Bagian 1
“Tian ... aku pulang dulu ya. Udah ditunggu Ayah. Assalamu’alaikum” Arya meninggalkan Tian sendirian di gerbang.
“Wa’alaikumsalam ...”
Satu persatu murid keluar dari gerbang. Ada yang sudah ditunggu orang tuanya, ada juga yang naik kendaraan umum, dan sebagian masih menunggu didepan sekolah. Tanpa sengaja, Tian mendengar ucapan beberapa siswa bahwa Dara tidak hadir hari ini.
“Kenapa dia tidak hadir ? Dia sakit, atau ?” pikir dan batin Tian
Tak lama kemudian, mobil yang menjemput Tian sudah tiba. Ia segera masuk kedalam mobil yang dan mobil pun melaju kencang.
“Pak ... kok macet banget ya ?”
“Iya mas, nggak tahu. Tadi pas bapak berangkat belum seperti ini”
“Oh ... gitu. Nggak ada jalan lain pak ?”
“Bapak tahu mas, tapi jalannya agak kurang bagus, sayang mobilnya mas ...”
“Ya udah .. tunggu sebentar lah” Tian pasrah.
Disela kesuntukannya, Tian masih memikirkan sang Dara yang tidak masuk sekolah hari ini. Tian penasaran, dan berpikir untuk menanyakan sendiri pada Dara melalui pesan. Tapi ia urungkan niatnya, lalu ia hanya menuliskan sebaris kata dilayar handphonenya
To : Dara
Macet ... penyakit lama di Ibu Kota.
Bagiku suda biasa.
Karena bertahun aku mengalaminya.
Rindu ... penyakit baru dihatiku.
Rasanya teramat pilu.
Jika sehari saja tak melihat wajahmu.
send
‘Ting’ ... Bunyi Handphone Tian. Tak sengaja, baru saja pesan itu sampai kepada Dara. “Duh ... Bodohnya aku” Tian menyesali perbuatannya.
Sesaat setelah itu, Tian menyuruh sopirnya untuk melewati jalan lain. Karena hati gundahnya membuat Tian tak dapat mengendalikan emosi. Pak sopir pun menuruti keinginan tuannya.
***
Bagian 2
Dara terlihat begitu bahagia dengan kehidupannya yang baru. Setelah bertahun-tahun tak bertemu, hari ini akhirnya dapat berjumpa. Betapa bersyukurnya ia pada Allah yang telah mengabulkan do’anya.
Dirumahnya yang baru, Dara telah disediakan kamar yang begitu cantik dan mewah. Baju, buku, alat tulis, boneka kesukaannya, semua telah disediakan. Terlebih lagi, sekarang Dara telah memiliki sebuah laptop yang selama ini begitu diharapkannya, dan semuanya justru lebih dari yang ia harapkan. “Alhamdulillah ...” tak henti-henti Dara mengucapkan syukur.
Ketika Dara tengah berada di depan jendela kamarnya, Hpnya berbunyi. 1 buah pesan dari nomor misterius itu. Dara kemudian membaca pesan tersebut.
From : +6285606XXXXXX
Macet ... penyakit lama di Ibu Kota.
Bagiku suda biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Hidupku !
Fiksi RemajaDara , gadis kecil yang hidup dengan kesederhanaan untuk mencari kebahagiaan. Hanya dengan rasa ia tahu cinta sejatinya. Walau tak dapat lagi memiliki raga cintanya.