⁴𝗦𝗽𝗲𝗰𝗶𝗮𝗹 𝗰𝗵𝗮𝗽𝘁𝗲𝗿 : Sakit

556 55 0
                                    


~~~

By: cottonscloud

~~~


cw// fluff, might contain some typos, non proof reading.


🐷🐰♥️🐶


~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~


Seungmin berjalan bolak-balik di ruang tamu dengan perasaan gusar. Entah kenapa, sejak matahari tenggelam beberapa jam yang lalu, ada satu perasaan tidak tenang merayap dalam benaknya. Ponsel dalam genggaman sesekali dipandangi namun nihil, tak ada tanda-tanda notifikasi pesan maupun telpon yang masuk. Wajah manis dengan gurat cemas diusap kasar.

“Aku kenapa, sih?” gumamnya pada diri sendiri.

Satu getaran dan bunyi ting pertanda pesan masuk mengalihkan atensi pemuda Kim, bergegas tangannya menyalakan layar hitam ponsel itu guna mengetahui siapakah gerangan pengirim pesan tersebut.

Mongi bisa ke studio? Kak Changbin pingsan gara-gara kelelahan, sekarang  dia manggil lo terus.’

Adalah bubble pesan dari rekan kerja Changbin sekaligus sahabat Seungmin yang bernama Jisung. Seungmin membulatkan matanya, terkejut bukan main tatkala mengetahui kondisi sang kekasih di seberang sana. Terburu dan gemetar tangannya mengetikkan balasan singkat untuk Jisung.

Gue ke sana.’

Sedetik kemudian, Kim Seungmin melajukan motor merah kesayangannya menuju studio—yang sekaligus merupakan flat tempat Changbin dan kedua temannya tinggal.

~𝒯𝒽𝒶𝓉'𝓈 𝑜𝓀𝒶𝓎~


“Ji, Kak Chan.”

Dua orang yang dipanggil menoleh, menemukan Seungmin dengan napas terengah—sebab berlari dan menaiki tangga menuju flat yang berada di lantai tiga. Chan dan Jisung mempersilahkan Seungmin untuk masuk.

Seungmin menatap Changbin yang terbaring dengan gelisah di kasurnya. Hela napas panjang, si muda melangkah mendekati kekasihnya itu dan mengusap rambut lepeknya, akibat keringat dingin yang terus mengucur.

“Seungie ….”

“Iya, Seungie di sini.”

Kemudian Changbin membuka mata dengan perlahan, lurus matanya bersiborok dengan karamel Seungmin. Mengetahui fakta bahwa yang lebih muda ada di dekatnya, Changbin cemberut dan mengulurkan tangannya—meminta pelukan—yang disahut dengan dengusan dari pemuda Kim, pacarnya ini memang semanja ini. Setelahnya, Seungmin memeluk Changbin.

“Mongi, gue sama kak Chan ke bawah dulu ya, mau cari makan. Lo mau nitip sesuatu gak?”

Itu Jisung. Seungmin menoleh dan menampilkan senyumnya, “Boleh nitip bubur sama plester penurun panas gak? Atau kalo gak ada bubur, gue nitip bahannya aja deh, ntar gue pinjem dapur kalian buat masak.”

“Boleh, kok. Tunggu bentar, ya.”

Anggukan diberikan. Setelahnya Chan dan Jisung menutup pintu dan berlalu.

“Demam kakak tinggi banget.” Si muda berujar yang hanya dijawab dengan gumaman tak jelas Changbin.

Seungmin menepuk-nepuk punggung Changbin pelan, sesekali elusan diberikan guna menenangkan yang lebih tua. Tubuh mereka bergerak ke kanan dan kiri dengan perlahan—Seungmin yang menggerakkan, bermaksud agar Changbin tertidur sejenak.

Hiks.

Sebuah isakan terdengar. Seungmin tersentak, “Eh? Kakak kenapa? Sakit banget, ya? Mau ke rumah sakit gak?” pertanyaan beruntun membuat Changbin merasa pusingnya bertambah sehingga yang lebih tua mengeluarkan rengekan pelan, membuat Seungmin mengerjap sebelum tersenyum kecil dan menghela napas lega.

Pelukan di lepas, semakin terdengarlah rengek manja Changbin. Senyum maklum dari Seungmin. Ah, pacarnya ini memang sangat manja jika sedang sakit.

Telapak tangan Seungmin yang dingin—akibat berkendara di tengah cuaca dengan suhu rendah—menangkup pipi Changbin yang hangat karena sedang demam.

Hehehe, kakak manja banget,” jemari si muda bergerak mengusap lembut air mata yang mengalir. “Makanya lain kali kalo kerja jangan kalap. Lupa waktu, lupa makan, lupa tidur,” omelnya pelan. “Lupa pacar juga.” Kali ini dengan raut cemberut.

“Pacarnya lagi sakit malah diomelin …” protes Changbin dengan suara sengau. Seungmin tertawa.

“Pacarnya lagi sakit, kok kamu ketawa-ketawa.” Protes Changbin lagi. Seungmin, masih dengan sisa-sisa tawanya mengangguk dan menggumam maaf.

Kembali dibawanya Changbin dalam pelukan. Lirih nyaris berbisik si muda menyenandungkan satu lagu yang sangat familiar bagi mereka berdua. Lagu yang selalu mereka dengarkan acapkali keduanya mengistirahatkan diri setelah melalui hari yang berat.

“Ngantuk …”

“Tidur, kak. Nanti aku bangunin buat makan.”

“Mau tidur sambil dipeluk,”

“Iya, aku peluk.”

“Mau dipeluk sambil rebahan.”

Si muda menghela napasnya panjang. Pacarnya ini memang sebegini manjanya jikalau sedang sakit.

Seungmin melepas pelukan sejenak guna ikut merebahkan diri di samping Changbin. Yang lebih tua segera memeluk pinggang kecil Seungmin, mendusel pada pundak si muda dengan hembusan napas lega.

“Bayi besar,” kikik Seungmin.

“Bayi kesayangannya Minnie.” Sahut Changbin samar.

Pemuda Kim kembali menyenandungkan lagu dengan suaranya yang lembut menenangkan. Tangan mengusap punggung dan helai rambut hitam Changbin bergantian. Tak lama, terdengar dengkuran halus dan napas panas—akibat demam—Changbin mulai teratur.

“Mongi, maaf lama tadi kami harus …. Oh—” Jisung menutup mulutnya dan tersenyum. Seungmin melemparkan senyum kikuknya.

“Dia baru tidur?” itu Chan, yang paling tua di antara mereka semua. Seungmin mengangguk. Samar terdengar gumaman—atau rengekan—Changbin karena terganggu dengan pergerakan yang dilakukan Seungmin. Chan tersenyum maklum.

“Buburnya gue taruh di dapur, nanti kalo Bin udah bangun tinggal lo panasin aja buburnya pake microwave. Gue sama Ji di studio bawah, ya. Lo nginep aja dulu malem ini. Motor lo nanti kita parkir di tempat yang lebih aman. Oh iya. Semoga Bin cepet sembuh.”

Seungmin mengangguk lagi. Mulutnya bergerak mengatakan ucapan terimakasih tanpa suara yang dibalas anggukan dari Chan dan Jisung sebelum keduanya kembali berlalu dari kamar Changbin.

Seungmin kembali mengeratkan pelukannya pada Changbin setelah tangannya susah payah meraih plester demam dan menempelkannya pada dahi Changbin yang terasa hangat. Seungmin merasakan matanya mulai memberat, kantuk mulai menyerang. Tak perlu waktu lama, si muda terlelap. Mereka berdua tidur dengan tangan saling memeluk satu sama lain.


~𝓔 𝓝 𝓓~


Jangan lupa tinggalkan jejak mu^^

THAT'S OKAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang