"Satu, dua, step, step!"
Seruan instruksi yang terdengar hingga luar dari studio tari menarik perhatian Gojou. Pemuda itu baru saja selesai kegiatannya dari laboratorium, sibuk persiapan untuk kompetisi Sains. Lalu saat melangkah hendak pulang, ia melewati ruang studio tari dan mendengar suara-suara itu. Ia pun langsung teringat jika hari ini adalah jadwalnya latihan klub tari yang diikuti Utahime. Pemuda itu pun berhasrat untuk mengintip sejenak aktivitas klub tari. Lebih tepatnya ia ingin melihat Utahime berlatih tari.
Mengambil posisi di area depan ruangan, beruntung pintu studio terbuka agak lebar. Memastikan posisi tubuh tak terlihat dari dalam. Kelereng biru itu difokuskan dan pemandangan enam penari perempuan sedang bergerak ke sana kemari, berlatih tampak di mata. Utahime menjadi salah satunya.
"Ke kanan!"
Dari dalam terdengar guru tari memberikan instruksi sambil menepukkan tangannya. Para penari itu menari tanpa musik. Mereka bergerak diiringi ketukan dari sang guru. Gojou menyaksikan dengan seksama, iris terfokus pada gadis yang dikuncir tinggi, berponi, dan terdapat luka melintang di wajahnya, yaitu Utahime.
Gadis itu begitu fokus dengan gerakan. Luwes, lincah, berenergi, dan auranya begitu kuat di antara penari lain. Gojou akui jika Utahime adalah penari yang paling mencolok di antara yang lain dalam artian ia adalah penari yang paling bagus.
Tanpa Gojou sadari, musik telah dinyalakan. Mereka mulai menari dengan alunan musik. Aura Utahime semakin menguat seiring melodi kompak dengan gerak tubuh. Ekspresi yang diuarkan, senyum lembut lalu berubah menjadi datar dengan tatapan tajam mampu membuat Gojou terpana. Jika diibaratkan dalam persentase, penari lain mengerahkan kemampuannya sekitar 100%, sedangkan Utahime mengerahkan 200% kemampuannya. Utahime benar-benar menjadi pusat dan Gojou tak bisa mengalihkan pandangannya.
Dejavu
Maka debaran sama persis yang ia rasakan saat melihat tarian Utahime pertama kali di pusat kota dahulu, ia nikmati dengan senyuman dan tatapan kekaguman terhadap sang gadis.
Angsa cantik itu berhasil memikatnya ...
**********
Jam istirahat telah berbunyi. Murid-murid pun berhamburan menuju ke kantin. Biasanya Gojou juga akan pergi ke kantin bersama sohibnya, Getou Suguru. Akan tetapi, ia harus pergi menuju ruang guru guna bertemu Yaga-sensei, pembinanya, untuk membahas hal yang berkaitan dengan kompetisi Sains yang akan diikutinya.
Kini ia sudah berada di dalam di ruang guru, berdiri di hadapan meja Yaga-sensei yang dekat dengan pintu. Gojou hendak meminta jurnal-jurnal kompetisi tahun lalu untuk dijadikan contoh pembuatan jurnal sains miliknya.
"Sebentar, kucarikan dahulu."
Yaga-sensei meninggalkan mejanya menuju lemari dokumen yang ada di belakang. Gojou berdiri menunggu di depan meja Yaga-sensei sambil memerhatikan sekitar. Ruang guru yang ramai oleh obrolan para guru juga ada beberapa murid yang berurusan dengan segelintir guru.
"Bagaimana seleksi penari yang akan tampil di acara yayasan?"
Gojou sedikit melirik ke belakangnya. Meja Yaga-sensei kebetulan berhadapan dengan mejanya Gakuganji-sensei, guru seni, dan karena ia berdiri di depan meja Yaga-sensei otomatis ia membelakangi meja milik Gakuganji-sensei.
"Ini, sudah saya tulis daftar penari yang akan tampil."
Telinga difokuskan pada percakapan di belakangnya. Topik penari menarik perhatiannya karena mengingatkannya akan Utahime.
'Apakah dia terpilih?'
"Sudah kubilang, kan, jangan memasukkan Utahime dalam daftar penari yang akan tampil!" suara Gakuganji-sensei sedikit meninggi, namun teredam oleh keramaian ruang guru sehingga tidak ada yang menghiraukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars To Your Beautiful ✓
Fanfiction[Gojou Satoru x Iori Utahime] Bagi Gojou, luka di wajah Utahime bukanlah sebuah kutukan yang harus diludahi, melainkan kecantikan abadi yang harus dimiliki. ──────────────────────── Jujutsu Kaisen © Gege Akutami Scars To Your Beautiful © Alessia Car...