1

445 33 5
                                    




She lost her brother a month ago
His picture on the wall
And it reminds me
When she brings me coffee, her smile
I wish I could be with her until my last day
She said she gave all her love to me
We dreamt a new life
Some place to be at peace
But things changed, Suddenly
I lost my dreams in this disaster
I'm crying
Missing my lover
I don't have the power
On my side forever
Oh where is my lover
And I got no power I'm standing alone, no way
Calling out your name
I said I gave all my love to you
We dreamt a new house
Some place to be at peace
But things changed, suddenly
I lost my dreams in this disaster
We don't know what is wrong tonight
Everybody's got no place to hide
No one's left and there's no one to go on
All I know is my life is gone
I'm crying
Missing my lover
I don't have the power
On my side forever
Oh where is my lover
And I got no power
I'm standing alone, no way
Calling out your name

Ost: Attack on Titan/ Shingeki no Kyojin

"Lagu nya sedih banget sih.."
Petra, gadis itu menitikan air mata ketika mendengarkan original sountrack film yang ia mainkan.

Lagu tersebut mengingatkannya pada 'Petra Rall' tokoh wanita yang ia perankan. 'Petra Rall' adalah satu-satunya wanita yang berada di squard Levi. Hajime Isyama menuliskan bahwa Petra meninggal saat bertarung dengan female titan.

Tinggal beberapa adegan lagi hingga ia meninggal. Dan Petra pun harus meninggalkan lokasi Shooting.

Untuk Petra sendiri itu hal yang berat. Karena kedekatannya dengan para pemain dan kru film AOT sudah terjalin baik.

"Petra! Sutradara memanggilmu."

"Aah... iya."

Saat menemui sutadara, Petra diberi arahan bagaimana ia harus menyelesaikan adegan terakhirnya, yaitu saat Petra meninggal.

Beberapa hari kemudian, saat Petra telah menyelesaikan perannya sebagai Petra di squard Levi. Ia berpamitan kepada seluruh kru film.

"Hoi.. Petra! Peranmu sudah selesai. Kerja bagus!"
Hanji, merangkul pundak Petra.

"Benarkan! Aktingku memang bagus! Hehehe..."
Petra tersenyum lebar.

"Ini hari terakhirmu di lokasi shooting. Bagaimana kalau nanti malam kita makan-makan?"

"Waaah..!! Ide bagus! Aku ikut!"
Teriak Shasa heboh hingga semua orang memandangnya.

"Uuummm.... sebenarnya aku sudah ada janji. Aku tidak bisa pergi."

Mendengar itu, Shasa langsung mendesah lemas. Gagal makan gratis, pikirnya.

"Tidak apa-apa. Mungkin lain kali saja."
Kata Hanji.

"Ngomong-ngomong... dimana kak Levi? Aku ingin berpamitan dengannya."



.
.
.




Levi sedang terbang menggunakan 3d manuver gear. Ia sedang melawan female titan. Saat sutradara bilang cut! Levi beristirahat dibawah sebuah pohon besar di tempat itu.

"Kau pasti lelah. Ini untukmu."
Erwin, memberikan sebotol air mineral. Levi langsung menenggaknya hingga setengah.

"Oh.! Itu petra!"
Erwin menunjuk gadis berambut coklat pendek yang sedang berjalan kearah mereka.

"Kalau diperhatikan dia manis juga ternyata."
Kata Erwin saat melihat Petra berjalan sambil menyibakkan rambutnya karena hembusan angin.

"......"

Tidak ada respon dari Levi, ia hanya memperhatikan gadis itu dengan mata tajamnya.

"Erwin, kak Levi...."
Sapa Petra dengan suara lembutnya.

"Hai Petra.."
Sapa Erwin. Sedangkan Levi masih dengan ekspresi wajah dan mata yang sama seperti sebelumnya.

"Uuummm.... Hari ini... hari terakhirku.
Aku.. hanya ingin berpamitan pada kalian."
Petra tersenyum.

"Oh iya.. aku lupa. Kalau begitu selamat telah menyelesaikan tugasmu. Aktingmu sangat bagus Petra!"
Seru Erwin sambil memegang tangan Petra.

"Terimakasih Komandan Erwin!"
Petra lagi-lagi tersenyum. Dan itu membuat Levi menatap tajam padanya.
Menyadari itu, Petra sedikit takut.

"Oi.. oi..! Kalian mau berpegangan tangan sampai kapan?!"
Kata Levi sarkas.

Petra mengambil tangannya dari Erwin dan tersenyum kikuk menatap Levi.

Erwin dipanggil salah seorang kru. Kini Petra hanya berdua dengan Levi.

"Kak Levi, ini hari terakhirku. Apakah kak Levi menginginkan sesuatu?"

Levi menatap tajam Petra.

"Tapi ini bukan hari kematianmu!"

"Uuum.... sebenarnya ini hari kematianku, aah.. Petra maksudnya. Hehe.."

Levi tak habis pikir, kenapa gadis disampingnya ini sering sekali tersenyum.

"Aah! Kak Levi mau ku buatkan teh? Kak Levi kan suka teh buatanku, bukankah begitu?"

"Aku tidak pernah berkata begitu."

"Tapi wajah kak Levi sudah mengatakan itu."

"Terserah kau saja."

Petra beranjak dari tempat itu. Ia berniat membuatkan teh untuk Levi.

Sedangkan Levi hanya menatap punggung Petra yang semakin menjauh tanpa ekspresi.







Tbc.....








Call Your Name (Levi x Petra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang