Pembicaraannya dengan Utahime beberapa bulan lalu di taman belakang sekolah masih melekat di dalam kepala Gojou. Pemuda itu selalu merenungi perkataan Utahime saat itu lalu mulai mengamati kehidupan sosial perempuan di sekitarnya, terutama ibunya. Ia pun kini sedikit paham dan akhirnya mulai menghargai mereka.
Semenjak itu juga, Gojou pun tergerak hatinya untuk melakukan sesuatu terkait hal itu. Ia ingin melakukan sesuatu terhadap Utahime dan perempuan-perempuan lainnya yang merasa tidak percaya diri dengan penampilannya. Ia ingin mengubah pandangan mereka. Ya, pemuda itu sendiri sedikit ragu apakah caranya ini akan menyentuh hati mereka atau tidak, tapi yang jelas Gojou akan melakukan apa yang sesuai kata hatinya dan kata hatinya telah berkata demikian.
"Selamat siang semua!"
"SIANNGG!"
Penonton, khususnya para siswi berteriak heboh saat Gojou naik ke atas panggung sambil memegang mikrofon dan stand mic. Festival musim panas, festival penutupan semester ganjil begitu meriah dihadiri oleh para siswa dan umum. Hari ini adalah hari terakhir festival dan terdapat panggung pertunjukan oleh siswa-siswi yang sukarela tampil, Gojou salah satunya.
Pemuda itu terdiam sebentar di atas panggung sambil tersenyum, sedang memikirkan kalimat apa yang akan ia ucapkan sebelum memulai pertunjukannya. Di sisi lain penonton perempuan pada bersorak-sorai heboh melihat Gojou di atas panggung. Ya, pemuda itu memiliki segudang penggemar di sekolah walau tingkahnya usil dan seenaknya. Apalagi tampilannya saat ini memang pantas diteriaki heboh oleh para gadis. Celana panjang katun menutupi kaki jenjangnya, kaus putih dengan luaran kemeja kotak-kotak berwarna biru, dan sepatu kets putih. Surai putih yang dipakaikan gel lalu disisir ke belakang, memperlihatkan dahi mulus dan iris biru yang tampak semakin jelas sinarnya. Jauh lebih tampan dan menggoda dibanding hari-hari biasa yang mengenakan seragam.
"Ya, sepertinya tidak perlu basa-basi terlalu banyak. Lagu ini ... aku persembahkan untuk teman-teman yang merasa dirinya ... buruk rupa ..."
Musik pun dinyalakan seiring tepuk tangan yang menggema. Gojou menarik napas gugup sambil memegang mikrofon di stand mic. Untuk pertama kalinya ia menunjukkan bakat menyanyinya di depan umum.
" 🎵 She just wants to be, beautiful
She goes, unnoticed she knows, no limits
She craves, attention she praises, an image
She prays to be, sculpted by the sculptor 🎵"Sorakan heboh dan tepukan tangan terdengar. Para penonton khususnya murid dan guru sama sekali tidak menyangka jika Gojou memiliki suara yang merdu. Pemuda itu menatap seluruh kerumunan penonton di bawah. Matanya mencari-cari sosok Utahime dan menemukannya berdiri di barisan pertengahan ke belakang. Gadis itu menatapnya terpana membuat Gojou tersenyum tanpa sadar.
"🎵 Oh, she don't see, the light that's shining
Deeper than the eyes can find it
Maybe we have made her blind
So she tries to cover up her pain
And cut her woes away
'Cause covergirls don't cry
After their face is made 🎵"Kini Gojou memusatkan pandangannya kepada Utahime. Berusaha menyampaikan makna lirik lagu yang ia nyanyikan. Seketika segalanya tentang Utahime Iori berputar di dalam kepala Gojou.
"🎵 But there's a hope that's waiting for you in the dark
You should know you're beautiful just the way you are
And you don't have to change a thing
The world could change its heart
No scars to your beautiful
We're stars and we're beautiful 🎵"
KAMU SEDANG MEMBACA
Scars To Your Beautiful ✓
Fanfiction[Gojou Satoru x Iori Utahime] Bagi Gojou, luka di wajah Utahime bukanlah sebuah kutukan yang harus diludahi, melainkan kecantikan abadi yang harus dimiliki. ──────────────────────── Jujutsu Kaisen © Gege Akutami Scars To Your Beautiful © Alessia Car...