Tempat dimana aku bertemu ibu
Adalah tempat untuk memangku para ibu
Tempat dimana aku lari dari marahnya ibu
Adalah tempat untuk menampung tangisan ibuTempat itu juga ibu,
Ibu dari semua ibu
Yang menangis kala batang batinnya ditebangi
Yang marah apabila ranting jiwanya dipangkasiDaun-daun di pohon nyawanya berguguran
Seiring gugurnya harapan masa depan
Dia merintih, seperti ibu yang menangisi kenakalan anaknya
Seperti ibu, yang kehabisan kata-kataDia takut, dia resah
Bagaimana dia akan hidup lama jika tubuhnya diganti plastik dan besi?
Bagaimana dia akan hidup lama jika tubuhnya dieksploitasi?Semua anak di pangkuannya sibuk menggali
Harta karun dalam palung hatinya yang paling dicari
Mereka makan emas, perak, berlian, dengan rakusnya
Seakan lupa, mereka tak bisa hidup selamanya
Seakan acuh, anak cucu mereka mau makan apaMaafkan kami, ibu
Menjadi anakmu adalah sebuah anugerah
Namun kebodohan kami adalah masalah
Kami mohon, jangan dulu engkau marahMaafkan kami, ibu
Kami hanya ingin merdeka
Namun kami salah makna
Merdeka bukanlah hidup sejahtera sendiri
Namun bersama-sama berada di pangkuanmu, tanpa menyakitiIbu, jangan menangis lagi
Air matamu membasahi paru-paru anakmu tahun ini
Isak tangismu menggoyahkan semangat kami
Nafas beratmu membuat kami harus menyendiriIbu, bertahun-tahun negeri ini merdeka
Kami harap merdeka tak dirasa oleh anak-anakmu saja
Kami harap engkau juga

KAMU SEDANG MEMBACA
ANAK BUMI
PoesiaKumpulan puisi tentang Ibu Pertiwi, Negara dan tetek bengeknya.