Teng.... teng.... teng....
Terdengar suara bel sekolah berbunyi, tanda nya jam pelajaran telah berakhir dan sekarang jam istirahat.
"Baik anak-anak, untuk tugas minggu depan kalian akan melakukan peresentasi mengenai limbah beracun dan penanggulangan nya."ucap pak Siwon selaku guru fisika ipa, sekali gus wali kelas 2-B.
"Dan untuk kelompok nya akan bapak berikan lewat ketua kelas. Rio?, selesai jam istirahat temui bapak di ruang guru."ucap pak Siwon sambil merapikan buku nya.
"Baik pak."ucap Rio patuh selaku ketua kelas 2-B yang pendiam, pintar dan rajin.
"Kalau begitu, semalat siang dan selamat beristirahat."ucap pak Siwon berjalan keluar kelas.
"Siang pak!."ucap semua murid serempak dan langusng ricuh seperti monyet lepas kandang.
"Rio?, ayo ke kantin aku sudah sangat lapar!."ajak Jisoo sedikit menaikan nada suara nya juga sambil menepuk-nepuk perut nya pelan.
"Tunggu, aku merapikan buku ku dulu."ucap Rio memasuk kan semua buku nya ke dalam tas dan kemudian menghampiri Jisoo sang sahabat dari kecil.
"Ayo!."ajak Jisoo semangat merangkul Rio keluar kantin. Sambil bersnda gurau.
"Rosie ayo kita juga ke kantin."ajak Jennie teman sebangku Rosè.
"Mm, iya ayo. Aku juga sudah sangat lapar."ucap Rosè sumngeriah.
Mereka bersua berjalan menuju kantin, tapi saat sampai di depan pintu langkah mereka di cegat oleh seorang laki-laki tampan dan gagah,lebih tepat nya mencegat langkah Rosè.
"Hai, Rosè?, mau kekantin kan?."tanya laki-laki itu ramah.
"Oh, hai June. Iya kita mau ke kantin. Mau gabung?."tawar Rosè sambil tersenyum.
"Tentu saja!."saut laki-laki itu senang langsung merangkul Rosè sang sepupu dari pihak ayah.
"Yak!, tunggu aku!."pekik Jennie kesal karena June menarik Rosè pergi lebih dulu meninggalkan Jennie.
"Haiyaa, bocil ini sangat lambat karena kaki pendek nya itu."ejek June tertawa senang karena wajah Jennie sudah merah padam menahan kesal pada laki-laki jangkung itu.
"Yakk!, dasar tiang listrik!."pekik Jennie kesal.
"Bocil bocil bocil, awaas ada bocil tantrum!."pekik June berlari menjauh karena di kejarJennie.
"Sini kau June tet!, sampai kau dapat. Akan kucabuti bulu kaki mu itu!."pekik Jennie semakin kelas mengejar June dan Rosè hanya tertawa lucu melihat dua manusia beda kelamin itu selalu berantam seperti tom&jerry.
Buk!
"Yak!, kalau jalan pakai mata dong!, dasar pendek!."bentak sesorang laki-laki kasar pada Jennie karena tidak sengaja menabrak orang itu.
"Maaf."cicit Jennie merasa bersalah.
"Maaf, kau pikir dengan kata maaf baju gua kembali bersih gitu!, dan makanan gua kembali utuh ha!."bentak orang itu makin kasar bahkan menoyor kepala Jennie.
Tap!
"Cukup Jaehyun, lo pikir lo ganteng kasar sama cewek?, jatuh nya banci tau gak!."tiba-tiba Jisoo muncul dan menjauhkan tangan Jaehyun dari kepala Jennie.
"Gak usah ikut campur lo!."bentak Jaehyun menepis tangan Jisoo dari tangan nya.
"Gak pernah di ajarin sopan santun ya sama orangtua dirumah. Sampek sekasar itu ngomong sama perempuan!."hardik June marah sambil membawa Jennie ke belakang punggung nya.
Karena gadis itu hampir menangis karena di bentak oleh Jaehyun pereman sekolah, yang nakal juga sekaligus anak kepala sekolah.
"Cih, minggir lo pada!, cewek itu harus di kasaih pelajaran karena berani-berani nya dia nabarak dan ngotirin baju gua!."bentak Jaehyun mendorong June kasar tapi laki-laki itu tidak bergeming.
"Baju lo tinggal di ganti kan!, Nih uang buat beli baru!."ucap Jisoo datar memasukan beberapa lembar uang ke saku baju nya.
"Gak malu lo bro, badan sekekar ini ngebacot sama cewek sampek di lihatin banyak orang kek gini, kalau aku sih malu banget."ucap Rio menepuk pundak Jehyun dan laki-laki kasar itu melihat sekeliling dan benar ada nya semua orang di kantin menatap dia dengan tatapan memcibir.
"Apa liat-liat!."bentak Jaehyun marah membuat semua orang yang menatap mereka tadi segera menundukan kepala takut deng preman sekolah. Dan tanpa aba-aba laki-laki itu pergi dari kantin.
"Kamu gak apa-apa Jen?."tanya Rosè hawatir. Jujur dia sangat takut pada laki-laki bernama Jaehyun itu.
"Nggak apa-apa kok Rosie."ucap Jennie menggeleng dan menatap teman nya meyakin kan.
"Ya udah, kita cari tempat duduk yuk."ajak Rosè.
"Gabung sama kita aja Rosè."ajak Jisoo.
"Emang gak papa kita gabung?."tanya June segan.
"Gak papa, santai aja. Iya gak Rio?."ucap Jisoo menayakan teman nya Rio.
"Iya, makin rame makin seru kan."setuju Rio segera duduk di meja merka di ikuti Jisoo.
"Ya udah, kalian pesan apa biar aku pesanin?."tanya June.
"Kita udah tadi, kalian aja."ucap Rio.
"Kek biasa aja June."celetuk Rosè.
"Ok, kalian tunggu di sini. Aku pesan dulu."ucap June segera pergi memesan makanan meninggalkan ke empat orang itu di sana.
.
.
.
.
.Di dalam kelas, semua murid heboh dan mencari teman sekelompok mereka.
"Yaaah!, aku senang sekali kita menjadi teman sekelompok!."pekik seorang gadia di belakang Rosè.
"Aku juga, memang kalau sahabat tidak akan terpisahkan!."timpal seorang lagi, dan kemudian mereka saling merangkul dan tertawa bersama.
"Hei bro."sapa seorang laki-laki di belakang Jennie.
"Yoo, awas kau jadi beban ku."sins laki-laki lain nya.
"Hahahah, aku pintar ya!, tidak akan menjadi beban mu!."pekik laki-laki lan nya lagi dengan perotes tidak suka.
Namun hanya di timpali gelak tawa."Hai, Jennie."sapa Jisoo mendatangi meja Jennie di sebelah Rosè.
"Oh!,Jisoo!. Hai!."kaget nya namun langsug tersenyum manis.
"Seperti yang kamu lihat, kita satu kelompok."ucap Jisoo.
"Ya begitulah, lalu dimana kita akan mengerjakan nya?."tanya Jennie.
"Di rumahku saja bagaimana?, aku memiliki pondok kecil di belakang rumah dan akurasa tempat nya cukup nyaman."tawar Jisoo.
"Mmmmm, gimana ya?."bingung Jennie tidak enak.
"Kau bisa ajak Rosè sahabat mu. Dia satu kelompok dengan Rio ketua kelas kan?. Kita bisa mengerjakan nya berempat."tawar Jisoo lagi tau apa yang di ragukan Jennie.
"Bagaimana Rosie?."tanya Jennie meminta pendapat sahabat nya.
"Aku oke oke aja sih, lagian di sana kita tisak akan ada uang keluar lainya seperti di cafe."setuju Rosè.
"Oke! Kalai gitu kita kerjakan di rumah kamu aja."akhir nya putus Jennie setuju.
"Oke, nanti aku kirim alamat nya."ucap Jisoo sambil beranjak pergi dati dua gadis itu.
"Uhhh, sayang sekali kita tidak satu kelompok."keluh Jennie pada Rosè.
"Tidak apa, kan kita masih bisa mengerjakan nya bersama-sama."hibur Rosè.
"Mm, kamu benar."angguk Jennie langsung setuju.
Berdambung....