Seoul, 22.45 KST
Malam ini Seoul diguyur hujan lebat yang membuat cuaca sangat dingin. Sementara itu di salah satu restoran mewah di pusat kota Seoul Rosé tengah mengumpulkan sisa-sisa makanan pengunjung di wastafel. Tak lupa seperti biasa ia memasukkan sisa makanan yang masih layak ke dalam kantong plastik yang dibawanya dari rumah secara diam-diam. Setelah mengumpulkan makanan, ia mencuci piring-piring tersebut.
"Ah, sial!" seru Rosé saat dia menyadari kalau diluar tengah hujan deras.
Tanpa pikir panjang Rosé langsung menutupi kepalanya dengan tangannya lalu berlari menuju halte bus yang jaraknya tak terlalu jauh dari restoran tersebut.
Ia berlari menuju halte bus dikarenakan sudah sangat malam dan ini adalah bus terakhir untuk hari ini, itu sebabnya ia tidak boleh sampai terlambat.
Sesampainya di halte bus, ia menepis air hujan yang membasahi bajunya lalu duduk sambil menunggu bus selanjutnya.
"Rosé?" ujar seorang pria yang duduk disamping Rosé.
"Oh..ya..halo" ucap Rosé canggung.
"Kau sedang menunggu bus?" tanya Jungkook kepada Rosé yang hanya dibalas anggukan oleh Rosé.
"Ah...aku mengerti" balas Jungkook singkat.Tidak lama kemudian bus yang akan dinaiki Rosé tiba dan tanpa basa-basi ia langsung naik ke bus tanpa mengucapkan apapun kepada Jungkook yang sedari tadi di sampingnya. Rosé orang yang cuek dan dingin, maka tidak heran kenapa dia selalu bersikap seperti itu. Jungkook sendiri sudah memakluminya karena ia sudah lama mengenal Rosé dan ia sudah paham benar kalau Rosé orang yang tidak suka ikut campur dan sangat to the point kepada orang lain.
Setelah naik ke bus, Rosé memejamkan matanya dan perlahan mulai tertidur. Dia adalah pekerja keras. Paginya diawali dengan kerja part time di sebuah toko roti di Gangnam. Lalu saat jam makan siang ia lanjut part time mengajar Bahasa Inggris di kursus belajar dekat Seoul High School. Selanjutnya, sekitar jam 18.00 dia melanjutkan kerja sebagai tukang cuci piring di restoran bintang lima. Ya, segala macam pekerjaan paruh waktu sudah pernah Rosé coba. Prinsipnya, selagi tangan dan kakinya masih lengkap, ia tak akan berhenti bekerja.
○○○
Rosé membuka pintu rumah nya perlahan. Rumah yang sangat gelap tanpa pencahayaan yang membuat siapapun takut untuk masuk . Dia sengaja tidak menggunakan listrik guna menghemat biaya.
"Kau dari mana saja?!" ujar seorang pria yang sedang mabuk disamping Rosé duduk.
"Mencari uang" jawab Rosé singkat.
Pria yang kini disampingnya adalah Loren, kakak kandung Rosé. Loren adalah seorang pemabuk dan pengangguran. Hidupnya bergantung pada uang yang Rosé hasilkan tapi dengan tidak tau dirinya ia selalu membentak Rosé jika Rosé pulang larut karena ia malas mengurus nenek mereka.
Ya, di rumah sempit nan gelap itu ditempati oleh 3 orang. Rosé, Loren dan nenek mereka. Nenek Rosé telah lama menderita lumpuh dan juga stroke. Karena tidak adanya biaya, mereka tidak mengirim nenek mereka ke rumah sakit. Bisa dibilang sang nenek hanya tidur seharian sambil menunggu ajal yang akan menjemputnya."Kau mencari uang sampai kemana?! Kau tidak tahu aku kerepotan mengurus nenek?! Kau kira aku bisa mengurus orang cacat seperti dia?!" bentak Loren kepada Rosé.
"Berhenti minum." ujar Rosé sambil mengeluarkan makanan yang ia bawa dari restoran tadi. Jangan lupakan ekspresi Rosé yang masih terlihat sangat tenang walaupun sudah diteriaki oleh Loren. Haha, dia sudah terbiasa.
"Makanan dari mana itu? Sebenarnya apa pekerjaanmu?!"
"Kau tidak perlu tahu...aku melakukan apa yang bisa kulakukan"
"Cihh....berikan aku uang. Aku harus membayar utangku kepada ahjussi.
Rosé mengeluarkan uang dari kantung celananya lalu memberikan 20,000 won kepada Loren.
Setelah mendapatkan uang itu Loren pergi entah kemana.Rosé sudah terbiasa dengan semuanya. Ia sudah terbiasa dengan kakak nya yang pemabuk dan selalu meminta uang. Ia terbiasa makan sisa orang lain dari restoran di rumahnya yang gelap tanpa pencahayaan. Hanya cahaya remang dari luar jendela saja. Ia terbiasa dengan keadaannya yang sangat sulit. Ia terbiasa dengan neneknya yang bahkan tidak bisa mengeluarkan suara sedikit pun. Ia sudah terbiasa dengan pahitnya kehidupan. Oleh karena itu, ia tidak lagi mengeluh akan kehidupannya. Jalani saja walau ia tidak tahu sampai kemana dan sampai kapan ia harus hidup seperti ini.
~tbc~
Vote and comment♡
KAMU SEDANG MEMBACA
GONE | TAEROSÉ
FanfictionHidup ini sulit. Itulah yang dirasakan semua orang tak terkecuali dengan Rosé. Dia harus merelakan mimpi dan cita-citanya demi menafkahi dan menjadi tulang punggung keluarganya. Rosé orang yang misterius dan sulit dideskripsikan. Dia pecinta uang da...