"Kenapa sih orang sering marah-marah? Apa karena mereka lupa untuk berlaku lemah lembut pada orang lain?"
•°•
Sesi ke-1, Jung Hoseok, 15 tahun / DDD
Halo, ini Jung Hoseok. Februari tahun ini aku berumur 15 tahun. Aku tinggal bersama Ayah, Ibu, dan Kakak. Keluargaku sangat baik kepadaku, Ayah selalu mengajariku banyak hal, Ibu akan memasak makanan yang super duper lezat untukku, dan Kakak akan selalu menjagaku sepenuh jiwanya.
Kau menyayangi keluargamu?
Tentu saja. Ayah, Ibu, dan Kakak, tidak pernah berkata kasar padaku, apalagi melakukan kekerasan. Tetapi kalau Ayah memukulku sebab aku mematahkan lengan anak tetangga adalah hukuman yang wajar, bukan? Itu tak pernah kuhitung sebagai kekerasan.
Mereka selalu menyayangiku dengan caranya. Aku selalu merasa aman saat berada bersama keluargaku. Ayah selalu bermain sepak bola bersamaku, Ibu selalu memelukku saat aku bermimpi seram, juga Kakak akan selalu tersenyum kepadaku dan selalu memarahi anak-anak lain yang menggangguku.
(Pena mencoret kertas—satu garis lurus. Senyuman.)
Kau punya masalah dengan temanmu?
Terkadang. Anak-anak itu sering mengunci pintu toilet sekolah saat aku sedang berada di dalamnya, tapi itu juga bukan salah mereka, sih. Soalnya, aku tidak beritahu mereka kalau aku takut ruangan sempit. Terlepas dari itu mereka selalu baik padaku.
Mereka sering memanggilku saat istirahat, mereka akan memintaku membeli makan siang mereka, itu artinya aku dapat diandalkan, bukan? Mereka juga sering meminta uang jajanku, rasanya seperti aku memiliki saudara yang lain, sebab aku juga sering meminta uang pada Kakak, hehehe.
(Pena mencoret Kertas—centang. Helaan napas panjang.)
Kau tahu masalah Ayahmu?
Maaf. Aku tidak tahu, Ibu jarang membicarakan masalah keluarga denganku. Mungkin Kakakku tahu, Ibu selalu membahas banyak hal kepada Kakak. Aku pernah bertanya mengapa Ibu tidak menangis padaku, tetapi Ibu bilang itu karena aku belum cukup dewasa untuk mengerti masalah Ibu. Tak mengapa, sebab Kakak adalah Kakak yang sangat bisa diandalkan. Setelah aku bercerita kepada Kakak, aku selalu merasa lega.
(Pena mencoret kertas—enam huruf. Wajah kecewa.)
Bagaimana sikap para tetangga kepadamu?
Baik. Semua tetanggaku sangat baik, Tuan Choi sering mengajakku lari sore bersama anjingnya—Hunty, Bibi Han juga sering membantuku dan Kakak dengan memberi kami buah-buahan. Juga Soobin, anak tuan Choi selalu bermain sepak bola bersamaku, ia dan temannya Beomgyu selalu saja kalah dariku, tapi kita tak pernah bertengkar. Semua orang di sekitarku adalah orang baik.
(Pena mencoret kertas— satu garis lurus. Tanpa ekspresi.)
Maaf, tapi aku ingin tahu lebih banyak tentang Ayahmu, bisa kau ceritakan?
Hoseok? Jung Hoseok?
Nak? Kau baik-baik saja?
Maaf. Ya, aku baik-baik saja. Tadi anda bertanya tentang apa? Aah, Ayahku?! Ayahku baik, seperti yang kujelaskan tadi, beliau sungguh baik.
(Pena mengambang canggung—keraguan. Dahi mengkerut.)
Apa kau memiliki masalah dengan Ayahmu?
TIDAK! Aduh, maaf jadi membentak anda. Tetapi dapatkah anda tidak mengajukan pertanyaan yang sama? Sudah kubilang, Ayahku orang baik. Apa kau ternyata seperti orang-orang itu?
(Pena mencoret kertas—orang-orang itu. Penasaran.)
Orang-orang itu? Siapa?
Orang-orang itu! Kau pasti salah satu diantaranya. Orang-orang yang membuat Ayah pergi. Orang-orang yang bikin ayah menghilang. Orang-orang yang menghajar Ayah di Minimarket. Orang-orang yang memandang rendah Ayah di ruang sidang. Orang-orang banyak yang memberondong Ayah dengan pertanyaan. Orang-Orang yang membawa kamera besar di bahunya. Orang-orang yang berbicara sembarangan tentang Ayah di tempat makan. Orang-orang terkutuk itu! Akan kupastikan hidup mereka tak akan damai.
(Pena mencoret kertas—centang. Khawatir.)
Tenanglah, Hoseok. Maaf menyinggungmu tentang itu, mari kita beralih kepertanyaan lainnya.
Kau juga orang-orang itu. Orang-orang biadab itu, yang menghancurkan hidup kami semua. Apa salah Ayahku? Semua orang berbuat kesalahan, tapi mengapa hanya Ayahku yang diperlakukan seperti itu? Aku baru berumur 8 tahun saat itu terjadi, tidak dapatkah seseorang mengerti bahwa itu hanya salah satu perjuangan Ayahku?
Aku baru berumur 8 tahun saat itu. Harus menerimakenyataan bahwa Ayahku menjadi nadarapida hanya karena mencuri dua kotak susustroberi untukku dan Kakak. Aku baru berumur 8 tahun, dan Ayahku harusmengendap di penjara selama 7 tahun, hanya karena mencuri dua kotak susustroberi.
Jung Hoseok, kehilangan kendali.
[]
Bloomed in a garden of loneliness
A flower that resembles you
I wanted to give it to you
After I take off this foolish mask~