Bukber

44 5 0
                                    

Seluruh nama Karakter, organisasi kejadian, tempat insiden dan lainnya dalam cerita ini hanya fiksi belaka tidak bermaksud untuk menyindir atau merugikan suatu pihak. Mohon kebijakan nya saat membaca sertakan memberi vote.










Jam menunjukkan pukul 15.07 WIB. Diluar masih panas terik terik nya. Ada angin yang berhembus pun ikut jadi angin panas. Jangan di tanya Vana lagi ngapain. Jelas lagi menjelajahi alam bawah sadar nya.



"Vana..."




"Vana..."




Vana masih ada di dalam mimpi. Dan mendengar sayup sayup nama nya di panggil.

"Vana! Heh!" Vana tersadar ketika suara itu memanggil nama nya lagi. Membuka matanya lebar.

"Hmm?" Dia masih meregangkan otot otot nya.

"Beli takjil sana" suruh bunda.

"Hm tumben? Gak buat aja?"

"Bunda lagi sakit perut. Mager juga"

"Baru aja empat hari puasa udah mager aja" ledek anak bungsu nya. Yang baru dateng udah dapet pukulan ringan dari sang kakak.

"Kamu aja puasa tapi tidur mulu! Amal puasanya mana?"

"Ini aku mau otw masjid" dengan bangganya Jisung memamerkan sarung di tangan nya.

"Aku juga mau ke masjid bun"

"Iya beli takjil nya pulang dari masjid" Vana pun menyetujui lalu bunda keluar yang di ikuti Jisung di belakang.



"Heh temenin kakak nanti" Vana menarik sarung Jisung dan dia pun terhenti. Menoleh kebelakang.

"Males! Aku mau ngaji"

"Tumben" Vana melepaskan sarung Jisung, membiarkan nya pergi keluar.







Setelah selesai. Kini Vana tengah menunggangi motornya di tengah jalan yang cukup ramai dengan tidak lupa memakai masker. Mengingat ini masih dalam kondisi pandemi, tapi tetep aja manusia manusia di luar sana banyak yang belum sadar akan pentingnya memakai masker. Menyepelekan virus yang tengah mewabah ini.


Vana lewat di depan stan Chenle dan melihat jualan dia cukup ramai. Vana pun menghampiri nya.

"Woi le, laris manis" kata Vana yang masih duduk di motor. Di samping stan Chenle. Kalo di depan bisa ngalangin pembeli.

"Alhamdulillah na, masih awal awal puasa" Chenle melirik sebentar ke Vana lalu melanjutkan kegiatan membantu mamah nya. Vana yang ngeliat itu aga gak enak ganggu Chenle dia pun pamitan dan lanjut mencari takjil yang udah di list bunda.


Setelah dirasa cukup, Vana kepikiran. "Bantuin Chenle asik kali ya" dia pun segera melajukan motornya aga santai, ini masih jam 16.58 WIB



"Assalamualaikum, bun..." Vana memasuki rumah nya.

"Waalaikumsalam taruh sini dulu na" Vana pun mengangguk dan menaruh di tempat yang bunda katakan tadi.

"Bun Chenle buka stan takjil"

"Loh kok tumben"

"Iya ekonomi lagi merosot"

"Ooh, rame?"

"Alhamdulillah hehehe. Bun aku bantuin dia ya sekalian bukber bareng" pinta Vana dengan cengengesan.

"Ih gk enak lah sama mamah nya, nanti dikira kamu minta takjil nya" jawab bunda.

"Astaghfirullah bun gak boleh se-udzon"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

This Is Corona • On Going •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang