《Xiao x Venti》Embrace the Wind

2.4K 123 44
                                    

Request from IstrinyaTanjirou14

Di dalam dunia ini, Xiao sangat menghormati satu sosok di dalam hidupnya; Rex Lapis. Figur itu adalah sang Archon yang menyelamatkannya dari si dewa jahat. Melepaskannya dari nama 'Alatus' dimana ia harus membunuh orang-orang yang tak bersalah, membuat jiwa-jiwa mereka marah dan menyiksa kalbu Xiao selama ribuan tahun.

Xiao sangat menghormati Rex Lapis.

Dia berjanji untuk melindungi Liyue kapada sang Lord of Geo yang telah menyelamatkan hidupnya ini. Ia terus menghormati apapun keputusan sang Tuhan, yang bahkan kini memilih untuk pensiun dan hidup menjadi manusia biasa dengan nama 'Zhongli'.

... kecuali satu hal.

"Saya tidak paham mengapa kau memilih fatui itu sebagai pasanganmu, Zhongli-sama."

Pernyataan itu keluar ketika Xiao, Zhongli, dan si fatui; Childe—sedang menemani sang traveller, Aether, untuk berpergian mengelilingi Liyue. Ketika banyak musuh di depan mereka, si Adeptus itu memilih mengobrol kepada si Tuhan yang juga bersantai di sampingnya.

Mau bagaimana lagi? Musuh-musuh di hadapan mereka sudah dilawan dengan antusiasnya oleh si fatui gila. Membuat Aether hanya bisa membantu melawan beberapa musuh yang ada di sana.

"Huh?" Zhongli menerjapkan matanya, melipat tangannya dan melirik ke arah si Yakhsa mungil di sampingnya. "Ada apa, Xiao? Kelihatannya kau sangat membenci Tartaglia."

"Ya, saya membencinya," jawab Xiao apa adanya. Tatapannya menggelap menatap si fatui yang kini menggunakan spear meleenya untuk melawan monster-monster bagaikan manusia yang tak waras. "Dia adalah manusia yang menyebalkan."

"Hahaha," Zhongli tertawa. Dia berusaha mengerti apa yang dimaksud oleh Xiao. Childe adalah sosok yang telah menghancurkan ketenangan Liyue, pantas saja Xiao membencinya. Zhongli hanya tersenyum tipis, "Sejauh ini, aku tertarik dengannya. Jadi kalau kau tanya padaku mengapa aku memilih dia sebagai pasanganku, itu karena aku mencintainya."

"..." Xiao memejamkan matanya. Hembusan napas terlontar dari bibirnya, "Itu hanya untuk sementara, bukan? Lima atau enam puluh tahun lagi, fatui itu akan menua. Layaknya manusia, mereka kembali ke tanah dan meninggalkan dunia ini."

"..."

Xiao tersentak ketika merasakan tatapan tajam dari Zhongli—meski itu hanya sekilas, sebelum pada akhirnya bibir sang Tuhan itu berkata, "Aku tahu, kau tak perlu memperjelasnya. Aku selalu menikmati tiap detikku di sampingnya. Dengannya yang tidak abadi."

Xiao tak bisa menjawab apa yang dikatakan Zhongli. Meski ia masih belum merasa setuju, ia tidak ingin membantahnya. Zhongli mendengus pelan, lalu kembali berkata, "Xiao... kau itu... tidak pernah jatuh cinta, ya?"

"Huh?"

"Perkataanmu itu terlontar seolah kau tak memahami apa yang kurasakan," manik emas Zhongli menatap lurus Xiao. "Kita telah hidup ribuan tahun, Xiao. Tak ada salahnya merasakan cinta dan menikmatinya."

"... cinta itu... emosi yang tidak penting," jawab si pemilik rambut hijau gelap itu, mengalihkan pandangannya sembari meremas pergelangan tangannya sendiri dengan tangan lainnya.

Zhongli melukiskan senyuman tipis di birainya, "Yah... kurasa kau harus merubah pikiranmu itu. Cinta adalah sesuatu yang penting. Cinta ada sebagai bentuk kualitas dari jiwa makhluk hidup.

...  kualitas diri yang tidak mudah berubah begitu saja."

Xiao memandang sang Lord of Geo yang menarik senyuman hangatnya, menatap fatui kesayangannya yang kini telah mengusap keringatnya. Puas sekali atas pertarungannya. Xiao masih tidak memahami apa yang dikatakan Zhongli. Namun, di sanalah pembicaraan mereka berakhir sore itu.

Genshin Impact Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang