Lagi lagi aku kalah, dengan mudahnya iba ku meleleh
bagai coklat yang terpapar panasnya matahari
kau masuk tanpa permisi, meruntuhkan benteng kokoh yang laki laki siapapun tak mampu merobohkannya.
Dan kau, selalu berhasil menemukan celah untuk masuk.
bodohnya aku, aku selalu mengalah untukmu.
Mengucapkan "Iya" untuk kalimat yang kau ucapkan. Bahkan kalimat yang seharusnya aku "tidak"kan.
Sial !!
Lagi-lagi kamu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Tear Dance
Teen FictionMenghembuskan nafas untuk merangkai kata-kata emosiku yang tertuju pada mu, dan membuatmu mendengarkan itu semua, sungguh aku tidak mampu. Benar-benar tidak mampu jari jemariku yang dulunya sering menari untuk membalas kata-kata darimu, sekarang dia...