Part 3

151 41 2
                                    

"Woah tempat ini lumayan juga." ujar Taehyung kepada sutradara.

"Tentu. Sangat sulit membooking tempat disini bahkan untuk artis sekali pun. Ayo langsung pesan saja apapun yang kau mau."

"Baiklah." balas Taehyung lalu langsung membuka daftar menu.

"Permisi, aku bingung harus memesan apa. Bisa berikan aku rekomendasi makanan yang paling terkenal di restoran ini?" tanya Taehyung kepada salah satu pelayan yang dari tadi berdiri disana sambil menatapnya.

"Eh? Oh..ah baiklah" Sana terbata-bata karena tiba-tiba saja Taehyung memanggilnya.

"Restoran kami terkenal dengan menu lobster panggang nya, Tuan." jawab Sana sambil tersenyum manis kepada Taehyung.

"Hmm...oke aku pesan itu satu." balas Taehyung sambil memberikan wink nya kepada Sana. Melihat itu wajah Sana langsung memerah seperti tomat.

Disisi lain ternyata dari tadi Jungkook dan Rosé tengah menatap Taehyung dan Sana dengan tatapan heran.

"Kau lihat itu? Sana sepertinya sangat senang."

"Ya, dia ngefans berat dengan Kim Taehyung. Tidak heran dia terbata-bata saat menjawabnya." balas Rosé.

"Oke aku mau pergi saja dari sini." ujar Rosé sewaktu ia melihat Taehyung tengah memberikan wink nya kepada Sana.

"Hahahahahaha menggelikan" balas Jungkook seraya menatap Taehyung dengan Sana.

"Rosé! Jangan lupa nanti kita pulang bersama ya! Aku akan menunggumu"

"Baiklah." ucap Rosé lalu pergi ke dapur.

○○○

"Jungkook, kenapa mereka masih belum pulang? Ini sudah hampir jam setengah sebelas malam. Aku bisa ketinggalan bus kalau begini. Apa mereka pikir ini kedai soju?" tanya Rosé kepada Jungkook. Ia sangat kesal kepada mereka karena sudah sangat larut tapi sepertinya pembicaraan mereka masih sangat seru.

"Entahlah, lihat! Kim Taehyung bahkan sudah mabuk. Tak kusangka dia seaneh itu saat mabuk" balas Jungkook saat ia melihat Taehyung tengah mengantuk-antuk kan kepala nya ke meja.

"Itu hanya wine biasa padahal." balas Rosé. "Astaga!" Rosé berteriak kala ia melihat Taehyung menyenggol 3 botol wine sekaligus dengan tidak sengaja saat ia hendak berdiri.

Rosé dan Jungkook segera berlari kearah meja mereka dan langsung berjongkok dan mengutip serpihan kaca botol dengan tangan kosong.

"Aishh merepotkan saja!" lirih Rosé pelan sambil menggerutu karena serpihan kaca yang sangat banyak tersebar kemana-mana.

"Ya! Kau menyumpahi aku?" Taehyung berteriak sangat keras kepada Rosé dan semua orang langsung menatap mereka.

"Tidak. Anda salah dengar." balas Rosé dengan tenang masih dengan mengutip serpihan kaca itu bersama dengan Jungkook yang ada tak jauh darinya.

"Tidak, aku tidak salah dengar! Tadi dia mengatai aku!" Taehyung semakin berteriak dan itu membuat Rosé terkejut sehingga tak sengaja ia melukai tangannya.

"Rosé! Astaga, ayo berdiri biar aku obati lukamu." Jungkook sangat panik saat ia melihat darah yang mengalir dari telunjuk Rosé.

"Ya ampun. Maafkan Taehyung kami. Dia selalu seperti itu saat mabuk. Jangan dimasukkan ke dalam hati." ujar sutradara kepada Rosé yang sudah berdiri dibantu Jungkook.

"Ya aku tahu. Tidak masalah." Rosé menjawab sutradara itu dengan senyum yang dipaksakan. Sebenarnya, Rosé sangat takut darah. Tangannya mulai bergetar saat ia melihat darah mulai keluar deras dari telunjuknya.

"Ayo Rosé! " Jungkook menarik tangan Rosé lalu membawanya ke dapur.

"Mari sini tanganmu." ujar Jungkook. "Astaga dia benar-benar gila. Bagaimana bisa ia membentak orang lain seperti itu di depan banyak orang?" tanya Jungkook.

"Jungkook pelan-pelan! Sakit sekali." ujar Rosé dengan tatapan khawatir dan itu membuat Jungkook tersenyum. Ia tidak pernah melihat tatapan ini sebelumnya dari Rosé. Biasanya ia hanya melihat tatapan acuh maka dari itu ia sangat senang karena ternyata Rosé sangat lucu saat ia mengeluarkan tatapan seperti itu.

"Haha baiklah. Ternyata kau sangat takut darah ya?"

"Hanya darah." Rosé langsung mengubah tatapan nya menjadi sangat dingin.

"Aku tahu. Kau memang wanita pemberani."

Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Ternyata sutradara tadi yang mengetuk pintu tersebut.

"Sutradara, ada apa datang kesini?" tanya Jungkook.

"Ah, bukan apa-apa tapi terimalah ini." balas sutradara sambil mengeluarkan segenggam uang dari sakunya dan memberikannya kepada Jungkook.

"Untuk apa uang ini?" Jungkook menatap sutradara heran begitu pula dengan Rosé.

"Begini. Kalian tahu kan bagaimana sifat seseorang bisa berubah ketika ia mabuk? Begitu pula dengan Taehyung, dia juga manusia. Wajar saja jika ia mengeluarkan sifat aneh saat mabuk, bukan?"

"Oh ya kami tahu itu. Lantas, apa hubungannya dengan ini?" Jungkook kembali bertanya sambil mengangkat uang yang ada di tangan kanannya.

"Hmm...anggaplah itu sebagai uang tutup mulut dari kami sekalian pengobatan tangan Nona Rosé yang tadi terluka."

"Aigoo pak sutradara. Tenang saja, kami bukan tipe orang yang suka mengumbar sifat pelanggan kami. Lalu untuk pengobatan Rosé, dia sudah diobati. Lukanya juga tidak parah. Maka dari itu kau tidak perlu memberikan kamu uang ini." balas Jungkook sopan. Padahal sebenarnya, emosi nya sudah memuncak. Bagaimana bisa mereka disuap agar tidak memberitahu orang lain mengenai sikap Taehyung.

"Benarkah? Baiklah kalian sangat baik."

"Ah, tidak! Tanganku masih sangat sakit. Siapa bilang tanganku sudah sembuh?" Rosé berdiri dan langsung mengambil uang yang baru saja akan diambil oleh sutradara dari tangan Jungkook.

"Terimakasih." ucap Rosé meninggalkan kedua pria tersebut yang diam mematung.

~tbc~

Vote me ❣

GONE | TAEROSÉTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang