5

174 24 8
                                    

Levi yang melihat Petra menangis, langsung memeluknya.

"Tidak apa-apa. Menangislah.."
Kata Levi sambil mengelus rambut Petra.

Levi tak melepaskan pelukan itu, bahkan saat Petra sudah berhenti menangis.

"Aku ingin menanyakan sesuatu."
Kata Levi

"Kak Levi mau bertanya apa?"

"Kenapa kau suka sekali memangilku kak?"

"Uum.. karena kak Levi sudah empat puluh tahun?"

"Bodoh! Itu hanya di film. Aku masih dua puluh empat!"

"Berarti lebih tua dariku dua tahun, tidak masalah kan jika dipanggil kak?"

"Terserah kau sajalah."
Levi tersenyum.

Sedangkan Petra, ia tersenyum sambil menengelamkan wajahnya didekapan Levi.

"Kak . .."
Petra menengadah menatap wajah Levi.

"Apa?"
Levi menunduk menatap Petra yang wajahnya sudah semerah tomat.

"Sebenarnya ... aku.... aku..."

Apakah Petra harus mengungkapkan perasaannya sekarang. Ya, sekarang adalah saat yang tepat.

Levi masih menunggu Petra berbicara.

"Aku.. itu.. uum ... menyukai kak Levi."
Tiba-tiba petir menyambar dan listrik di rumah itu padam.

Aah... apa kak Levi mendengar pengakuan ku tadi? Batin Petra.

"Aku juga."
Kata Levi, jika listrik tidak padam pasti bisa dilihat muka Levi yang memerah.

"Eh?!"
Petra berusaha menatap wajah Levi, namun tidak terlihat karena gelap.

"Menyukaimu."
Lanjut Levi, ia mencium kening Petra.

Oh.. Tuhan! Jantung Petra hampir saja melompat dari tempatnya. Ia sangat bahagia saat ini. Ternyata orang yang ia sukai dari dulu, membalas perasaannya.

.

.
.

Keesokan harinya, saat Petra terbangun  dari tidurnya. Ia seperti sedang bermimpi melihat wajah Levi. Ia kemudian menyadari posisi mereka yang tidur di sofa. Levi meneluknya beitu erat. Wajah Petra pun memerah.

"Apa kau sakit?".
Levi yang baru membuka matanya langsung bertanya dengan suara paraunya saat melihat wajah Petra yang merah.

"Ti-tidak.."
Kata Petra gugup.

"Kenapa kau manis sekali?"
Setelah berkata demikian, Levi mengecup kening Petra. Dan hal itu membuat Petra seperti kepiting rebus.

Petra tak habis pikir, Sejak kapan Levi yang pendiam itu bisa merayu wanita.

.
.
.

Sore itu media digemparkan dengan kabar percintaan dari Armin dan Annie. Semua akun gosip memberitakan hal tersebut. Beberapa fans mereka ada yang tidak menerima itu sehingga Annie diserang fans Armin.

Petra yang mengetahui hal itu bergidik ngeri. Bagaimana jika dirinya dihujat atau diserang fans Levi. Ia kemudian menatap keluar jendela sambil memakan ice cream yang sudah mulai mencair.

"Apa yang kau pikirkan?"
Tanya Levi begitu duduk di hadapan Petra.

"Tidak ada."

Dibalik senyuman itu, Levi tahu jika Petra sedang memikirkan sesuatu.

"Tidak usah dipikirkan. Ada aku disini."
Katanya kemudian.

Mendengar itu, Petra tersenyum.

"Ngomong-ngomong... kenapa Kak Levi datang kemari? Bagaimana jika ada yang melihat?"

Levi membuang nafas kasar.

"Aku lapar."

Jawaban Levi membuat Petra terkejut. Ia bangkit dan segera menyiapkan makanan untuk Levi.

Petra sempat ditanya oleh pegawainya karena ia memasak sendiri. Dan Petra beralasan makanan itu untuk temannya yang berkunjung.

Setelah Petra selesai memasak, pegawainya yang penasaran itu mengintip keluar, dan benar saja.. ia melihat Levi dan Petra sedang duduk bersama. Ia merasa sangat bahagia karena ia adalah shipper Levi dan Petra. Mungkin malam ini dia akan memposting story jika Levi×Petra it's real.



Tbc.

Call Your Name (Levi x Petra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang