10

151 15 0
                                    

Betapa terkejutnya Levi ketika melihat Petra berjalan kearahnya. Bukankan dia ada pemotretan? Kenapa dia datang dengan baju seperti itu? Apakah ada sesuatu yang penting hingga dia datang ke lokasi shooting ku? Batin Levi.

Ia kemudian berjalan kearah Petra.

"Ada apa?"
Tanya Levi.

"Apa yang kau lakukan dibelakangku?"
Petra memperlihatkan sebuah artikel di handphone nya.

"Ini tidak seperti yang kau pikirka."
Kata Levi datar.

"Aku tidak tahu jika kak Levi ternyata juga menyukai Hanji. Harusnya kak Levi bilang dari awal. Dasar munafik! Tak betperasaan!"
Petra merampas kembali handphone nya dari Levi, kemudian pergi meninggalkan Levi.

Levi mengejar Petra.

"Apa?!"
Petra terlihat sangat marah.

"Pakai ini, aku tidak suka orang-orang melihatmu dengan pakaian seperti itu."
Levi memakaikan jasnya pada Petra, tapi dihempaskan begitu saja oleh Petra.

"Aku tidak butuh itu."
Petra masuk kedalam mobilnya dan menyuruh sopir mengantarnya pulang.

Sepanjang perjalanan ia menangis. Managernya berulang kali menghubunginya tapi tidak ia angkat.   Ia hanya menulis pesan jika dirinya tidak enak badan makanya ia meninggalkan pemotretan.

.
.
.

Hot news: Levi dan Hanji ternyata memiliki hubungan spesial.
Disana dilampirkan sebuah foto dimana Hanji sedang mencium Levi. Atau mungkin sebaliknya, itu yang dipikirkan Petra dan netizen.

Selain itu, bermunculan berita-berita yang menyatakan mereka sudah menjalin hubungan sejak lama dan banyak lagi berita yang begitu menyesakkan hati Petra yang membacanya.

Petra mengetik sebuah pesan singkat dan mengirimnya. Setelah itu dia menangis sambil memeluk lututnya.

.
.
.

"Kita sudahi saja hubungan ini."

Levi sangat marah  ketika membaca pesan dari Petra. Ia meremas handphone nya lalu membantingnya dengan kencang. Beruntung, tidak ada orang disekitarnya. Jadi ia tak perlu menjaga image nya.

Seminggu  telah berlalu, dan berita tersebut masih menjadi pencarian nomor satu. Bahkan saat ini ada yang memberitakan Levi dengan seorang aktris luar negeri yang bernama Isabel.
Mengetahui hal itu, Petra semakin tak ingin berbicara dengan Levi. Lebih dari  seratus panggilan telephone dari Levi yang ia abaikan.

"Petra.. apa kau baik-baik saja?"
Sasha memeluk Petra yang terlihat begitu lemas.

"Yeah.. i'm.. ok."
Bisik Petra. Ia kembali menitikan air matanya.

"Bodoh! Apanya yang baik-baik saja? Kau terlihat lebih parah dari zombie!"

"Hehe...."
Petra tersenyum lemah mendengar sahabatnya itu.

"Apa kau sudah bertanya pada Hanji mengenai hal ini?

Petra menggeleng lemah. Ia tahu Hanji sedang berada diluar kota dan sangat sulit dihubungi.

"Aku.... takut... pertemanan kita akan berakhir jika dia tahu aku menjalin hubungan dengan kak Levi."

"Kenapa begitu?! Harusnya kau menjadi sedikit egois. Dari dulu kau selalu saja diam. Dulu saat Hanji menuduhmu sebagai pengoda pacarnya kau juga diam saja. Yaah... walaupun pada akhirnya si brengsek itu ketahuan selingkuh oleh Hanji. Dan dia juga minta maaf padamu."

Petra dan Sasha sedikit mengingat kejadian beberapa tahun silam.

"Mungkin kak Levi memang menyukai Hanji."
Petra menunduk menatap lantai.

"Tapi ini tidaklah benar! Kau harus minta penjelasan mereka!"

"Akan aku pikirkan.."
Kata Petra kemudian.

.
.
.

Levi yang dikerumuni para wartawan terlihat sangat jenggah. Mereka mengikuti Levi dari dia keluar dari apartemen sampai dia selesai shooting.

Pertanyaan mereka masih sama seperti satu minggu yang lalu yaitu mengenai kebenaran hubungannya dan Hanji.
Bahkan bertambah dengan pertanyaan seputar Isabel, aktris luar negeri yang memiliki paras bak seorang ratu.

Levi menghembuskan nafas kasar, ia melirik managernya yang berjalan disampingnya.

"Mohon tenang untuk semua teman-teman wartawan."
Ucap manager Levi.

"Agensi kami akan  segera mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut. Jadi mohon bersabar.."
Setelah mengucapkan kalimat tersebut, mereka langsung memasuki mobil.

.
.
.

Braakkk!!

"Apa-apaan ini Levi! Kenapa bisa muncul berita seperti ini?!"
Kenny, selaku pemilik agensi  terbesar di Jepang itu menggebrak meja panjang dihadapan Levi. Manager Levi sampai terkejut.

"Itu tidak seperti yang kau pikirkan."
Kata Levi datar.

"Hmmm... sebenarnya jika berita itu benar sih tidak masalah. Jadi aku akan segera mempunyai cucu yang manis dari keponakanku tersayang."
Kenny merangkul Levi sambil menaik turunkan alisnya.

"Sudah kukatakan itu tidak benar!"
Bentak Levi sambil menyingkirkan tangan Kenny.

Kenny berjalan mengambil sebuah amplop coklat besar. Ia mengeluarkan beberapa foto dan memperlihatkannya pada Levi. Manager Levi yang penasaran sedikit mengintip, namun ia kembali berdiri tegak setelah mendapat tatapan tajam dari Levi.

"Apakah  yang itu masih bisa kau sangkal?"
Kenny tersenyum licik.

"Dari mana kau mendapatkan ini?"

"Dari sumber terpercaya.. sebelumnya aku sudah pernah bilang padamu, jika aku sudah lelah bekerja, aku ingin menikmati hari tuaku. Oleh karena itu... segeralah menikah dan gantikan posisiku."
Kenny menatap keluar jendela, dimana dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat mobil-mobil berlalu lalang nampak seperti semut.

"Aku masih terlalu muda untuk menikah."
Kata Levi.

"Bagaimana dengan gadis difoto itu? Siapa namanya?? Eemmm...."
Kenny terlihat sedang memikirkan nama gadis di foto.

"Itu bukan urusanmu!"
Setelah berkata demikian, Levi meninggalkan ruangan Kenny.

"Aaah!! Petra!! Ya Petra!! Aku ingat namanya, Petra!!"
Kenny berteriak heboh saat menginggat nama Petra.

Levi yang mendengar teriakan itu hanya menggeleng tak percaya jika idiot seperti Kenny adalah orang yang sangat sukses didunia hiburan.

Tbc.

Call Your Name (Levi x Petra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang