7☔-Hananaki Kyou

73 13 4
                                    

Victor langsung pulang tidak mau bertemu Yuuri hari ini, ingatan-nya teringat lagi tentang pernyataan cinta mereka. Victor merasa kalau nafasnya sesak, dan langsung menuju ke kamar mandi. Memuntahkan semua bunga yang terasa menghujani tenggorokannya itu, hari yang dingin dan hujan, sebaiknya dia cepat pulang sebelum lebih lebat lagi dari sekarang ini.

"Yuuri...apa kau menyukai ku?"

Uhuk!

Uhuk!

Suara itu seolah berputar, Victor mengenggam payung ungu itu sekuat tenaganya. Namun kata kata itu seolah terus saja berlalu dalam pikirannya. Membuat tenggorokannya terasa sesak, dan bunga itu menyelimutinya. Tetesan hujan semakin deras, orang orang mulai berjalan cepat menghindari hujan. Victor berjalan dengan cepat berusaha agar dia secepatnya sampai ke rumahnya, hari yang mendung dan mulai gelap. Matahari yang mulai tampak terasingkan di langit. Sama seperti perasaannya yang disembunyikannya itu.

"Yuuko, kau wanita yang baik"

Uhuk!

Uhuk!

Hatinya seperti diremas oleh sesuatu tak kasat mata, satu tangan Victor digunakan untuk memukul-mukul dadanya agar perasaan itu pergi saja. Namun tidak bisa, malah semakin terasa sakit. Padahal rumah sakit sudah jauh, jalanan mulai sepi. Orang orang mulai berpergian dari daerah sekitar untuk berlindung ataupun masuk ke dalam kendaraan. Hujan semakin deras membasahi jalanan, bunyi tetesan yang menghantam jalan yang terasa seperti alunan musik sangat keras. Dan seolah tidak membiarkan suara apapun untuk terdengar disekitarnya, dengan ini Victor semakin terperangkap dalam dirinya sendiri. Ia menahan rapat rapat nafasnya yang terasa sesak.

Yuuri tersenyum, "Kurasa aku akan menyukaimu juga"

Uhuk!

Uhuk!

Victor melihat kearah banyak bunga yang berjatuhan dari mulutnya, jatuh dan hanyut oleh aliran air yang membentuk genangan disekitarnya, untung saja tidak ada orang disini. Senyuman Yuuri yang seolah seperti kutukan baginya, Victor menutupi mulutnya saat dirasa kalau tenggorokannya begitu sesak dan gatal. Victor berusaha keras untuk menghentikannya.

"Be-ber-", tidak bisa, rasanya seperti sebuah racun di hatinya, jika ia tidak melakukan ini. Maka dia akan merasa tersiksa, batuk yang tidak bisa dicegah, bersamaan dengan perasaannya yang terus mengalir tanpa henti membuat luka di hatinya.

Terus menerus.

Uhuk!

Uhuk!

Pembicaraan yang mereka bicarakan terus terputar dalam pikirannya membuat hatinya jauh terasa sakit, rasa sakit itu berubah menjadi bunga yang menyesakkan dirinya. Victor melihat bagaimana Yuuri dan Yuuko tampak sangat bahagia tanpa dirinya disana, seperti dia tidak dibutuhkan lagi. Victor tersenyum nanar. Menutupi mulutnya lagi saat dirasa batuk itu kembali lagi padanya.

Uhuk!

Uhuk!

Semakin parah, Victor berusaha menahan kelopak bunga yang terus berjatuhan. Hingga ia merasa kalau tidak sanggup dan tangannya menjatuhkan payung yang dikenakan. Patung itu jatuh di atas jalanan, sebuah mobil jatuh dan menabraknya, dan memberikan cipratan air yang langsung membuat Victor basah, dia benar benar kacau sekarang. Victor melihat kelopak bunga yang berjatuhan perlahan, bunga yang sangat indah dan jatuh di atas jalanan. Merasakan kalau tubuhnya basah, Victor membalikkan tubuhnya hendak mengambil payung itu.

"Hahaha, dia menyedihkan" rintih Victor menertawakan dirinya sendiri saat melihat pantulan wajahnya di atas genangan air itu. Mengambil payung ungu disana yang sudah rusak. Payung yang menjadi awal pertemuan nya dengan Yuuri. Bahkan sudah rusak, Victor tersenyum dan mendekat ke arah tong sampah terdekat dan membuangnya disana. Victor merapatkan jasnya saat dirasa hawa dingin menusuk, sekarang ia harus pulang seperti ini. Dia benar-benar kacau.

Serpihan Hati (VictUuri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang