Chapter 1

499 46 0
                                    

“ada...” pria berkaos putih yang dipadupadankan dengan kemeja jeans itu tampak ragu untuk memulai berbicara. Matanya menjalar kemana-mana, tidak berani menatap pria dengan setelan doctor yang sedang menunggunya untuk melanjutkannya berbicara. Nuansa di ruangan itu didominasi oleh warna putih dan gading. Sang dokter hanya diam, menunggu yang ditunggu akan berbicara dengan bebas. Tanpa paksaan. Mata sang dokter hanya merekam dalam diam tentang apa saja gelagat yang dilakukan pasien terakhirnya untuk hari ini.

“jadi..” Kembali terputus. Keraguan sangat tampak jelas dari pasiennya ini. Ia memilih diam dan hanya memperhatikan kembali gerak-gerik sang pasien sambil menulis sesuatu di note miliknnya.

“dia..” nada bicaranya tercekat dan dokter berhasil menangkap itu. Ini bukanlah sesuatu yang baru bagi Jaehyun. Ia telah melihat berbagai banyak pasien dengan berbagai cerita yang yang berhasil dibagikan selama 5 tahun belakangan. Selalu ada cerita dibalik ini semua itu adalah motto yang selalu Jaehyun pegang dalam menangani pasiennya.

Suara keras yang dihasilkan oleh tarikan nafas sang pasien pun terdengar. ‘Akhirnya’, batin sang dokter. “orang yang saya kenal baru saja putus hubungan dengan orang yang sangat ia sayangi. Orang yang dia pikir akan jadi ‘the one’ di hidupnya” rentetan kata keluar dari mulut pasiennya dan itu cepat. Tidak ada jeda maupun titik.

“2 minggu yang lalu” teredengar lagi suara tarikan nafas dari sang pasien. “tepatnya tanggal 19 Februari. Mereka harusnya makan malam bersama. ‘dia’ ulang tahun. Ke 25.” Jaehyun hanya bisa menganggup mantap sambil mendengarkan cerita sang pasien. Kali ini rentetan kata yang keluar dari mulut pasiennya tidak secepat yang sebelumnya. Suaranya nampak kosong, begitupun dengan tatapan sang pasien.

“orang yang saya kenal menunggu ‘dia’ di Hangang river. Iya. Mereka janjian disana.” Jaehyun melihat senyuman yang Nampak pada bibir pasiennya tersebut. Matanya berbalik untuk melihat kearah mata sang pasien yang ternyata tatapannya tetap kosong.

Senyuman itu memudar dikala sang pasien ingin melanjutkan ceritanya “Tapi ‘dia’ ga datang sampai orang itu hampir mati kedinginan”

“tapi gapapa. Orang yang saya kenal tetap menunggu karena restorannya udah direservasi. Sayang” senyumnya kembali terlihat sesaat. Kali ini, tatapannya ikut melembut. 

Jaehyun memberanikan diri di kala mood sang pasien sudah lebih baik dari sebelumnya. Ia penasaran akan satu hal yaitu “maaf sebelumnya apakah ini cerita anda tuan?”

Tawa memenuhi ruangan dr. Jung. Tawanya tampak datar, tanpa emosi. “haha engga lah haha. Bukan cerita saya hahah” sesaat kemudian hening pun kembali menyapa. Pasiennya diam sambil menundukan kepalanya.

“kan sudah saya bilang, ini cerita orang yang saya kenal.”

“kamu gimana sih ga dengerin saya daritadi?!?! kalau begitu ngapain saya abisin waktu saya disini. Buang-buang waktu dan uang saya saja!” pasiennya emosi. Telihat jelas dari matanya yang menampakan amarah, bukan kosong dan lembut seperti sebelumnya.

“Maaf tuan. Baik kira-kira apa yang orang yang anda kenal itu rasakan saat ‘dia’ tidak datang pada malam itu?” dapat dilihatnya mata sang pasien yang berjalan keatas, menandakan sedang berfikir.

“Sedih. Iya katanya sedih-”

“tapi orang yang saya kenal yakin ‘dia’ akan datang malam itu. Tapi mungkin ‘dia’ tidak menemui orang yang saya kenal karena malam itu sangat dingin. Ahh bodoh sekali saya” seketika bola mata sang pasien hampir keluar, menandakan sang pasien yang kaget karena tidak sengaja mengeluarkan fakta.

Dengan segera, Doyoung yang saat ini seperti tertangkap basah menutupi mulutnya lalu berbicara “ah maksudnya bodoh sekali orang yang saya kenal”

“inget ya ini hanya cerita orang yang saya kenal” ulangnya kembali kepada sang doctor yang hanya dibalas dengan senyuman tipis.




























Waktu sudah menunjukan jam 23.52 KST tetapi orang yang ditunggu belum juga menampakan batang hidungnya. Hari ini bukan hari terbaik menurutnya. Ia terkena teguran oleh pimpinannya lalu lupa membawa bekal dan hampir datang terlambat karena sibuk mempersiapkan diri untuk malam ini. Malam ini, ia berniat untuk meresmikan hubungannya dengan Jungwoo-sang pujaan hati. Hari ini Jungwoonya ulang tahun dan ia sudah mereservasi satu meja di restaurant Italia untuk mereka berdua. Bahkan tadi pagi, ia telah menitipkan cake ulang tahun milik Jungwoo ke restaurant itu. Itulah yang menyebabkannya hampir terlambat. Ditangannya sudah terdapat bunga mawar merah 19 tangkai dan mawar putih yang juga 19 tangkai. Ia mengambilnya di toko bunga dekat kantor sehabisi pulang tadi. Senyumnya tidak memudar sedari tadi karena memikirkan reaksi yang akan Jungwoo berikan. Hari ini masih salju. Tapi tidak separah sebelumnya.

Dinginnya udara luar tidak terlalu dihiraukan Doyoung.
Sekarang waktu menunjukan waktu 00:34 KST dan suara lonceng gereja pun berdering. Jungwoonya belum datang. Mungkin hari ini terlalu dingin untuk Jungwoonya keluar. Iya itu salahnya. Mengapa ia tidak mengajak Jungwoonya untuk langsung ke restaurant yang lebih hangat dibandingkan di Hangang. Salahnya hari ini Jungwoo tidak datang. Doyoung pun merogoh saku celananya dan membuka aplikasi untuk memesan taxi agar pulang.

Story of Someone I KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang