Sejak malam itu keluarga Rio dan Rose sudah berteman akrap bahkan tak.jarang mereka sering makan di luar bersama bahkan tanpa Rosè dan Rio sekali pun.
"Sayang, gimana hubungan kau dengan Rosè?."tanya mommy Chiptip pada Rio saat mereka kumpul di ruang keluarga smabil menonton TV.
"Biasa aja sih Mom."saut Rio seadanya.
"Biasa aja?, masih temanann aja?, nggak pacaran gitu?."kaget Marco menatao putra nya.
"Iya, emang harus pacaran ya?."tanya Rio bingung.
"Nggak sih nak, tapi kan kamu akrab banget sama Rosè, kemana-mana bareng, kamu antar jemput, plus kamu belanjaain lagi, masak se eforrt itu nggak jadian sih?."gerutu mommy Chiptip.
"Kan wajar mom, sebagai teman kek gitu. Walau pun Rio eforrt sama Rosè bukan berarti harus jadian kan?."tutur Rio menatap orang tua nya bergantian.
"Ya nggak wajar dong Rio!, kalau cowok udaj belanjaain, antar jemput, perhatian sama cewek berarti dia ada rasa suka. Nggak ada cowok segabut itu sampek rela hujan-hujanan naik motor karena minta di belin martabak!."kesal Marco gemes dengan putra nya sendiri, heran kok bisa anak nya kek gini.
"Gitu ya Dad?, tapi Rio gak ada rasa cinta ke Rosè. Real memang sebatas rasa sayang sebagai sahabat aja nggak lebih."ucap Rio lagi menatap daddy nya.
"Terserah kamu lah, capek daddy."pasrah Marco meningalkan ruang keluarga.
"Lah?, kok daddy kesal sih Mom?."tanya Rio bingung.
"Pikir sendiri. Pusing mommy lihat kamu."ketus Chiptip juga meninggalkan Rio yang kebingungan.
"Mereka aneh."gumam Rio bingung tapi kembali menonton TV karena serial nya sebantar lagi selesai nanggun.
.
.
.
.
."Loh kok belum berangkat sayang?."tanya Clare pada putri nya yang masih duduk di kursi teras rumah mewah mereka.
"Nunggu Rio mom, kata nya di jemput."ucap Rosè sambil tersenyum.
"Oohh, di jemput pacar toh."goda Clare.
"Hah?, pacar?, maksud mommy?."bingung Rosè menatap Clare.
"Kamu sayang, pacaran kan sama Rio."ucap Calre.
"Hahahahah, orang-orang pada kenapasih pada mikir kek gitu?, nggak Jisoo sama Jennie, mommy bahkan semua teman-teman sekolah juga mikir kek gitu."tawa Rosè terbahak mendengar pernyataan mommy nya.
"Kan emanh benat kamu pacaram sama Rio."yakin Clare.
"Gak lah mom, kita nggak pacaran. Kita itu murni temenan gak pacaran."ucap Rosè masih terkekeh dan Clare menatap mengerut pada putri nya.
Tin.. tin... tin...
Terdengar bunyi klakson dari arah gerbang rumah mereka.
"Rio udah dateng, berangkat ya mom."pamit Rosè menyaut tas nya dan salim pada mommy nya.
"Iya hati-hati sayang."ucap Clare mengusap kepala Rosè sayang.
Rosè mengguk dan menghampiri motor Rio.
"Hai, lama nunggu nya?."tanya Rio tersemyum pada gadis itu saat dia sampai di dekat motor nya.
"Nggak lama kok."Rosè menggeleng sambil tersenyum.
"Ya udah pakai helm nya."ucap Rio tapi dia lah yang memasang helem di kepala Rosè.
"Ayo."ajak Rio memyodorkan tangan nya, untuk jadi pegangan Rosè agar memudahkan gadis itu menaiki motor nya yang tinggi.