Two

5.9K 279 14
                                    

Jam baru menunjukan pukul delapan pagi, tetapi sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang sibuk dengan buku-buku tebal mereka. Dan jarang sekali ditemukannya mahasiswi yang hanya menyia-nyiakan waktunya untuk bergosip tentang 'girls stuff', atau untuk sekedar berkenalan agar setidaknya bisa punya teman untuk diajak ke kantin bersama.

Jarang.

Bahkan mungkin kau bisa menghitungnya dengan telunjukmu sendiri.

Karena faktanya, mereka bukanlah murid-murid 'biasa' disekolah menengahnya dulu. Mereka adalah murid terbaik dari yang terbaik, yang telah terpilih menjadi mahasiswa disini.

Termasuk gadis yang baru saja memarkirkan mobil VW putih nya di parkiran kampus ini.

Harvard University

Ya, maka jangan terheran-heran dengan buku - buku tebal yang sering dijumpai disetiap sudut kampus, tanpa terkecuali; Tidak juga, sebenarnya. Karena tidak mungkin para mahasiswa membawa buku mereka saat panggilan alam datang.

Yap, di Toilet.

Mengenai gadis tadi, ini akan menjadi hari pertama di sekolah barunya. Dia sudah keluar dari area parkiran, saat ini. Dengan membawa tas selempang bermerk Dolce and Gabana berwarna coklat kulit, dan menggenggam map kulit berwarna merah. Dia berjalan menyelusuri lantai dasar kampus sesuai firasatnya, menggeleng kebingungan, dan kadang berdecak sebal. Ini hari pertamanya, dan tentu belum ada satupun yang ia kenal disini.

Langkahnya terhenti seketika,

Dia mengambil lagi jadwal kelasnya dalam map merah yang ia bawa.

First Class : 08.30 am

Dan waktu sudah menunjukan pukul delapan lebih lima belas menit.

Itu berarti, hanya tersisa 15 menit lagi untuk dia bisa mendapat kelas pertama.

Ck, bagus sekali. Bagaimana ini?!

Batinnya, dalam hati.

Dia kembali melanjutkan langkahnya yang tak punya arah.

Dari arah yang berlawanan, seorang gadis berambut coklat panjang bergelombang, menabrak bahunya cukup keras.

Dia tak sengaja.

"Astaga! Maaf! Sungguh, maaf! Aku-- aku sungguh tak sengaja menabrakmu! Aku harus cepat ke kelas sekarang juga, jadi.. maaf ya!" Ucap gadis itu.

"Hey! Tunggu!"

"Apa? Aku sudah meminta maaf. Aku harus cepatt!!"

"Ya-ya.. aku memaafkanmu, tapi aku hanya ingin bertanya dimana--"

"Ah, aku sungguh minta maaf! Aku harus ke kelas kedokteran sekarang juga! Maaf sekali lagi, aku tidak bisa memberitahu kelas apapun karena aku memang tidak tahu! Aku bersumpah! Daaah! Aku minta maaf sekali lagi!" Ucap gadis itu dengan begitu cepat, karena mungkin dia sudah terlambat.

Aorta mengikutinya berlari karena tak disangka, mereka masuk ke dalam jurusan yang sama.

---

"Selamat pagi, semua!" Sapa lelaki separuh baya berambut sudah tak berwarna lagi, yang berdiri di depan kelas kedokteran, mengenakan jas dan dasi yang begitu rapih.

"Selamat pagi!" Ucap seluruh mahasiswa kelas ini, begitu antusias.

"Terima kasih sekali lagi, dengan komitmen kalian akan ketepatan waktunya. Dan, hari ini saya ingin memperkenalan terlebih dahulu siapa saya disini. Saya Mr. Weg, saya akan mengajarkan kalian tentang fisika di kelas ini. Mengerti?"

Hening.

Tak ada yang bersuara satupun kecuali dia, Aorta.

"MENG-- erti, uhm! Sir." Seluruh mata tertuju padanya sekarang. Dia yang awalnya menjawab pertanyaan Mr. Weg begitu lantang, sekarang tak bisa berucap apapun karena ulahnya yang membuat seluruh teman sekelasnya ini tertawa kecil padanya.

Malu.

Hanya itu yang dapat menggambarkan isi hatinya yang sedang berteriak saat ini.

BODOH, KAU! BODOH!

Dia mengutuk dirinya sendiri.

"Hey, siapa nama mu?" Tanya Mr. Weg padanya.

"S-saya?"

"Ya, siapa lagi yang menjawab pertanyaanku tadi kecuali dirimu?"

Seketika, ruang kelas ini menjadi sangat bising.

Mereka menertawainya.

"Diam, diam! Namamu siapa?" Ucap Mr. Weg.

"A-- um, Dendlonia McGregor, sir."

"Nama yang indah. Well, terima kasih telah menanggapi saya, ya! Saya menghargainya." Lega sudah, jantung nya tak jadi copot.

"Well, Dendlonia! Kau menjadi murid pertamaku yang kuketahui disini. Dan, untuk yang lain.. Saya akan mendata kalian, ya. Nama yang dipanggil, berdiri. Urutan pertama, Abigail Sheea."

Seorang gadis berambut coklat panjang bergelombang, berdiri dari tempatnya, dan menjadi sorotan utama saat ini.

Aorta memicingkan matanya.

Dia pernah melihatnya,

Ya, dia yang menabrak Aorta barusan.

Begitu seterusnya, sampai sebuah nama menggelitikinya.

Aidan Kafa Blight

Kenapa?

Kafa.

Vena kafa, adalah salah satu pembuluh darah manusia.

Dan namanya Aorta.

Yang juga, salah satu nama pembuluh darah.

Seperti serasi, bukan?

Dia lumayan tampan, hanya saja mungkin terlalu pendiam.

Pikir Aorta.

Dan selanjutnya, Mr. Weg menjelaskan materi hari ini. Yaitu,

Hukum Archimedes.

---

Haaaii!

Keterlambatan update banget ya?

Memang.

Maafkan.

Author.

Tapi boleh dong kasih Vomments nyaaa ;*

Salam jari jempol,
Revandraazz :)x

Bloody LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang