Hai semuanya.. Kabar baik? Sehat semua 'kan?
Yokatta..
Nih author hadir lagi membawa satu cerita, masih dalam satu genre cuman bedanya kita keluar dari dunia omegaverse dulu ya..
Soalnya terlalu banyak imajinasi yang harus bermain sampai author bingung jalan cerita mana yang mau dimasukkan.
Segini aja perkenalannya. Kita mulaike ceritanya.°°°°°
Subjek itu tak beraturan, saat ini, rasanya dunia berputar mengelilinya. Bukan, tapi isi kepalanya yang berputar. Sensasi panas membakar tubuhnya disaat keringat dingin membanjiri kemeja putih yang dikenakan.
"Aitsu wa.." Bersusah payah, ia menyusuri koridor bangunan. Beban semu hinggap di pundaknya. Ia kesulitan, bahkan hanya untuk mengambil nafas.
Chikuso.. Apa yang mereka berikan padaku..
Nafasnya berat, sampai-sampai, kau bisa melihat uap panas mengalir dari sela bibir merahnya.
Visualnya kabur, seperti ada kabut yang melintas di depannya. Tidak tahu siapa saja yang sudah melintasinya.
"Daijoubu..??" Suara bassnya menggelitik pendengaran pria sakit. Kewarasan benar-benar menghilang dari kepalanya.
Ketidaknyamanan menimpa tubuh, ia yang terbiasa hidup dalam kemewahan menjadi manja terhadap siapapun.
"Tolong.. Aku.." Lirihnya memohon. Sepanjang hidupnya, ini adalah kali pertama baginya memohon dengan rendah. Ia terbiasa hidup menjadi tuan muda dan pemimpin grup terkenal.
Mikazuki Arata. Ia lahir dengan sendok perak dimulutya, semua keinginannya harus terpenuhi bahkan kedua orangtuanya kesulitan untuk mengendalikan keegoisan Arata yang menjadi-jadi setelah dewasa.
Ia semakin kesulitan, seperti ada batu besar menimpa dadanya. Pria yang kebetulan menemukannya berhati baik, ia pun membawa Arata dalam gendongannya. Melihat wajah Arata yang kala itu ia sudah mengetahuinya dari media, ia bergegas membawanya kerumah sakit.
Niatannya memang begitu, tapi kendala muncul ditengan jalan.
Hngghh...
Ia yang saat itu meggunakan taksi sebagai transportasi, supir itu menoleh karena mendengar desahan tak terduga.
Ya, fakta jika Arata seorang gay memang sudah lama tersebar keseluruh penjuru. Lagi pula ia orang cukup berpengaruh dalam negeri bahkan sampai keluar, jadi siapa yang mampu menentangnya? Bahkan kedua orang tuanya tak sanggup mencegah Arata semakin terjerumus dalam jalan itu. Kini yang mereka lakukan hanya menonton dan mengawasi, mengawasi sampai sang anak bosan dengan sendirinya.
Pria asing itu tak kalah terkejut dari supir, ia bahan merasakan tangan Arata bergerak liar diantara kedua pahanya.
Ennhh... Tidak..
Sangkal orang itu bahwa dirinya lah yang sudah mengeluarkan suara aneh. Tingkah Arata membuatnya gila.
Ia membungkam mulut Arata dengan tangan sementara tangan lain memeluknya dengan erat agar tak kemana-mana.
"Kau baik-baik saja, penumpang?" Karena sudah terbiasa menangani penumpang seperti ini, supir mulai terbiasa, Ia bahkan merekomendasikan sebuah tempat yang bisa digunakan mereka saat ini. Jujur saja ini membuat malu si pria. Tapi apa boleh buat, jalan kerumahnya terlanjur berlawanan arah. Ia setuju.
Usai memberikan bayaran atas jasa supir, ia membungkuk sopan. Semua orang akan tahu jika ia mempunyai etiket baik.
"Berjuanglah... anak muda.." Supir sedikit menggoda dan rona merah dengan cepat memenuhi wajah berkulit eksotis. Ah, supir merasakan bau-bau belokan tajam didepan.
Sedikit menggoda ternyata cukup berbahaya membuka jati diri seseorang. Tak ingin membuang waktu lebih lama, ia pergi menjemput penumpang lain. Ia menghidupkan klakson tanda meninggalkan keduanya dalam senyum.
Ia sempat ragu menatap tulisan "Love Motel" begitu jelas diatas. Ini adalah pertama kalinya ia datang ketempat seperti ini, walau semasa hidupnya ia adalah straight.
Ukhh..
Mendengar erangan putus asa Arata untuk kesekian kalinya ia tak bisa diam. Bibir Arata berubah kebiruan, temperaturnya juga mulai menurun drastis. Bukan ia tidak tahu, pekerjaannya selama ini adalah dokter, jadi ia tahu, jika Arata mengalami gejala keracunan alkohol di tambah, afrodisiak.
"Apa dia sudah gila?"
Membuang pikiran tak berguna ia memesan sebuah kamar, semua love motel memang begini, walau kau meminta kamar terpisah, owner akan tetap memberikan satu kunci. Tak ada sanggahan apalagi penolakan.
Ia membaringkan Arata diatas kasur yang entah bagaimana sudah ditaburi kelopak mawar. "Ahh... sejak awal ini sudah salah.." Gusarnya mengacak rambut, ia lebih paham jika seharusnya Arata dibawa kerumah sakit sedari tadi.
"Hei... Kau bisa bangun??" Ia melihat Arata menggigil kedinginan. Ini lebih parah dari perkiraan.
Melihat kemeja putihnya basah kuyup, si pria mencoba melepaskannya. Ketika usai, ia melihat tumpahan alkohol di celana Arata. Apa aku harus melepasnya juga?
Mengumpulkan keberanian sebesar-besarnya, ia mencari ganti lebih dulu.
"Ini yang terburuk." Lagi-lagi ia mengusap wajahnya dengan gusar didepan hamparan lingerie yang tergantung dalam lemari. Seharusnya ia sudah tahu. Ia kembali lagi dan menemukan Arata sudah mengggila tanpa busana.
"Oii..!!!" Teriaknya mlihat Arata melakukan pose tak senonoh. "Apa yang kau lakukan?" Ia menahan tangan dimana jemarinya berusaha masuk ke lubang belakang.
Karena tenaganya sudah habis, Arata hanya bisa terkulai lemas dibawah kungkungan sang dokter. Sayup-sayup ia melihat, "Hiro..." Mendengar nama orang asing terucap membuat bagian tak tersentuh berdenyut. Walau sudah sewajarnya Arata tak mengenalinya.
"Lakukan sesuatu Hiro... Aku.. Aku tidak suka ini.." Arata menciumi tangan dokter yang menyeka keringat. Entah karena menular atau sesuatu yang lain, rasanya tubuh dokter memanas. Ia kehilangan kendali, tapi..
Bruakk..
Jantungnya berpacu kencang, menatap horor kebagian depan pintu yang hancur. Ini LM kecil, sewajarnya semua bagian ruangan terhubung.
"Jangan bergerak..." Beberapa pelayan dengan pakaian hitam menodongkan senjata kearahnya, ia reflek mengangkat tangan.
Apa ini? Apa aku masuk kedalam sebuah film? Apa ini novel? Siapapun, tolong keluarkan aku dari sini.
...
Yahooo.... pengenalan nya gimana? Sebenernya gak bisa disebut pengenalan sih.. soalnya nama di dokternya belum disebut... awokawok..
Gokigen'you minna-san
25 February 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Annoying Husband
RandomPernikahan bukan hal yang harus disepelekan. Status berubah membawa kewajiban yang harus di penuhi. Sewajarnya Isteri berada dibawah aturan suami agar dijaga. Tapi apa jadinya jika pernikahan terjadi diantara dua lelaki? Siapa yang berkuasa di atas...