[ 3 ]

836 84 8
                                    


━─━────༺༻────━─━


Levi pov

Pengadilan pun di mulai, akan tetapi dia tidak juga ada di dalam ruangan itu.

"Kemana si sialan itu"oceh ku

"Tenang lah levi, dia pasti akan datang. Tapi entah kapan." Ucap erwin menjawab pertanyaan ku.

"Ya levi, mungkin dia sedikit terlambat saja, kenapa kau bertanya tentang nya~, apa kau khawatir dengan nya" goda hanji

"Diam lah kacamata sialan"

Hanji pun terkekeh karna jawaban ku, aku sangat membenci pertanyaan nya itu. Walaupun itu benar, aku memang selalu mengkhawatirkan nya takut sesuatu terjadi pada nya.

Setelah menunggu lama akhirnya aku bisa menendang wajah menjijikan nya itu. Disaat aku sedang memukul nya tiba tiba ada yg menyentuh pundak ku dari belakang, rupanya dia adalah wanita yg ku khawatirkan dari tadi. Akan tetapi perasaan khawatir pada nya belum kunjung reda.

'ada apa ini, kenapa aku jadi sangat mengkhawatirkan nya, apa yg akan terjadi nanti? Aku berharap sesuatu itu tidak membuat (name) terluka'

Aku pun kembali ke tempat semula dan aku melihat apa rencana yg akan dilakukan oleh si maniak taruhan ini.

"Kalau kau memilih pasukan pengintai..."

"Tembak lah tangan ku."

Aku pun membelalakkan mataku sangking terkejutnya. Walaupun aku sering melihat dia bertingkah seperti ini, tapi sekarang sedang di pengadilan!. Aku tak kuat melihat ini, dan kalau eren memilih menembak tanganya yg mungil itu, akan ku bunuh dia dan akan ku benci seumur hidup.

DORRR!!!

'Yang benar saja!! Dia menembak ke tangan nya!. Takkan ku maafkan seumur hidupku!, walau pun (name) sudah memaafkan kau, aku akan tetap menyimpan dendam pada mu eren'

Saat selesai melakukan tugas nya, (name) langsung keluar dengan santai nya. Tiba tiba peluru entah datang dari mana muncul mengarah ke (name), dan (name) berhasil menghindari nya. Dan entah kenapa mungkin refleks dia langsung menunduk dan pergi. Saat menunduk dia seperti bergetar dan sedang mengatur pernapasan nya, ku harap dia baik baik saja.

Saat itu sidang telah usai, dan pasukan pengintai berhasil mendapatkan eren. Kami menuju suatu ruangan, dan saat kami masuk ada seorang wanita yang sedang duduk di sofa dan dia langsung melihat kami sambil berkata

"Sudah datang ya?" Suaranya yg dalam berhasil membuat pipi ku merona dan aku langsung memasang wajah datar khas ku lagi. Dia seperti mendorong sesuatu dari balik sofa dengan kaki dalam nya, dan yg dia dorong itu adalah kotak obat.

Lalu dia langsung menyilang kan kaki kanan nya ke atas kaki kirinya dan memalingkan wajah nya ke arah jendela yg ada di kanan nya. Aku pun masuk lalu bersender di dinding depannya, dan aku melihat tangan nya yg sudah dia obati dengan baik. Aku pun berpindah dari bersender di dinding menuju sofa yg di duduki oleh eren dan (name), dan melirik tangan kiri (name).

Aku pun mendengar hanji memanggil nama (name) dia langsung memasang wajah sinis dan mengerutkan keningnya ke arah hanji, beberapa detik kemudian dia memalingkan wajah nya sambil memasang kacamata nya dan berkata

𝐈'𝐥𝐥 𝐭𝐞𝐥𝐥 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐡𝐞 𝐬𝐞𝐥𝐟𝐢𝐬𝐡𝐧𝐞𝐬𝐬 𝐨𝐟 𝐡𝐮𝐦𝐚𝐧𝐬__ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang