang kau alami , tapi aku ingin tahu apa kau merasakan hal yang sama? Tanya luffy pelan, dengan wajah lurus. Padahal di dalam hati ia sedang gugup.

Mendengar ini  robin hanya diam, tidak menyadari pistol yang di arahkan ke luffy telah jatuh. Awalnya ia hanya gugup, malu dan tentu saja benci dengan dirinya sendiri. Mengapa ia tidak bisa menjadi seperti gadis lain, ia juga ingin punya teman, ia juga ingin jatuh cinta, ia juga ingin merasakan hal yang sama pada gadis normal rasakan.

Hanya saja ia telah lama hidup dalam pelarian, berpindah-pindah, mengikuti orang lain untuk perlindungan. Hanya saja apa yang ia rasakan pada luffy terasa baru baginya. Mungkin ia pernah, hanya saja itu sudah bertahun-tahun lamanya. Dan dengan pria ini ia tidak dapat mersakan niat buruk. Juga ia tidak pernah merasa seperi ini. Tanpa sadar matanya telah berkaca-kaca . Jika saja ia tak memakai topeng, kita bisa melihat ekspresi syukur di matanya.

"Mengapa" robin bertanya dengan suara terisak, hampir seperti gumaman jika mereka tidat terlalu dekat.

Mendengar suara robin, ia tahu bahwa ia akan menangis. Memberanikan diri, luffy membuka topengnya dan memang benar ia terisak. Mengambil tangannya ia menggenggamnya dengan erat lalu mengelusnya dengan cinta.

Setelah itu ,Luffy tersenyum kaku. "Aiyo...tak baik gadis cantik bersedih,,apa aku mengatakan sesuatu yang salah" kata luffy yang berusaha untuk tidak gugup

"Mengapa kau menolongku" kata robin, menghiraukan apa yang luffy lakukan.

"Ehh,,,kau tahu! Kau bukan orang yang  pertama yang aku tolong. Jujur !aku bukan orang suci yang berkeliling untuk menghapus semua masalah dan menjadi pahlawan. Tapi ,aku akan melakukannya jika masalah tersebut ada di depan mataku. Setidaknya aku sudah berusaha, yah walaupun itu tidak menghapus setiap masalah atau kejahatan di dunia". Kata luffy dengan acuh, seakan-akan ia hanya berkata tentang masalah kapan orang makan.

"Dan bagaimana jika orang tersebut adalah musuh dunia" kata robin menatap ke mata luffy, menunggu jawaban yang ia akan dengar.

Mengankat bahu ,luffy berkata" kalau begitu, aku hanya akan menjadi lebih kuat. Lebih kuat untuk melindungi keluargaku, teman-temanku, orang-orang terdekatku. Karena jujur aku tak mau kehilangan lagi. Dan kau nico robin, aku tak tahu kenapa angkatan laut memberikan anak delapan tahun dengan nilai buronan 79 juta beri dengan alasan menghancurkan 8 kapal perang. Apa itu masuk akal.

" kau bisa membodohi orang lain, tapi aku setidaknya masih bisa berpikir dengan akal sehat, mungkin pengguna logia terkuat bisa melakukannya, itu pun kalau kau logia, dan yang tidak masuk akal kau masih berumur 8 tahun, bukankah banyak energi untuk melakukannya dan untuk anak 8 tahun tak mungkin kau sekuat itu mendesah aku tidak tahu apa yang kau lakukan sehingga dunia pun membenci mu, tapi kau adalah salah satu orang yang pantas untuk aku lindungi" kata luffy dengan senyum kecil, yang melihat ke robin.

Spasial Ring for the Pirate KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang