"Kakak tidak akan pernah meninggalkanmu, Hoseok. Bahkan saat gurun sahara menjadi lautan sekalipun, Kakak tidak akan pernah sekalipun meninggalkanmu."
•°•
"Kak ayo, kita harus tiba di rumah sebelum film alien di putar, Kak," Ucapku saat melihat kakak masih terus membeli sayuran.
"Tunggu sebentar, Hoseok. Kakak janji kita akan tiba di rumah sebelum itu." Mengeluarkan beberapa lembar uang, kakak membayar belanjaanya lalu memberikannya kepadaku.
"Segera, Kak," Rengekku sambil menarik ujung kaus yang sedang kakak kenakan.
Aku dan Kakak sedang berbelanja menggantikan ibu, sebab ibu harus pergi untuk membantu tetangga kami yang akan melahirkan. Menyebabkan aku dan kakak sudah berada di pasar sejak satu jam yang lalu.
"Tetapi kita masih harus membeli daging, Seok. Bersabarlah sedikit lagi." Kakak kembali berjalan mencari penjual daging, dengan aku yang masih memegang erat kaus kakak.
"Kalau tetap menunggu kakak, aku pasti akan melewatkan jadwal tayangnya, bagaimana ini?" Pikirku pelan. Apa aku pulang saja seorang diri? Tapi bagaimana jika kakak marah? Sudahlah, lebih baik jika aku menunggu kakak saja.
"Ayo pulang," Ujar kakak sambil menoleh kepadaku.
"Lho? Sudah selesai belanjanya?"
"Kakak bisa kembali lagi setelah mengantarmu pulang. Kau ingin menonton film alien, bukan? Ayo cepat, atau kau akan melewatkannya." Kakak kembali mengambil langkah untuk meninggalkan pasar.
Duh, berapa beruntungnya aku untuk memiliki saudari sebaik Kakak.
Akhirnya kami tiba di rumah, dan film alien hendak diputar. Kakak meletakkan belanjaan di dapur. Membawa beberapa potong apel yang sudah di kupas, untuk kunikmati sambil menonton.
Duh, sekali lagi, berapa beruntungnya aku memiliki saudari sebaik kakak.
"Seru filmnya?"
"Belum tahu, Kak. Ini baru saja mulai." Aku mengunyah apel di hadapanku.
"Kau tahu seberapa besar cinta Kakak kepadamu, bukan?"
"Kenapa membahas hal ini?" Tanyaku bingung.
"Kau tahu, bukan?"
"Ya, Kakak mencintaiku sebesar alam semesta." Ucapku sambil memperhatikan tayangan tv yang sedang berlangsung.
"Jangan berubah, yaa." Kakak bangkit dari sofa, lalu berjalan menuju kamarnya.
"Ada apa sih? Tumben kakak aneh hari ini. Apa mungkin Kakak sedang dalam periodenya? Jadi sensitif. Iya sepertinya,"
"tapi, kok Kakak bilang padaku untuk jangan berubah? Bukannya aku yang harus mengatakannya, 'Jangan berubah yaa Kak, cintanya untuk Hoseok.' Harusnya seperti itu bukan? Atau aku masih terlalu kecil, jadi tatanan bahasaku salah? Atau Kakak sudah tidak sayang Hoseok? Aduh, bagaimana ini, bisa mati aku kalau kakak berhenti sayang." Aku masih terus saja memaparkan fakta-fakta yang membuat otakku kepanasan.
Filmnya sudah tamat, tapi aku bahkan tidak tahu bagaimana alur ceritanya. Sepertinya aku terlalu tenggelam dalam pikiranku, tentang kakak yang berhenti cinta aku.
"Aduh, kenapa jadi begini, sih?" Dengan dua jam terakhir aku terus memasok otak kecil milikku dengan teori 'Kakak berhenti sayang Hoseok' buat badan kecilku bergetar.
"Kakak juga akan meninggalkanku? Apa Kakak benar-benar sudah tidak sayang Hoseok? Apa belum cukup Ayah yang tinggalkan kami? Ibu yang selalu tinggalkan Hoseok setiap paginya? Apa Kakak setega itu tinggalkan Hoseok?"
"Kenapa pikiranku jadi berantakan? Kakak tidak mungkin tinggalkan aku! Pasti! Kakak bilang tetap akan bersamaku bahkan saat Gurun Sahara berubah jadi lautan. Kakak bilang aku adalah dunianya, rumahnya."
Aku masih tetap menggeluti pikiranku, dengan air mata yang mulai jatuh lewat tepinya, Jangan bersuara Hoseok, atau Kakak akan mendengarku. Badanku mulai bergetar, dan persediaan oksigen di ruang tamu mulai menipis. Aduh, dadaku nyeri sekali.
"Kakak benar-benar sudah tidak cinta aku. Bukannya pada awalnya Gurun Sahara juga sebuah lautan? Kakak salah meng-analogikan cintanya padaku. Kakak salah menggambarkan cintanya padaku."
Dan yaa, inilah aku. Jung Hoseok, remaja 15 tahun, yang benci pada fakta bahwa Gurun Sahara dulunya lautan.
Inilah aku, Jung Hoseok, remaja 15 tahun, yang takut pada teori bahwa kakaknya yang mencintainya sebesar alam semesta, berhenti menyayanginya.
[]
It's my fate
Don't smile to me
Light on me
Because I can't get closer to you
There's no name you can call me~