Aku takut, dan aku sudah tidak memiliki keberanian untuk bertahan.
•°•
Sesi ke-5, Jung Hoseok, 15 tahun / DDD
Maaf dengan lancangnya pada seluruh pertemuan sebelum ini aku kehilangan kesadaran, aku ingat apa yang anda katakan, bahwa Kakakku meninggal satu tahun lalu, tapi ingatanku mengkhianatiku. Aku Jung Hoseok. Februari tahun ini aku berumur 15 tahun. Aku tinggal bersama Ayah, Ibu, dan Kakak. Keluargaku sangat baik kepadaku, Ayah selalu mengajariku banyak hal, Ibu akan memasak makanan yang super duper lezat untukku, dan Kakak akan selalu menjagaku sepenuh jiwanya.
Hoseok, tolong. Kita sudah melakukannya berkali-kali. Dan aku tidak paham bagaimana pengenalanmu selalu sama dan tidak berubah satu kata pun. Tapi mari berhenti basa-basi.
(Pena mencoret kertas—mengisi kolom. Malas.)
Terakhir kali kau bercerita tentang perasaan-perasaan aneh yang kau alami, kemudian ingatanmu mendadak salah, kejadian yang sebenarnya terjadi dua tahun lalu, malah melekat dengan lengket sehingga kau mengira itu terjadi dua bulan lalu.
Jadi biarkan aku memaparkan fakta-fakta yang aku ketahui.
Kau Jung Hoseok, lahir 18 Februari, dan tahun ini kau berusia 15 Tahun.
Kau memiliki seorang Ayah, Ibu, dan Saudari perempuan.
Selang usiamu dengan Kakakmu adalah 3 tahun, tapi bagimu Kakakmu jauh lebih dewasa daripada itu.
Pada umurmu yang ke-8, Ayahmu masuk penjara, dan keluar 7 tahun kemudian, apakah Ayahmu sudah di rumah?
Iya.
Oke. Ayahmu sudah bebas. Jadi kau bisa kembali bermanja-manja pada Ayahmu.Tapi nahas, Kakakmu tewas satu minggu setelah Ayahmu bebas. Penyebabnya adalah kecelakaan bus saat sedang melakukan tur bersama sekolah.
Apa aku salah?
Tidak.
(Pena mencoret kertas—centang. Bosan.)
Jadi apa alasan orang tuamu mengirimmu padaku? Mengapa mereka dengan rutin mengirimmu untuk mendapatkan sesi terapis denganku?
Mengapa, Jung Hoseok?
Apa karena trauma masa kecilmu? Saat kalian dikucilkan sebab kasus Ayahmu? Atau karena kematian mendadak Kakakmu? Alasan mana yang tepat?
—
Alasan yang mana?
—
Dan tolong jangan berbohong.
—
Mengapa kau terus menunduk?
—
Kau mendengarku Jung Hoseok?
—
Baiklah, aku tidak akan mendesakmu.
—
Ingat, semakin banyak yang kau ceritakan padaku, semakin aku mengerti lukamu.
—
Jika kau terus diam, ini semua akan sia-sia.
—
Maaf.
Maaf kenapa?
—
(Pena mencoret kertas—centang. Kesal.)
Aku berada disini, sebab...
Sebab?
Aku depresi tentang ujian akhir sekolah, dan aku belum tahu akan lanjut sekolah di mana. Dengan trauma kasus Ayah, dan kematian Kakak, aku jadi tidak terkendali. Alasannya itu.
(Pena mencoret kertas—enam huruf. Tampak kecewa.)
Baik, itu alasan mengapa sekarang kau duduk di hadapanku, bukan?
Ya.
(Pena mencoret kertas—enam huruf. Tanpa ekspresi.)
Ayolah, Hoseok. Sampai kapan kau akan terus seperti ini?
Kau tak boleh berbohong dengan perasaanmu.
Anda tak dapat memaksa seseorang seperti ini, Dokter. Anda sudah memaksaku untuk berbicara berkali-kali di sesi-sesi sebelum ini. Aku punya hak untuk tidak memberitahumu segalanya.
(Pena mencoret kertas—titik. Kesal.)
Baiklah, ini salahku. Maaf. Seharusnya aku tidak memaksamu.
Maafkan aku juga, sudah berlaku tidak sopan. Apa yang ingin anda ketahui tentangku?
Apa alasanmu datang?
Satu setengah tahun lalu ... aku terkena pelecehan seksual.
Jung Hoseok, bertahan.
[]
I am afraid
I am run-down
I'm so afraid
That you will leave me again in the end
I wear a mask again and go to see you~