8

151 15 1
                                    

Sudah sekitar seminggu Petra tidak bertemu dengan Levi. Saat ini Levi tengah berada diluar kota.
Karena bosan ia pergi berbelanja ke mall. Tak disangka, disana ia bertemu dengan Hanji dan Sasha.

"Waaah... baju ini terlihat sangat cantik."
Sasha memegang sebuah dress berwarna biru tua dengan hiasan swarovski dibagian dadanya.

"Petra! Coba lihat ini! Sasha menemukan gaun yang bagus."
Hanji memanggil Petra yang sedang memilih baju.

Saat Petra mendekat, ia takjub melihat gaun itu.

"Woaaah...!! Ini sangat bagus, cocok untukmu Hanji."

"Ini milik Sasha."
Kata Hanji.

"Ini milik butik, aku tidak akan membelinya. Terlalu mahal untukku."
Sasha dan Petra menatap Hanji.

"Hei!! Kenapa menatapku begitu?!"

"Kau bisa membelinya Hanji. Ini cocok untukmu."
Sasha memberikan gaun itu pada Hanji.

"Sebenarnya aku merasa Petra lebih cocok dengan gaun ini."
Hanji memberikan gaun itu pada petra.

"Eh?! Ini terlalu mewah untukku."
Petra memberikan gaun itu pada Sasha.

Akhirnya Sasha meletakkan kembali gaun itu ditempat semula. Mereka pun tertawa. Bagi Sasha mungkin gaun itu terlalu mahal, bagi Hanji gaun itu tidak sesuai dengan dirinya yang lebih menyukai pakaian yang sedikit terbuka, namun bagi Petra ... gaun itu seperti gaun untuk acara pertunangan. Aah... Petra jadi teringat pada Levi.

Akhirnya Petra memilih beberapa pakaian laki-laki.

"Untuk adikmu?"
Tanya Hanji.

"Um.. ya."

"Apa adikmu suka memakai jas?"

"Aaah... ini untuk acara sekolahnya."

Hanji mengangguk.

Setelah selesai berbelanja, mereka memilih menghabiskan waktu diapartemen  Hanji. Mereka menonton film dan juga membuat kue bersama.

Ting! Tong!

"Hanji ada tamu!"
Teriak Petra dari dapur

"Tolong bukakan!"
Teriak Hanji.

Hanji sedang berada dikamar mandi. Sasha sedang memakan kue yang sudah masak, ia terlalu malas untuk beranjak meninggalkan kue-kue tersebut. Mau tidak mau, Petra yang pergi membukakan pintu kedepan.

Petra masih menggunakan apron, ia sedikit menepuk bagian apron yang terkena tepung dengan tangannya.

"Mencari sia.... pa?"
Petra terkejut begitu melihat Levi didepan pintu.

Sama halnya dengan Petra, Levi juga sedikit terkejut namun tetap memasang wajah dingin.

"Berikan pada si kacamata."
Kata Levi menyerahkan sebuah bingkisan.

"Ba..ik."
Petra menerima bingkisan itu.

"Ano... kak Levi pulang kapan?"

"Baru saja."

Levi mendekatkan wajahnya, Petra sedikit memundurkan badan.

Apa yang ingin kak Levi lakukan? Batin Petra.

Levi mengulurkan tangannya dan mengelap sedikit tepung yang ada di pipi kanan Petra.

Melihat wajah Petra yang bersemu membuat Levi tersenyum. Ia kemudian menepuk pelan kepala Petra lalu pergi menyisakan Petra yang masih mematung dengan hati yang berdebar.

"Siapa yang datang?"
Tanya Hanji tepat dibelakang Petra.

Petra mengelus dadanya karena terkejut. Ia menyerahkan bingkisan dari Levi.

"Itu  oleh-oleh dari kak Levi."
Kata Petra.

"Waah... manusia minim ekspresi itu sudah kembali rupanya."
Hanji langsung membuka bingkisan itu, yang ternyata adalah makanan.

Saat sedang bercerita, Hanji tiba-tiba mengatakan sesuatu.
"Petra... sebenarnya aku tahu kau menyukai Levi. Tapi... aku ternyata juga menyukainya."

Deg!
Petra hanya tersenyum samar.

"Apa! Kau menyukai kapten? Eh?! Levi maksudnya."
Sasha berteriak heboh.

"Jadi kalian akan bersaing secara terbuka?"
Tanya Sasha.

"Aku tidak tahu..."
Gumam Petra.

Hanji diam.

"Bagaimana jika Levi sudah mempunyai kekasih?"
Tanya Sasha sambil megunyah keripik kentang.

Mereka tidak mengatakan apapun, dan larut dalam pikiran masing-masing.

.
.
.

"Kenapa lama sekali?"
Tanya Levi yang menunggu Petra didepan taman apartemennya.

Petra menatap Levi yang mengenakan hoodie hitam dan masker. Mungkin ia takut dilihat orang.

"Kak Levi menungguku?"

"Tentu saja bodoh!".

Dipanggil bodoh bukannya marah, Petra malah tersenyum senang.
Ia kemudian menggandeng lengan Levi. Belum sempat melangkahkan kaki, terdengar suara Sasha.

"Oi! Petra!! Handphone mu ketinggalan!"
Sasha mengangkat smartphone Petra, agar bisa dilihat.

Sasha yang nafasnya tersengal karena berlari segera menyerahkan handphone milik Petra. Ia meneliti laki-laki disebelah Petra.

Tangan Petra mengandeng pria itu, jelas Sasha berpikir jika dia bukanlah adik Petra atau temannya.

"Terimakasih Sasha, aku pulang dulu.."
Kata Petra gugup.

"Heicou?"

Sontak Petra dan Levi berhenti melangkah.

"Petra? Kau? Heicou? Kalian?"
Sasha tak bisa berkata-kata. Apa benar yang ia lihat itu. Jika benar, bagaimana dengan Hanji. Bahkan sebelum dia berjuang mendapatkan Levi, dia sudah kalah.

"Ano.. itu..."
Petra tidak tahu harus bilang apa.

Levi membuang nafas kasar, ia sedikit membuka maskernya.

Ternyata benar-benar Levi heicou, pikir Sasha.

"Seperti yang kau lihat. Tidak usah sesumbar atau kau ku tebas."
Kata Levi sarkas.

"Kak..."
Petra menegur Levi yang mengancam Sasha.

Sasha tersenyum tiga jari.
"Kau bisa mempercayaiku heicou.!"
Ucap Sasha sambil meletakkan genggaman tangan kirinya di dada. Seperti sumpah di film yang mereka perankan.

Levi kemudian mengenggam tangan Petra dan pergi meninggalkan Sasha.

"Sampai jumpa.."
Kata Petra pelan.

Sasha melambaikan tangannya.

"Kenapa hubungan mereka menjadi serumit ini? Aakkh!! Aku tidak ingin memikirkan urusan mereka!"
Sasha terlihat sangat frustasi, ia kemudian mengambil roti didalam tasnya dan memakan roti tersebut dengan lahap.

Tbc.

Call Your Name (Levi x Petra)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang