CR.6

73 15 0
                                    

"Aisss, kamu dari mana aja sih Rio!."sentak Rosè kesal, saat melihat laki-laki itu berjalan ke dalam kelas mereka  yang kosong hanya menyisakan Rosè yang merengut kesal di sana sambil melipat tangan di dada.

"Maaf, aku ketiduran di UKS tadi."ucap Rio cengengesan.

"Ketiduran apa mati!, di telfon berkali-kali gak di angkat. Liat udah jam berapa?.!"omel Rosè marah.

"Kamu telfon aku?!."kaget laki-laki itu.

"Camu tefcon acu?."cibir Rosè kesal mengulang kata Rio tadi.

"Ah!, rupanya ponsel aku dalam ke adaan sailent."tutur Rio merasa bersalah, menatap Rosè di tambah jam sudah menunjukan jam empat sore tandanya sudah dua jam Rosè menunggu nya karena jam pulang mereka jam dua siang.

"Aku minta maaf Rosè, jangan marah yaaa. Aku teraktir ice cream deh."bujuk Rio menghampiri Rosè.

"Aku punya uang bisa beli!."ketus Rosè memalingkan wajah nya.

"Tapi Jennie sama Jisoo mana?."tanya Rio baru menyadari teman-teman nya juga tidak ada di kelas.

"Gak tau!, mereka udah boloa dari jam pertama iatirahat, gak bisa di telpn juga."kembali kekesalan Rosè memuncak.

"Ya udah kita pulang ya, jangan marah-marah lagi dongg, nanti cantik nya hilang."bujuk Rio lagi mencubit gemas pipi gembul Rosè.

"Ahhh, lepasss. Sakiiiiit."renegek Rosè karena Rio mencubit pipi nya.

"Nggemesian banget sihh."tutur Rio mengusap pipi Rosè supaya rasa sakit akibat cubitan nya reda.

"Awass ih, pulang ayoo."ucap Rosè menepis tangan Rio di pipi nya dengan pelan.

"Hehehehe, ayo. Sebagi ucapan perminta maaf an, aku teraktir makan spuas nya."ucap Rio menggandeng tangan Rosè keluar kelas.

"Aku buat bangkrtut dompet mu."celetuk Rosè penuh dendam.

"Habis kan, untuk mu tidak apa-apa. Lagian aku kaya cukup memberi makan babi seperti mu."ejek Rio tertawa dan dengan cepat melepaskan tangan Rosè dan berlari.

"RIOOOOOO! DASAR KUARANG AJAR. CEWEK CANTIK NAN ASTETIC SEPERTI KU KAU KATAI BABI!."teriak Rosè menggema di koridor yang sudah sangat sepi itu. Dan mengejar Rio yang sudah menjauh berlali sambil tertwa ngakakak.

"Sini kau!, biar kujait mulut kurang ajar mu itu!."teriak Rosè lagi.

"Hahahahaha, ampun Rosè tidak lagi-lagi."mohon ampun Rio sambil tertawa dan terua menjauh.

"Tiada ampun bagi mu!."bentak Rosè terus mengejar.

"Ada-ada saja mereka."gumam satpam menggeleng melihat tingkah laku dua remaja ber umur tujuh belas tahun itu. Dan kembali patroli memeriksa semua ruangan sebelum di kunci.
.
.
.
.
.
.

Pagi ini matahari bersinar sangat cerah, tapi tidak panas malahan terasa sejuk, dan seperti biasa Rio dan Rosè berangkat bareng ke sekolah.

Namun kali ini suasana nya berbeda, semua orang di sekolah menatap mereka dengan jijik, mencemoh, bahkan juga penuh  nafsu.

"Pantes aja  kemana-mana bareng, rupanya udah di pakek!."pekik salah seorang siswi dari lantai dua menggema di sekitar lapangan sekolah.

"Cantik-cantik jalang lo!."makai seorang lagi.

Rio dan Rosè menyerngit dahi bingung, mengapa semua teman-teman nya menatap mereka dengan sangat jijik.

"Di bayar berapa lo sama Rio!, bisa lah sejam tiga ratus ribuuu!."pekik seorang laki-laki pada Rosè dengan kurang ajar nya bahkan menatap Rosè panuh minat.

Dan di soraki gelak tawa teman-teman nya.

"Tiga ratus ribu?, mana sebanding sama bayaran Rio sekali nyewa."ejek seseorang.

"Iya, Rio kan kaya. Spek kita mana snaggung ngimbangin bayaran Rio buat bobo bareng sama tuh jalang."

"Kaya main nya kok di gudang sekolah, situ nggak modal apa cewek nya yang kemurahan?!."

Dan kembali gelak tawa mengejek mengarah kedua insan itu yang bingung tak tau apa-apa tiba-tiba di kata-katain dan di hina seperti ini.

"Jaga omongan lo!."bentak Rio marah.

"Kalau gua gak mau gimana?, mau apa lo?, mentang-mentang udah lo nikmatin jadi merasa memiliki lo!."bentak sesorang lagi.

"Nggak usah sok nangis lo, jalang mah jalang aja!, munafik lo!."maki hina seorang perempuan pada Rosè yang kini mata nya sudah berkaca-kaca.

"Nggak malu lo datang ke sekolah dengan baju tertutup lo itu, padahal mah lo bangga nunjukin tubuh telanjang lo itu, pakek segala di video in lagi. Murah banget lo!."

Buk!

"Pergi sana lo!, dasar penzina!."teriak seorang murid cewek melempar lupu ke arah Rio dan Rosè.

Buk
Buk
Buk
Buk
Buk
Buk

"Pergi lo jalang, malu-maluin sekolah aja lo bangsat!."

"Mati aja lo!."

"Dasar pasangan gila!."

Teriak mereka mengina dab melempari Rosè dan Rio dengan lumpur, sampah, juga ranting-ranting kecil pohon yang jatuh. Hingga membuat mereka kotor, bau juga terluka akaibat tergores kayu-kayu kecil yang di lempar ke arah mereka.

"Rio!, Rosè sini!."teriak Jennie menarik kedua orang itu ke dalam kamar mandi tidak terpakai karena rusak.

"Kalian nggak apa-apa kan?!."tanya Jennie panik memeluk Rosè tidak peduli dia ikutan bau dan kotor.

"Hiks hiks hiks, se- sebenar nya ada apa?, hiks mereka ngehina dan maki-maki aku."tangis Rosè masih tidak paham.

"Hahhh."hela nafas Jisoo berat.

Dia mengeluarkan ponsel nya dan menunjukan sebuah video yanh sudah menyebar ke sosial media semua penghuni sekolah.

"Apa-apaan ini!, gua sama Rosè gak pernah ngelakuin hal menjijikan kek gini!."pekik Rio marah, melihat Video dewasa antara diri nya dan Rosè di gudang sekolah.

"Kita percaya sama kalian!."ucap Jisoo penuh keyakinan.

"Hikss aku aku nggak pernah negelakuin itu, hiksss kita di fitnah!."tangis Rosè semakin menjadi, dia takut akan apa yang terjadi setelah ini. Bagaimana kalau orang tua nya tau.

"Aku percaya Rosè, aku percaya. Tenang ya jangan nagis lagi. Aku Janji pasti akan menemukan orang yang memfitnah kalian."ucap Jennie berjanji yakin.

Rosè diam, dia hanya menangis. Memikirkan nasip nya sekarang, walau itu semua tidak benar, tapi dia tidak punya bukti, dan lagi semua orang percaya akan yang ada di video itu.

"Kalau mommy daddy tau, bisa mati gua."gumam Rio menunduk takut gemetar dia juga memikirkan reaksi akan orang tuanya.

"Di orang tua kalian, pasti percaya sama kalian, kan?."ucap Jisoo ragu.

"Mau bagaimana pun mereka orang tua kalian, mereka pasti akan selalu ada di pihak kalian dan merangkul kalian, bagaiman pun ke adaan nya."ucap Jennie menenangkan mereka.

Rio dan Rosè mengangguk, lalu menunduk diam hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.

"Keluarga ku memang harmonis, tapi tidak seserdehana itu. Tapi mommy sama dadsy pasti percaya sama aku!."batin Rosè penuh harap.

"Mommy dan daddy pasti bakal mau dengerin penjelasan ku, seperti kata Jisoo dan Jennie. Bahwa aku adalah anak nya."Rio membatin yakin.

.
.
.
.

Bersambung.................

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISTAKETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang