Langit California terlihat berbeda setelah satu tahun aku tidak melihatnya. Hanya dua hari mereka memberiku waktu untuk menghabiskan momen bersama keluarga sebelum aku pergi, ke suatu tempat yang benar-benar asing.
Tempat dimana keluargaku tidak bisa menelepon dan menanyakan kabar.
Tempat yang sangat berbahaya dan bisa saja mengancam nyawa.
Aku tidak tau apakah mereka akan baik-baik saja ketika tidak mendengar kabarku selama bertahun-tahun, dan yang paling aku khawatirkan sekarang adalah,
Aku tidak bisa bertemu dengan mereka setelah aku kembali.
"Park Jaedong!!" Dari gate kedatangan aku bisa melihat ibuku melambaikan tangan dengan penuh semangat. Ketiganya lengkap berdiri disana; ayah, ibu, dan kakak perempuanku, mereka menyambut kepulangan anak laki-laki bungsu di keluarga mereka dengan penuh suka cita.
Aku harap rasa cemas ini segera pergi, aku tidak ingin kekhawatiran ku merusak hari bahagia saat aku bisa berkumpul dengan keluarga,
Entah untuk yang terakhir kalinya.
🌌🌌🌌
"Jadi, kamu akan berangkat minggu depan?"
"Iya, sepertinya ibu sudah dengar beritanya lewat televisi."
"Kamu sudah lama tidak pulang, dan setelah ini bahkan aku tidak tau kapan aku bisa kembali bertemu denganmu."
Aku terdiam, melihat ibu yang tersenyum menikmati makan malamnya namun dengan air mata yang sedang ibu tahan agar ia tidak menangis, dadaku terasa sesak. Kakak perempuanku juga menatap ke arahku lekat, sedangkan ayah tidak merespon apa apa.
"Ibu jangan bilang begitu. Ibu bisa menelepon NASA dan mengirimkan video kepadaku. Ini sama saja seperti video call, namun aku butuh waktu untuk membalasnya. Ibu masih bisa melihat wajahku."
"Dia sudah besar, bahkan selama ini kamu tidak pernah mencemaskannya selama ia berada di Florida." Ayah menambahkan.
"Apa kamu sudah menyiapkan segala keperluanmu?"
"Sudah, persiapannya sudah sangat lama, aku yakin tidak akan ada masalah sampai aku kembali."
"Syukurlah, jika begitu lakukan apa saja yang ingin kamu lakukan selama disini, kamu tidak akan melihat rumah selama beberapa tahun."
🌌🌌🌌
Kamar ini tidak berubah sejak aku meninggalkannya pergi. Kamar yang menjadi saksi bagaimana seorang Park Jaehyung tumbuh dan akhirnya bisa menjadi astronot yang akan berangkat minggu depan ke bulan.
Koleksi gitarku di sudut kamar, posisinya pun juga tidak berubah. Sudah lama aku tidak memainkan gitar, aku bahkan tidak ingat kapan terakhir kali aku menyentuhnya.
Semua orang sudah tidur, jadi tidak ada salahnya kan jika aku memainkan beberapa lagu?
Aku menyukai udara malam karena lebih sejuk dibandingkan udara siang. Langit terlihat cerah, terdapay beberapa bintang bersinar diatas sana. Petikan gitar akustik yang sudah lama tidak aku mainkan ternyata masih enak di dengar, syukurlah aku tidak lupa bagaimana cara memainkan alat musik ini.
Seperti film pendek, segala kenangan yang telah aku lalui berputar cepat dalam ingatanku. Aku baru menyadari bahwa kehidupan yang telah diberikan Tuhan untukku sangatlah indah, meski beberapa kali aku juga merasakan sedih, tapi aku merasa bahagia, aku merasa cukup atas apa yang telah diberikan, dan sekarang saat aku sadar jika segalanya akan 'berakhir', aku ingin waktu berhenti.
Aku tidak pernah bercita-cita menjadi astronot sebelumnya, aku bahkan tidak tertarik dengan sains luar angkasa,
Aku menyukai musik, aku suka bermain gitar, aku juga bisa memainkan alat musik yang lain, dan aku juga bisa menulis lagu. Sangat berbeda, kan?
Tapi ini yang sudah disiapkan Tuhan untukku. Segalanya berlalu seperti air, dan disaat saat seperti ini aku sadar, bahwa aku sudah melangkah jauh dalam kehidupan ini.
Segalanya akan baik baik saja, tidak akan ada berita buruk selama 10 tahun mendatang sampai aku menyelesaikan misi penelitian ini.
Aku yakin, aku akan kembali dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asteroid 325 [ PJH x PJM ]
Fanfiction"Bahkan kebohoganmu tidak membuatku lupa jika aku pernah menyayangimu. Aku kembali ke bumi dalam keadaan hampa, semoga kita bisa kembali bertemu.." - Park Jaehyung © Eun Ahra - 2021