Haechan memejamkan matanya kepalanya sangat sakit saat Jeno menjambak rambutnya kuat tadi padahal Haechan hanya menjatuhkan dasinya saja tapi pemuda itu sampai hati meninju dan menjambaknya dengan kuat seperti tadi. Sungguh dada Haechan sakit saat jeno menonjoknya seperti tadi kenapa harus bagian dada tidak perut mungkin jika perut tidak akan terasa sangat sakit seperti ini.
"Jeno janji bakal jagain Echan"
"Gak usah kakak juga udah jagain adek ko"
"Kan Hyuck ga bisa sama-sama terus sama Echan jadi ada Jeno yang bakal jagain Echan"
"Makasih ya Nono"
Bohong semua yang Jeno katakan dulu bohong buktinya Jeno orang pertama yang membully dan melakukan kekerasan fisik padanya seperti tadi, kemana perkataan Jeno dulu yang akan menjaganya dan menggantikan Donghyuck ternyata itu hanya angin lalu kini hanya ada Haechan anak malang yang akan selalu kesepian.
"Sakit kak" lirihnya meremat seragam bagian dadanya
"Adek sakit kak cepet sembuh" bisiknya pelan entah pada siapa
Jaemin dan Renjun dua anak itu sibuk mencari sosok yang kini duduk di atap sekolah keduanya kaget saat mendengar Jeno memukul Haechan, Jaemin anak itu sangat marah bahkan menampar keras Jeno saat mendengar jika Haechan ditonjok hanya karena masalah sepele.
"Echan" panggil Renjun
"Oh Nana, Njun"
"Kenapa disini kenapa ga ke UKS?" Tanya Jaemin
"Echan gak apa-apa"
"Kamu dipukul Jeno? Mana yang sakit?"
"Echan gapapa Njun udah yu ke kelas aja"
Senyuman itu Jaemin muak melihat senyuman yang Haechan berikan pada mereka ia tahun senyuman itu menyembunyikan banyak luka yang Haechan simpan dalam hatinya.
"Kak adek dateng"
"Kakak udahan ya tidurnya adek kangen" bisiknya
"Kak tadi Jeno pukul adek rasanya sakit banget tapi gapapa adek kuat buktinya sekarang adek disini hehe"
"Ini adek beliin bunga baby breath kesukaan kakak, kakak ga mau liat? Mereka cantik banget. Kak mama kangen sama kakak cepet sembuh ya kak, kak kalo adek nyerah kakak jangan marah ya sama adek, adek sebenernya cape adek pengen kaya dulu hiks kak maaf hiks mama bener hiks adek ga berguna hiks"
Tangisan pilu itu hanya Donghyuck yang tahu hanya Donghyuck yang mendengar keluh kesah adiknya itu setidaknya pikiran Haechan begitu, ia cukup puas menceritakan segala kesakitannya pada sang kakak karena pada siapa lagi ia akan bercerita.
"Adek jangan jalan kaya gitu gimana kalo keserempet" marah Donghyuck
"Maaf kak adek ga sadar"
"Sini dipinggir kakak aja"
"Maaf kak jangan marah"
"Engga kakak kawatir"
"Maaf ya kak"
Haechan tersenyum mengingat itu kakaknya pasti akan merah saat melihatnya berjalan sampai ketengah jalan tapi sekarang ia berjalan sendirian dan mengikuti peringatan sang kakak ia akan berjalan dipinggir.
Prat
"Eh sorry sengaja" ejek Mark
"Bwahaha kotor aduh kasian banget" ejek Jeno
"Dia pantes dapetin itu udah tau kakaknya sakit dia malah enak-enak nikmatin jalan-jalan dasar ga punya hati" tuding Mark
"Bener banget bang emang ga punya hati mati aja deh lo dari pada gak punya hati kaya gitu"
Senyum itu yang hanya bisa Haechan lakukan dari pada menanggapi perkataan kedua temannya itu lebih baik Haechan pergi perkataan keduanya begitu menyakitkan bagaimana bisa mereka mengatakan jika dia tak punya hati, Haechan ingin membantah itu semua dia juga tak ingin seperti ini dia juga ingin kakaknya sembuh.
"Adek"
"Papa kapan pulang?"
"Papa baru pulang tadi siang, ko adek kotor gini adek dari mana?"
"Gapapa pa tadi ada mobil lewat adek kecipratan, adek dari rumah sakit"
"Ya udah sekarang adek mandi ya"
"Iya pa"
Sekarang ada ayahnya setidaknya ada yang sedikit peduli padanya semoga ayahnya tak pergi lagi keluar negeri untuk mengurusi cabang perusahaan, setidaknya jika ayahnya disini Haechan tak terlalu merasa kesepian.
"Adek PR nya udah dikerjain?"
"Udah kak"
"Mana kakak liat"
"Ini udah kan?"
"Pinter adeknya kakak"
Haechan tersenyum mengingat itu dimana kakaknya akan ribut mengecek PR nya karena Donghyuck itu tahu jika Haechan akan menanti-nanti tugas yang diberikan guru mereka.
"Besok kita jenguk kakak bareng-bareng ya"
"Iya pa"
"Ga gak usah ajak dia"
"Ten"
"Kalo kamu sama dia aku berangkat sendiri aja"
"Ten!"
"Apa kamu bentak aku gara-gara anak pembawa sial itu iya!"
"Ten adek bukan anak pembawa sial"
"Belain aja terus"
Brak
"Maafin mama ya dek"
"Gapapa pa besok adek berangkat sendiri aja pa"
"Maaf ya"
Sedih itu yang Haechan rasakan ibunya kini benar-benae membencinya bahkan mengatainya anak pembawa sial, ibunya benar dia anak pembawa sial buktinya kakaknya sampai terbaring lemah seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Give Me Affection
FanficHaechan hanya ingin mereka melihat jika dia juga sangat kesepian bukan hanya mereka yang merasa sedih Haechan juga