AZEL POV
"Bismillah" Aku mulai melangkah dengan rasa yang campur aduk, sekolah sudah seperti tempat sarang hantu jika malam. Banyak makhluk – makhluk yang bermunculan di hadapanku, tapi aku tidak menggubrisnya. Tepat di depan pintu lapangan basket indoor, aku mulai sedikit ragu untuk membukanya. Aroma itu datang lagi, memasuki celah pikiranku serasa dia meyakinkanku untuk membukanya.
KRIEEKKKK....
Sebenarnya aku sudah tidak takut menghadapi sosok seperti ini. Aku hanya takut akan ada yang tau jika tujuanku pergi kesini hanya untuk ini. Aroma ini semakin dekat, menelusuri semua tubuhku. Langkahku berhenti tepat persis di tempat sore tadi, ya tengah lapangan ini.
"AKU TAU KAMU DIDEKATKU, TOLONG BERI TAHU AKU. ADA APA KAU SELALU MENGIKUTIKU DARI AWAL MASUK SEKOLAH? APA KAU MEMBENCIKU?" Teriakku dengan suara yang menggema, tidak ada satu orang pun disana.
"Terimakasi sudah datang" jawaban dari belakangku membuatku sedikit terkejut
Terlihat seorang laki – laki gagah dengan wajah manisnya terlihat pucat sedang memandangiku sekarang. Apakah dia yang selalu menghantuiku akhir – akhir ini? Ada apaa?
"apa maumu?"
"aku ingin butuh bantuanmu, bantu aku menemukan jawaban siapa yang membunuhku Azel. Hanya kau yang bisa membantuku di sekolah ini" suara tegasnya namun terdengar sangat memohon membuatku sangat ingin membantunya.
Aku sedikit berpikir keras disana, memikirkan apa yang akan terjadi jika aku meneruskan langkah ini(?) Apa aku dan keluargaku akan dalam bahaya (?) Tapi jika tidak menolongnya dia pasti akan terus menggangguku juga.
"baiklah, gue mau bantu lo"
"gue?" terlihatnya sambil kebingungan "gue siapa?"
"isshh, gue itu aku" jawabku sambil mulai meninggalkan lapangan itu.
Tapi disisi lain, hantu ini masih mengikutiku dengan ocehannya yang tidak jelas membuat semua makhluk lain disisi kita memperhatikan kebodohan dia sendiri.
"Gue itu aku? Bukannya namamu Azel. Apa aku salah memprediksi namamu? Apa kamu barusan ganti nama? Aku kira bagusan nama Azel daripada Gue. Jadi sekarang aku harus memanggilmu apa? Gue?" ocehannya tetap sama, ya mempermasalahkan kata GUE, ni setan lahir taon berapa si dodol banget.
"HASSHHH, UDAH DIEM. GUE ITU SAMA AJA KAYAK AKU, GUE ITU BAHASA GAUL JAMAN SEKARANG. NAMA GUE TETEP AZEL!!!" Jawabku kesal
"Oh gitu, apa aku boleh ikut denganmu? Mengikutimu kerumah-"
"Gak, kayaknya gue juga mau narik ucapan gue tadi. Gue bakal pikir – pikir lagi buat bantuin lo" Jawabku dengan gegas meninggalkannya.
Gerimis mulai jatuh ke hamparan bumi, hawa saat hujan apalagi bau tanah yang selalu menjadi favoritku. Pelan – pelan Bubu selaku vespa kuningku yang ganteng ini menulusuri jalanan yang sedikit sepi. Tidak terasa perjalanan dari sekolah sampai rumah sudah kulalui.
"Nooonn, YaAllah basah kaya gini. Cepet mandi non ntar demam gimana?" Pak Andar dan Bi Iyem sudah menyambutku dengan wajah khawatirnya. Ya, mereka seperti orang tua keduaku selama di rumah. Ayah yang selalu pergi keluar kota, dan bunda yang sudah meninggal membuatku merindukan rasa bagaimana seorang anak yang menginginkan kasih sayang lebih dari orang tuanya.
"Iyaa, makasi ya pak, bi. Aku masuk kamar dulu langsung mandi, pak Andar sama Bi Iyem istirahat aja ya" senyumku yang mulai merekah karena kasih sayang mereka, Pak Andar dan Bi Iyem adalah pasangan suami istri yang sudah dari aku kecil merawatku. Mereka menganggapku seperti anaknya, karena mereka belum mempunyai keturunan sejak dulu.
Aku mulai memasuki tempat ternyamanku, kamarku selalu menjadi tempat di mana semua perasaanku jatuh disitu. Memandangi setiap sudutnya sebelum tidur adalah kebiasaan yang sudah ada sejak dulu. Aku masih bisa merasakan bagaimana canda tawaku saat kecil bersama bunda, kadang aku berpikir kenapa dengan keanehanku ini aku tidak bisa melihat bunda sekalipun. Apa dia sudah bahagia di tempat yang indah bak di tempat peri - peri (?) aku tidak tahu itu, jika memikirkannya aku akan selalu menangis.
"hoammm, jam 8 malam. Belajar bentar kali ya" selepas mandi aku mulai menuju meja belajar dan membuka laptopku.
25 menit kemudian...
"huhh capek banget hari ini" jari - jari mulai memijit dengan lembut pelipisku.
"Tadi dia bilang kalo dia butuh bantuanku, kenapa harus gue gitu lo. Hassshhh, gue belum pro kalo bantu - bantu kayak gini" tanpa pikir panjang aku mencoba mencari sedikit kata kunci atau sekedar informasi singkat di mbah gugel. Tapi...
"ARGHHH, guekan gatau namanya sapa. Asalnya dari mana? Mana bisa gue nyari di mbah gugel meninggalnya cowok cakep yang gentayangan di SMA Krada Raya"
"Apa kau bingung?" Suara yang tiba – tiba muncul di sampingku
"AIGOOO, HEH GILA KALI YA LO" jantungku berasa pindah ke kaki saking kagetnya. Yaa, aku penggemar k-drama dan juga k-pop.
"hehe, namaku Narendra. Emm umurku 18 tahun, seingatku aku meninggal saat duduk di kelas 12. Ya 12. Lalu, emm, emm...aku lupa" Jelasnya dengan polos
Tanpa pikir panjang aku langsung menekan tombol – tombol persegi ini dengan keyword MENINGGALNYA SISWA SMA KRADA RAYA YANG BERNAMA NARENDRA.
KLIK. ENTER
Tidak kusangka, banyak sekali artikel yang keluar tentangnya. Segera aku membuka salah satu artikel dan mulai membacanya dengan seksama.
*Narendra Rama Wijaya, Mayat Siswa SMA Krada Raya yang ditemukan di Gudang Lapangan Basket Indoor*
Pada hari Senin, 13 Januari 1990 ditemukan mayat seorang siswa SMA Krada Raya.
Almarhum telah diketahui bernama Narendra Rama Wijaya, Siswa kelas 12 IPA 1.
.....................................................
........................................................
........................................................
Sampai sekarang polisi belum bisa memberitahu penyebab kematian siswa ini.
Reflek aku menoleh kearah sosok di sampingku ini, air mataku mulai berjatuhan. Ingin rasanya aku memeluk sosok ini, tapi aku tidak boleh melewati batasku sebagai manusia dan dia sebagai makhluk halus.
Bersambung....
Hallo gais, gimana? Tambah penasaran gak sama ceritanya? Yuk dukung dengan like dan comment yaa, kritik dan saran juga sangat boleh. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
• TANPA TITIK •
Teen FictionAzel, seorang gadis ceria yang tiba - tiba mengalami sebuah tragedi yang membuatnya memiliki sebuah kelebihan yang luar biasa. Kelebihan ini membuatnya bertemu dengan laki -laki tampan namun berbeda. Dia adalah Narendra. Apakah mereka dapat bersatu...