; 07

933 198 21
                                    

"Ada yang keberatan?"

Tundukkan kepala jadi jawaban dari pertanyaan si wali kelas. Perhatiin satu-satu muridnya buat pastiin kalau memang gak ada yang keberatan.

"Saya tanya sekali lagi, ada yang keberatan? silahkan angkat tangan dan berikan alasan." Sekali lagi, senyap jadi jawaban.

Beberapa saat diluangkan bu Yuri buat perhatiin muridnya lagi. Saat udah pasti, akhirnya bu Yuri umumkan keputusan akhir.

"Berarti udah resmi kalau Jungkook yang jadi ketua kelas. Untuk Yeri, saya harap kamu bisa jadi wakil yang bertanggung jawab."

Yeri, angguk kepala sebagai jawaban. Dalam hati nyebut seluruh hewan di kebun binatang karena kesal. Dia ini bukan siswa teladan dan sama sekali gak ada niatan buat urus kelas yang pastinya akan nyusahin. Apalagi ketua kelasnya itu Jungkook, sama sekali gak bawa pengaruh positif buat dia.

Balik ke bu Yuri yang sekarang tatap Jungkook yang duduk di bangkunya. Kepalanya tunduk ke bawah buat tatap meja nya yang datar.

"Jungkook, kamu keberatan?" Dapat pertanyaan begitu dari bu Yuri, Jungkook tegapkan badan buat tatap bu Yuri gugup.

Dia kurang percaya diri buat ambil tanggung jawab yang menurut dia cukup besar ini.

"S-saya, saya-

"Saya yakin kamu bisa." Bu Yuri potong ucapan Jungkook sebelum alihkan atensi ke para murid yang perhatikan dia baik-baik. "Eunha, saya juga pengen kamu jadi sekretaris. Changkyun kamu saya beri tanggung jawab untuk jadi bendahara kelas. Sekian dari saya, saya harap kalian bisa menghargai keputusan saya." Akhirnya bu Yuri ambil langkah buat keluar kelas setelah dapetin jawaban berupa 'Baik bu' serempak dari para muridnya.

Begitu bu Yuri pergi, suasana hening di kelas hilang tiba-tiba. Digantiin suara bising dari para murid yang ngeluarin argumen mereka masing-masing.

"Wtf! Si kentang jadi ketua kelas?! gue gak sudi, sumpah!" Salah satu siswi kelas yang namanya Yuju keluarin argumennya. Matanya bahkan natap sinis kearah punggung Jungkook yang setia duduk di bangkunya.

"Iya! Najis banget! tu anak kayaknya ngomong aja susah, ini disuruh jadi ketua kelas! mana dia terima-terima aja lagi!"

"Iyalah diterima. Kan dia mau caper ke bu Yuri."

"Ohh gitu, UDAH CUPU, KENTANG, SEKARANG CAPER!? BESOK APALAGI YA?!"

Disisi lain, Jungkook remat tas sekolahnya erat-erat. Berharap banget jam pulang cepet bunyi. Seenggaknya dia gak perlu denger ocehan teman-temannya.

"Jungkook." Begitu dengar namanya dipanggil, Jungkook toleh kesamping. Ada Eunha yang pasang senyum manis ke dia.

"Iya?"

"Nanti kita kerja sama ya. Kita kan punya tanggung jawab yang sama buat kelas ini. Kalau ada apa-apa kamu bilang ke aku aja ya." Eunha jelasin. Senyuman masih setia dia pasang.

Jungkook lega. Seenggaknya masih ada satu orang yang pro ke dia.

"Thanks."

•••

Di perjalanan pulang, Jungkook sempatkan diri buat mampir ke toko buku dekat rumahnya. Mobil yang antar dia beserta supirnya tunggu di parkiran. Pilih beberapa buku yang sekiranya dia perluin, gak lupa beberapa novel juga jadi sasaran Jungkook. Selesai beli, Jungkook dibuat kaget waktu lihat Eunha lambai tangan di depan toko buku.

"Eh kamu." Jungkook pasang senyum canggung begitu hadapan sama teman perempuan nya itu.

"Kamu suka baca buku?" Eunha tanya semangat sambil tunjukkan senyum terlebarnya.

"I-iya. Kalau kamu?" Kalau boleh jujur, Jungkook sedikit canggung sekarang. Karena udah lama banget dia kurang bergaul sama orang selain sahabatnya.

"Aku sukaaa banget! Aku biasa datang kesini juga loh! tapi jarang liat kamu." Nada gadis itu menurun di akhir kalimat, tanda sedih. Sebelum tampilkan senyum lebarnya lagi. "Sekarang aku udah tau kamu suka baca buku juga. Kita bisa datang kesini sama-sama mulai besok!" Katanya semangat.

Jungkook sendiri hanya bisa pasang senyum. Garuk tengkuknya yang sama sekali gak gatal buat alihkan rasa canggungnya yang naik ke ubun-ubun.

Seumur-umur, Jungkook belum pernah punya teman lawan jenis. Itu karena Jungkook memang kurang nyaman. Ya, walaupun kehidupan JHS nya berbanding terbalik dengan masa SHS nya tapi tetap saja dia gak punya keinginan buat sekedar jalin hubungan sebagai teman sama lawan jenisnya.

"Kamu naik apa kesini?" Nah, pertanyaan Eunha ini buat Jungkook bingung sendiri.

Dia tatap kearah mobil mewah bercat hitam yang lagi parkir disana. Jungkook belum mau adayang tau identitas dia yang sebenarnya. Masih takut walaupun Eunha baik ke dia.

"Emm..Naik bus." Akhirnya Jungkook jawab walaupun bohong.

"Wah! sama dong! bareng yuk!" Tanpa tunggu jawaban Jungkook, Eunha lebih dulu tarik tangannya buat jalan ke halte bus yang kebetulan tepat diseberang toko buku.

Gak butuh waktu lama buat tunggu sampai busnya datang. Mereka pilih duduk dibelakang karena cuma kursi itu yang kesisa. Dan ini juga jadi kali pertama Jungkook masuk ke bus selama dia hidup.

Biasanya Jungkook selalu punya cara buat masuk ke mobil jemputannya tanpa ada yang tau.

"Kamu tingga dimana?" Eunha tanya buat Jungkook gugup.

"Di-

"Yah aku udah sampe. Kamu masih jauh?" Eunha tanya kembali sambil berdiri.

"E-enggak kok ini udah deket juga."

"Oh, yaudah aku duluan ya. Bye Jungkook." Eunha lambai tangan sekali sebelum keluar dari bus.

Jungkook sendiri bingung, dia sama sekali gak tau ini di area mana. Jungkook sengaja diem karena mau tunggu Eunha pulang duluan. Tapi dia gak tau kalau akibatnya bakal gini.

Di pemberhentian kedua setelah Eunha, Jungkook pilih buat turun. Keadaan diluar udah mulai gelap karena memang Jungkook hari ini pulang sore dari sekolahnya.

"Kok gak di bales ya?" Jungkook tatap layar pipihnya kesal.

Daritadi dia berusaha buat hubungi supirnya. Tapi entah kenapa gak ada balesan sama sekali.

Sekitar setengah jam berlalu, ada mobil hitam berhenti di depan dia. Jungkook udah pikirin banyak hal negatif. Udah juga banyak berspekulasi yang enggak-enggak.

Tapi begitu kaca mobil diturunin, Jungkook dibuat kaget.

"Loh-

Setelah sekian purnama berlalu, akhirnya aku punya ide buat up book ini hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sekian purnama berlalu, akhirnya aku punya ide buat up book ini hehe.

Bukan Kentang Biasa [BTS story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang