Jika Kutukan Menjadi Nyata #4

481 43 18
                                    

"Aku akan mengecek Shuu" kata orang itu lalu pergi dengan kesal

Aki tetap menunduk aku merasa pandanganku kabur... lalu aku melihat aku meneteskan air... aku menangis.... aku menangis ketakutan

"Tenanglah..." bisik Kiyateru

BRAK!

"SHUU.... SHUU TELAH MATI!" Seru orang yang tadi pergi dari aula

Semua orang di aula itu shock seketika, termasuk aku. Tiba-tiba dari kepala orang itu mengeluarkan darah.

"AAAARGH!" Orang itu memegang kepalanya seperti mendapat sakit kepala yang luar binasa... eh salah luar biasa. Tiba-tiba dari hidungnya juga mengeluarkan darah dan di susul mulutnya yang juga mengeluarkan darah. Lalu tergeletak tak bergerak lagi

Aku tak tau itu kutukan atau virus, satu-persatu orang-orang yang ada di aula mulai merasakan dan mengalami hal yang sama dan mulai jatuh pelan-pelan

Kiyateru tau-tau sudah di depanku seperti melindungiku dan menaruh tangan kanannya di bahu kiriku. Aku menutup mata karena takut. Saat aku merasa suasana hening, aku mulai membuka mataku pelan-pelan. Aku masih bisa melihat Kiyateru di depanku, tetapi aku melihat sesuatu yang menetes. Refleks aku melihat wajah Kiyateru.

"Ka-kau..." aku sangat kaget melihat wajahnya yang sudah terkena darah

"Aku... tidak... apa-apa" katanya lemas sambil tersenyum lembut.

Tiba-tiba dia jatuh aku hanya berusaha menangkapnya, walau aku tau itu sangat mustahil. Aku bersyukur bisa mencegah kepalanya terbentur dengan lantai, aku meletakkan kepalanya di atas pahaku

"Nggak mau... aku... nggak mau seperti ini... hiks... hiks.." isakku pecah

"Janganlah menangis..." katanya lemas

"Kumohon... kumohon Kiya- Akio! Jangan tinggalkan aku!" Isakku makin menjadi-jadi.

"Arigatou, Yuki" katanya sambil tersenyum

"Ini seperti yang kau mau bukan?" Tanya sebuah suara di arah panggung. Saat aku mengangkat kepalaku ternyata orang misterius itu dengan wajah datarnya

"BUKAN! BUKAN SEPERTI INI!"

"Tapi kau selalu mengutuk orang-orang playboy di manapun kau tau bukan?!"

Aku diam mendengar itu. Ya... ya itu benar... tapi bukan seperti ini. Aku menundukkan kepala dan melihat Akio yang sepertinya meminta jawaban

"Kau benar...., aku memang selalu mengatakan itu.... TETAPI BUKAN YANG SEPERTI INI!" Teriakku dengan air mata yang mengalir lagi

"Lalu?"

"MAAF! Maaf... aku telah mengatakan sesuatu seperti itu. Aku... tidak akan melakukannya lagi... aku tidak akan mengutuk... kumohon... kembalikan... semuanya... seperti semula! Aku tidak mau... ini... terjadi..." kataku terbata-bata dengan air mata yang masih mengalir

Orang misterius itu melompat ke arahku dan tepat berhenti di depanku. Ia mendekatkan wajahnya kepadaku lalu tersenyum hangat sambil berkata "keinginanmu terwujud"

Eh?

Seketika itu semua gelap. Aku tak merasakan apa-apa. Selama beberapa detik, samar-samar aku mendengar suara guru mengajar. Saat aku membuka mata dan duduk tegak aku melihat guru sedang mengambil ancang-ancang untuk melemparku dengan kapur, bahkan kakinya sudah di angkat sebelah. Sesudah beberapa detik guru itu kembali menerangkan pelajaran dengan mencatat di papan tulis.

Aku melihat tanggal yang tertera di pojok kanan papan tulis. Betapa kagetnya aku saat melihat tanggalnya. Saat ini adalah saat pertama kali kejadian menyeramkan di mulai. Tetapi... rasanya tidak terjadi apa-apa. Semoga begitu... apa... hanya aku yang menyadari? Rasanya... sedikit...

Akio POV

"Kiyateru Akio-san! Sampai kapan kau mau tidur?!"

BRAAK!

"UWAAA!" Teriakku kaget dan aku merasa kuping sebelahku sedikit sakit

"Maaf, sensei" kataku sambil menggosok-gosok telingaku pelan

Sensei hanya menatapku dingin. Dan aku hanya menunduk sedikit

"Ayo kita lanjutkan pelajarannya" kata sensei sambil berbalik. Aku menghembuskan nafas lega karena masih di beri kelonggaran

Eh! Sensei? Pelajaran? Sekarang tanggal.... eh... uso.... apakah tanggal di papan sama sekali tidak di ganti? Apa lagi seingatku aku ada di aula bersama Yuki dan itu tengah malam... jangan-jangan.... waktu berputar kembali? Apa kejadian hang sama akan terulang? Huh... aku pusing... aku melihat jam tanganku. Sepertinya sih... tidak... kejadian itu sudah lewat beberapa jam yang lalu...

Saat istirahat aku berjalan ke arah kelas Yuki.

"Kyaa.. Akio-sama ada yang bisa aku bantu?"

"Apa kau ke sini mencariku?" Tanya teman kelas Yuki genit

"Maaf, apakah Tsukomi ada?" Tanyaku

"Oh... ratu es sedang pergi entah kemana." Kata salah satu murid dengan nada kesal

"Dari pada sama ratu es, mendingan sama aku aja" kata yang lain genit sambil memeluk lenganku

"Maaf, ada yang ingin aku bicarakan dengan dia. Terimakasih infonya" kataku sambil tersenyum dan melepaskan pelukan murid itu

"KYAAAA AKIO-SAMA!!!"

Aku meninggalkan mereka yang berkya-kya ria. Hmm... di mana aku bisa ketemu Yuki ya? Apa di taman yang saat itu?

Aku berjalan cepat menuju taman saat 'kejadian' itu sedang berlangsung. Dan... benar dia ada di sana

"Apa yang kau lakulan Tsukomi?" Tanyaku

"AH! Kau membuatku kaget! Apa yang kau lakukan di sini Kiyateru?!" Tanyanya kasar

"Hanya ingin melihatmu saja" kataku santai sambil duduk di sebelahnya. Dia tak menjawab hanya memalingkan muka

Dia tetap seperti itu... berarti kejadian itu hanya mimpi belaka ya? Sayang... aku kira semua itu nyata...

"Nee... Kiyateru..."

"Hai?"

"Arigatou karena kemarin kau telah menenangkanku. Ureshii" gumgamnya pelan dan dengan suara yang hampir tak bisa kudengar

"Eh?!"

"AH! Lupakan! Lupakan" katanya dengan wajah memerah. Imutnya...

"Apa maksudmu?" Tanyaku pura-pura tak tau. Padahal... maksudnya kejadian itu bukan? Rasanya aneh juga kalau kejadian itu hanya mimpi belaka, rasanya terlalu nyata untuk mimpi

"Lupakan! Lupakan saja! Baka! Akio baka!" Katanya lalu beranjak pergi

Aku masih terdiam lalu tersenyum. Aku berdiri dan menarik lengannya

Cup

Satu ciuman mulus mengenai pipinya yang merah. Semakin merah sekarang

"AKIO BAKA!" Teriaknya keras dengan wajahnya yang full memerah

"HAHAHAHA...."

Jeng jeng... kita sudah ada di akhir cerita... gimana? Gimana? Bagus nggak?
Aku sedikit susah untuk penutup ceritanya :'(
Tapi akhirnya selesai... ^-^
Jangan lupa voment dan ide-idenya ya...
Kutunggu = ̄ω ̄=

Jika Kutukan Menjadi NyataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang