『4』 Terbelit Asa

638 91 13
                                    

~~~

By: -e

~~~

Cw / / ⚠️ 2k+ words


🐷🐰♥️🐶

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~




Mimpinya datang lagi. Baju tidur berbahan satin itu ia loloskan dari tubuhnya, untuk kemudian menuju kamar mandi dan segera membersihkan diri. Harapannya masih sama ketika air jatuh, memijat, dan membasahi tubuh. Semoga mimpi tak menghantuinya, setidaknya hingga ia kembali pulang kerumah. Dipilihnya kemeja berwarna nila dan celana berbahan katun putih untuk ia pakai ditubuhnya yang ramping. Iya, ramping. Begitulah seseorang dalam mimpinya berkata.

Dalam mimpinya ia tak perlu bekerja untuk menghidupi diri, bahkan ia tak pernah merasakan lapar ataupun haus. Semua terjadi begitu saja. Tak jelas maksudnya apa, yang pasti tubuhnya selalu kelelahan setelah tertidur. Mimpinya menyambung seolah kehidupannya yang lain.

Seungmin sempat menulisnya dalam buku harian sedetail mungkin apa yang ia alami ketika mimpi kurang lebih selama seminggu. Setelah lewat, ia mulai terbiasa dan tidak lagi menganggapnya aneh.

Satu hal lagi yang pasti, satu-satunya orang yang menemaninya dalam kehidupan mimpi hanyalah lelaki dengan senyum manis dan sedikit berotot.

Hans. Begitulah Seungmin memanggilnya. Ia sendiri yang membuat panggilan tersebut.

Setidaknya Hanslah yang menemani Seungmin dalam setiap mimpinya. Hampir satu tahun, dan pakaian yang lelaki itu gunakan selalu sama. Topi oren, dan kaus hitam.

Belakangan ini ia selalu berharap agar mimpi tak menghantuinya, karena tak ada lagi hal yang ia tunggu ketika mimpi datang. Tak ada lagi orang yang menyambutnya di dalam mimpi. Tak ada orang yang menyuruhnya untuk segera terbagun dengan senyuman dan memulai hari.

Iya, tak ada lagi sejak dua bulan yang lalu.

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~


"Kayanya gue udah gak bisa nemenin lo lagi deh, mong," panggilan khasnya kepada Seungmin ia lontarkan sejak pertama mereka bertemu di mimpi. Hans pikir tingkahnya persis seperti seekor anjing yang menggemaskan, juga mengingat dalam mimpi ini entah mengapa Seungmin selalu kaku ketika hendak melontarkan nama aslinya. Sehingga Hans pikir "Mong" adalah panggilan yang sangat tepat.

"Jangan ngomong sembarangan. Lagian emangnya lo bisa pergi?"

"Bisa, tapi berarti kita gak bakal bisa ketemu lo lagi"

"Hah?"

"Gue sama kaya lo, Mong," Hans tak berani memandang Seungmin langsung di netranya. Ia memilih memejamkan mata, bahkan pemandangan laut biru nan indah kini tak menarik lagi.

THAT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang