Dear Diary ...
Malam ini begitu cerah diary. Kamu tahu ? Hatiku tak secerah langit malam ini ... Aku sedih, dan saat kesedihan itu, semuanya justru pergi tanpa kabar berita. Aku seperti jatuh, tertimpa tangga pula. Aku benar-benar tak menyangka, Dara akan pergi ke sana. Kekota itu.
Dara ... sedang apakah kamu saat ini ? Apa kamu merindukanku seperti aku merindukanmu ? Dara, disini cerah. Tapi langit disana seperti mendung. Apa kamu sedang bahagia atau sedih ? Aku merindukanmu duhai Sahabatku ... kenapa pergi dan meninggalkan aku?
Diary ... maaf kamu jadi basah. Sudah dulu ya, aku mulai mengantuk. See you....Sinta menutup buku Diary nya kemudian diletakkannya di bawah tumpukan buku pelajaran miliknya. Pipinya basah karena tangisnya. Ia kemudian beranjak ketempat tidurnya. Sinta berbaring dan menatap sebuah foto, foto itu adalah Sinta, Dara dan Brian ketika sedang bermain disawah bersama. Memori-memori Sinta muncul satu per satu.
***
Di sawah, sekitar 5 bulan yang lalu.
“Dara ... tungguin aku ..” pinta Sinta.
Dara berlari terus berlari meninggalkan Sinta. Ia sama sekali tak peduli karena ia sedang ingin menjaili sahabatnya itu. Sinta yang merasa kesal kemudian berhenti mengejar Dara. Melihat itu, Dara pun ikut berhenti.
“Kok berhenti ?” Dara berteriak.
“Capek tau !!!” balas Sinta sedikit marah.
Ketika itu sedang liburan, jadi mereka sering bermain bersama, disawah. Tak mereka duga, ada seseorang yang selalu mengamati dari kejauhan. Daia Brian, teman SMP mereka yang sangat mereka kenal. Telah lama Brian mengagumi Dara. Karena sikap dan sifat Dara yang akan membuat setiap laki-laki tertarik padanya. Namun brian tak pernah mengungkapkan hal itu pada Dara. Ia masih takut. Ia takut jika ditolak. Ia takut jika dengan cinta maka persahabatannya akan luntur. Ia takut jika ada hati yang tersakiti. Juga satu hal yang membuat Brian tak mengungkapkan perasaannya pada Dara, Sinta. Ya ... Sinta yang adalah sahabat dara itu ternyata menyukai dirinya.
Ketika pagi itu, Brian sengaja berangkat sangat pagi sekali demi menaruh surat untuk dara. Surat yang didalamnya tertulis tentang perasaannya. Brian pergi setelah berhasil meletakkan surat itu di laci meja Dara.
Beberapa saat kemudian, Dara dan Sinta datang bersamaan. Ternyata mereka sudah merencanakan untuk beralih posisi. Biasanya Dara dikanan, kini Sinta yang berada ditempat itu. Akhirnya .. bukan Dara yang menerima suat Brian, melainkan Sinta. Bahagia bukan main saat Sinta membaca isi surat dari Brian.
Kemudian Sinta bergegas menemui Brian ditempat yang telah disebutkan dalam suratnya. Dara mengetahui hal itu, dan ia mendukung sahabatnya.
“Semangat ya, Sinta ... Aku dukung kamu selalu pokoknya” Dara memberi semangat.
“Oke Daraku sayang. Da ... Dah ...” Sinta mencubit kedua pipi sahabatnya kemudian berlari meninggalkan kelas.
Tik ... air mata Sinta menetes. Kejadian itu mengingatkannya pada Brian, seseorang yang begitu ia sayangi. Juga pada sahabat karibnya, Dara. Kiniair mata Sinta berhasil mengalir deras, ia tak mampu lagi menahan kesedihan dalam kesendiriannya.
***
Adzan subuh berkumandang, tanda akan segera datangnya pagi. Ditempat yang berbeda-beda, keempat insan kecil sedang menjalankan sholat subuh. Sinta begitu khusyuk dalam melaksanakan kewajibannya kali ini. Bahkan sejak semalam ia belum terlelap sama sekali. Ia berdo’a dan terus berdo’a agar semuanya akan kembali baik-baik saja. Sementara Dara dan Tian melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Walau Dara tak menyadari sebenarnya Tian begitu dekat dengannya. Disisi lain, Briaan pun melaksanakan sholat berjama’ah dimushola yang dekat dengan rumahnya. Mereka kemudian menjalankan aktivitas dan keseharian seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Hidupku !
Teen FictionDara , gadis kecil yang hidup dengan kesederhanaan untuk mencari kebahagiaan. Hanya dengan rasa ia tahu cinta sejatinya. Walau tak dapat lagi memiliki raga cintanya.