Mama sedikit heran campur khawatir dengan sikap Jennie belakangan ini. mendekati ujian nasional, Jennie justru lebih suka diam di kamar dan tidak pernah terlihat belajar bersama teman-teman nya seperti dulu. Di hari libur bahkan Jennie hanya tertidur dan membantu Mama memasak.
Memang sih ada bagus nya kalau Jennie berhenti keluyuran, namun sikap Jennie yang berubah 180 derajat sejak pertemuan keluarga satu bulan lalu membuat Mama menjadi bertanya-tanya. Apa gerangan yang menimpa anak semata wayang nya itu.
Karena Jennie yang begini, Mama pun berinisiatif meminta salah satu teman Jennie untuk datang. Yakni Hanbin.
"soree Tante" sapa Hanbin pada Mama Jennie yang menyambut nya di teras samping rumah.
"sore Bin... maaf ya, tante ngerepotin minta kamu dateng kesini"
"hehe, engga apa-apa kok tan. Hanbin juga emang udah lama ga main"
Hanbin ikhlas banget kalo pun tiap hari diminta datang untuk menemui Jennie, Tante saja yang tidak peka kalau Hanbin menyimpan perasaan pada Jennie sejak lama.
"Bin, tante mau tanya... kalian masih adain kelompok belajar engga? Kok belakangan ini Jennie sepulang sekolah langsung diem di kamar, hari libur juga kalian engga pernah jemput Jennie lagi."
Hanbin terkejut dengan pertanyaan Mama Jennie. dari awal pun mereka tidak pernah membuat kelompok belajar yang Mama ketahui, melainkan kelompok nongkrong di disko atau main di club biliard milik Om nya Yoyo. Jangankan belajar, mereka aja di sekolah sering banget mabal. Lisa dan Jennie adalah dua cewek yang tergabung dengan geng bobrok yang disatukan oleh Bobby dan Hanbin.
Hanbin tersenyum kecut, bingung melanda otak nya saat ini.
"oh.. itu... kita udah jarang kumpul Tan.. Jennie paling main di sekolah sama Lisa. Hehe"
Mama manggut-manggut mendengar jawaban singkat Hanbin.
"belakangan ini, Jennie jadi aneh karena ga pernah keluar rumah. Pulang sekolah selalu tepat waktu"
Hanbin tersenyum tipis, "iyaa ya tante... kalo gitu, Hanbin boleh ketemu Jennie nya engga?"
"oh.. boleh dong, Jennie nya ada di kamar. Tante panggil ya?"
.
.
.
Mino menyandarkan punggung nya di mobil sedan milik nya. cowok itu sudah berdandan dengan rapi sebagaimana cowok keren yang untuk kesekian kali nya mengajak kencan seseorang.
Ya, Mino akhirnya berhasil jalan dengan Dara. Ini adalah ke lima kali nya bagi Mino untuk mengajak sosok guru olahraga itu makan diluar atau nonton film di bioskop. Mino juga pada awal nya tidak menyangka, bahwa obrolan mereka di pertemuan keluarga dapat mengantarkan Mino pada proses penjajakan dengan Dara seperti ini.
Dara muncul dari dalam rumah dengan pakaian santai berupa celana jeans panjang dan kemeja oversized putih membungkus tubuh mungil nya. Dara tersenyum, make up nya tipis sehingga membuat kecantikan nya tampak awet muda. Daripada cewek umur 30an Dara kelihatan seperti masih gadis berusia 20an.
"udah siap?" tanya Mino pada pujaan hati nya itu.
"udah.. yuk!" ajak Dara pada Mino.
Mino bahkan membuka kan pintu untuk Dara, perlakuan nya sangat manis dan tidak pernah berubah sama sekali sejak mereka pertama kali memutuskan untuk sering jalan berdua seperti ini. maklum saja, Dara adalah tipikal gadis impian Mino. Yang cantik, mandiri, dewasa dan tentu nya baik hati.
Kencan kali ini Mino yang memutuskan tempat nya, cowok itu memilih untuk mengajak Dara ke galeri seni milik salah satu dosen nya di kampus. Karena bidang kesenian adalah keahlian Mino tentu saja Mino ingin memamerkan ilmu pengetahuan nya tentang seni pada Dara.
KAMU SEDANG MEMBACA
With Queen B (Mino x Jennie)
FanfictionMino si cowok tipikal perfeksionis bertemu dengan Jennie yang justru kebalikan dari tipe idealnya.