Jamkos

109 8 6
                                    

Seluruh nama Karakter, organisasi kejadian, tempat insiden dan lainnya dalam cerita ini hanya fiksi belaka tidak bermaksud untuk menyindir atau merugikan suatu pihak. Mohon kebijakan nya saat membaca sertakan memberi vote.


"Woi woi guru lagi rapat" Renjun tiba di kelas dengan tergesa gesa dengan keringat yang bercucuran. Maklum tadi semua siswa habis senam. Untuk menjaga kesehatan tubuh.

"Hah? Semua guru?"

"Njun emang guru rapat apaan?" tanya Vana yang sedang duduk di kursinya.

"Kek nya si kita pulang cepet" Renjun pun mendekat dan ikut duduk di bangku nya kemudian yang lain ikut ngumpul bersiap untuk gibahin orang.

"Semalem gue udah bilang kan, tweet lagi rame tau. Ada virus menular" Mark membuka percakapan awal mereka. Semua menganggguk nyimak.

"Yaudah sana lo jualan es"--Vana

"Mending jualan es di neraka dijamin laku"--Haechan

"Ooh jadi lo udah yakin bakal jadi penghuni neraka?"--Mark

"Kita semua bakalan ketemu lagi di neraka setelah meninggal. Tenang aja nereka masih muat" kata Jeno kemudian terdengar suara bel. Bel berbunyi satu kali pertanda ada panggilan ketua kelas.

"Yes pulang cepet"--Jeno

"Woi Chenle buruan sana" Renjun mendorong dorong tubuh Chenle agar mau berdiri dari tempat duduk nya

"hih males banget gue, lo aja na gantiin gue" Chenle mendorong dorong tubuh Vana.

"Dih apaan, lo kan ketua kelas"

"Ketua kelas rasa babu." Chenle tersenyum ramah. "Kenapa kalian lebih banyak ngasih vote ke gue" kemudian merubah wajahnya murung.

"Lo kan kaya" Haechan tersenyum lalu menepuk nepuk bahu Chenle

"Ketinggalan berita nanti woilah cepetan" Jeno pun mendorong tubuh Chenle keluar kelas.

"Woi lah nggk ikhlas gue!!!" Chenle berjalan kesal menuju aula sesekali menghentakkan kaki dengan wajah cemberut ngedumel. Yang pasti dia diliatin sama orang orang disekitar.

"Biar aja orang utan satu itu" Haechan menutup pintu kelas nya

"Eh eh tau nggak?" Tanya Vana yang mengalihkan perhatian.

"Apa?"

"Chenle kek aneh nggak si?"

"Dia kan emang aneh"

"Bukan gitu Jen ih. Beberapa hari ini gue liat, dia berangkat sekolah jalan kaki"

"Mungkin dia bosen naik mobil mulu"--Jaemin

" Ngomongin soal bosen, jamkos kek gini bosen juga ya" Jeno menidurkan kepalanya di atas meja.

"Nggak ada jamkos bosen, kalo ada jamkos juga bosen karena nggk tau mau ngapain. Terus mau lo tuh apa?!"--Renjun

"Heran Renjun ngegas mulu dari kemaren"--Jaemin

"Coba cek sapa tau rem nya blong"--Jeno

"Jangan jangan Renjun abis nyemilin gas LPG di rumahnya"--Haechan

"Paling dia belum kentut jadi dia belum mengeluarkan gas"--Mark

"Dahlah pulang lah aku"--Renjun

"Aha!"

"Astagfirullah" Beberapa dari mereka kaget karena tiba tiba Vana bersorak.

"Dia nggk kesurupan kan?" Jeno yang duduk di samping Vana langsung bergeser menjauhi Vana.

This Is Corona • On Going •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang