he first love & envy noona

12K 1.2K 593
                                    

"Jam berapa sekarang?" Tanya Lisa seraya mendudukkan diri didalam mobil mewah yang harganya tidak diketahui kisaran berapa, mungkin ratusan won.

"Jam empat, Nona" Sahut Namjoon yang kali ini mendapat kesempatan untuk menjadi sopir Lisa. Biasanya, Lisa lebih sering dengan sopir yang lain : Mark, contohnya.

Lisa menggembungkan pipi, menatap layar ponselnya dan benar, memang pukul empat lewat beberapa menit. "Kapan Hanyoung School bubar? Aku ingin ke sana untuk menjemput seseorang."

"Sekitar pukul lima, jika ada jadwal tambahan biasanya sampai pukul tujuh malam. Nona ingin saya antar ke sana? Kita akan sampai dalam waktu 45 menit"

"Hm" Lisa berdehem, memasukan ponselnya ke dalam tas saat merasa muak dengan notifikasi mengesalkan. "Ya, antarkan aku. Pasang sekatnya, aku muak liat wajahmu melulu"

Namjoon mengangguk samar, menekan tombol yang membuat sekat langsung menutup dan Lisa tidak terlihat lagi. Namjoon sangat menghormati Lisa, bagi Namjoon-Lisa adalah Nona terbaik yang pernah ia layani, Namjoon diberi jabatan sesuai dengan otaknya dan ini kali pertama Namjoon kembali ke Korea berkat telepon Lisa tempo hari, sedikit informasi ; selama ini Namjoon mengurus cabang perusahaan besar berlabel Manoban di kawasan California, Amerika Serikat.

Lupakan soal Namjoon, kembali lagi pada Lisa yang mendadak termenung sendiri. Wanita itu menurunkan sedikit kaca jendela mobilnya lalu mengintip keluar. "Apa aku berlebihan ya?" Jemarinya merogoh tas, mengeluarkan sebuah kartu nama edisi terbatas yang dicetak hanya untuknya.

"Mrs. Golden.." Gumamnya lalu terkekeh geli. "Sebutan yang indah, aku datang ke Hanyoung dan bilang kalau aku suruhan Mrs. Golden, dan mereka percaya? Mengerikan" lalu tawanya pecah sedikit.

"Dia sangat manis" Kali ini Lisa mengambil sebuah foto dari dalam tasnya, ia senyum-senyum sendiri. "Aku mencabut ini dari salah satu buku tahunan, dia terlihat suka bersekolah disana. Ah, lagi-lagi aku bersikap mesum dengan menatap fotonya terus."

Lisa tidak bisa berhenti menatap foto kecil ditangannya, Jungkook sangat lucu saat pertama kali masuk di Hanyoung. Lisa menggenggamnya erat sebelum memasukkannya ke balik case ponselnya supaya tidak diketahui oleh siapapun, maklum..guna konsumsi diri sendiri.

Ting!

Ting!

Ting!

Rentetan bunyi pesan notifikasi masuk secara beruntun, perhatian Lisa tercuri untuk memeriksa ponselnya karena berharap ada diskon untuk belanja sepatu diakhir pekan besok. Tetapi saat mengecek dan bukan notifikasi diskon yang tertera, Lisa meradang. Wanita itu menggeram kesal lalu melempar ponselnya ke belakang, jatuh ke jok belakang.

Lisa kesal tanpa alasan, ia paling tidak suka jika diingatkan soal pekerjaan. Lisa berdecak lalu berdecih seraya mengomel pula, "Aishh! menjijikan sekali, bisakah KT Group ini berhenti memaksa kerjasama denganku? Mengesalkan!"

🌷🌷

"Jeon Jungkook, benar?"

Pemuda Jeon itu berhenti dilangkahnya saat seorang gadis memberikan senyum manis untuknya. Jungkook mengernyitkan dahi, memicingkan mata saat gadis dihadapannya bukannya mempersilakan justru malah menghalangi langkahnya.

"Aku mau pulang, permisi." Ujar Jungkook dingin, baru mau melengos tapi lengannya ditahan.

"Kau lupa padaku?" Irene mengerucutkan bibir lalu tersenyum manis, sangat cantik. "Aku Irene,Bae Irene. Teman masa kecilmu, aku baru kembali ke Korea..aku tidak tau kalau kita akan bertemu lagi"

Alis Jungkook tertaut, pemuda itu merasa tak asing dengan nama yang disebutkan baru saja. Jungkook menggali memori lamanya, sangat lama saat usianya sekitar 7 atau 8 tahun. Tak lama, Jungkook ber-oh-ria. "Irene si anak perempuan cutton candy?"

Play Date With NoonaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang