ერთი

1.5K 111 1
                                    

Haechan anak itu merenggut tak suka saat pagi hari turun hujan anak itu sangat takut apalagi dipagi ini hujan diikuti dengan petir yang bernada ribut diatas langit, Donghyuck sang kakak hanya menggenggam erat tangan sang adik.

"Adek ga mau sekolah"

"Ada kakak tenang aja"

"Adek takut kak, petirnya gede banget"

"Sttt udah jangan banyak alesan"

Haechan merenggut kakaknya itu memang tak bisa dibantah kini keduanya berjalan menuju halte bis sebenarnya ibu mereka tadi akan mengantar si kembar namun si kakak menolak dengan dalih jalanan licin dia tak ingin ibu mereka kenapa-kenapa.

"Ayo dek"

"Kakak jangan lepasin tangan adek ya"

"Iya ga akan"

Haechan tersenyum dan menyandarkan kepala pada bahu sang kakak belum sampai lima menir bus yang mereka tumpangi terguling Haechan merasakan seluruh badannya amat sangat sakit, ia melihat kakaknya yang berlumuran darah sambil memeluknya pandangannya buram ia merasakan sesak luar biasa sebelum pandangannya menggelap sayup ia mendengar kakaknya berbisik lirih.

"A-adek yang kuat" bisik si kakak lirih

Orang tua mana yang tak panik saat mendapat berita bahwa anaknya dalam keadaan tak sadarkan diri dan terbaring lemah di brangkar persakitan, Johnnya lelaki paruh baya itu kini tengah menenangkah istrinya yang kini menangisi anak kembar mereka yang terbaring lemah.

"Dok bagaimana anak-anak saya"

"Keduanya masih dalam keadaan kritis pak berdoa saja semoga mereka mampu melewati masa kritisnya"

"Ini salah aku hiks harusnya aku nganter mereka hiks"

"Ssttt hei sayang ini udah takdir jangan nyalahin diri sendiri oke"

"Tapi Hyuck sama Echan mereka kesakitan pa"

"Iya papa tahu mama jangan gini mereka pasti sedih kalo liat mamanya kaya gini"

Haechan terlebih dahulu membuka matanya ia merasakan seseorang menggenggam tangannya ia pikir itu kakaknya tapi yang ia lihat adalah tangan sang ayah.

"P-pa" panggilnya serak

"Echan bentar papa panggilin dokter"

Haechan kini telah ditangani oleh dokter, sang dokter mengatakan jika haechan baik-baik saja keadaannya stabil berbeda dengan Donghyuck yang belum ada perkembangan sama sekali saudara kembar Haechan belum ada tanda-tanda akan membuka matanya.

"Kakak mana pa?"

"Kakak masih belum sadar"

"Kakak baik-baik aja kan pa?"

"Kakak baik-baik aja" jawab sang ayah meyakinkan

●●

Setahun berlalu Donghyuck anak itu masih tetap memejamkan matanya belum ada tanda-tanda bahwa si kakak akan sadar, Haechan sering mengunjungi sang kakak dan bercerita bahwa dia kesepian dan merasa sangat lelah untuk menghadapi perlakuan teman-temannya disekolah.

"Ma"

"Mn"

"Echan berangkat"

"Mn hati-hati"

Begitulah sekarang Ten masih terpukul karena Donghyuck belum memberikan tanda jika akan sadar bahkan saat ini sang ibu mengabaikan Haechan berbicarapun seadanya membuat Johnny sedikit gelisah karena Ten berpikir Haechan lah yang membuat Donghyuck terbaring lemah dibrangkar persakitan.

Sama halnya dengan disekolah teman-temannya menjauhinya mereka berpikir jika Haechan lah yang membuat Donghyuck terbaring lemah sampai-sampai anak cantik nan manis itu seringkali mendapat perlakuan tak enak dikelasnya.

"Masih bisa ya nunjukin muka polosnya meskipun udah buat kakaknya sendiri celaka" sindir Jeno

"Jeno!" Teriak Jaemin

"Apa? Emang benerkan? Gak punya hati emang kenapa gak lo aja yang sakit" sarkas Jeno

"JEN- Nana gapapa" sela Haechan

"Tapi chan dia keterlaluan"

"Gapapa Na, Jeno bener harusnya aku yang sakit bukan kakak"

Jaemin hanya menghembuskan nafasnya pelan ini sudah hampir setahun Haechan dijauhi teman-temannya bahkan Jeno dan Mark sekalipun yang sangat dengan Haechan dan Donghyuck. Mark yang dulu sangat menempel pada Haechan dan Donghyuck kini seolah enggan untuk melihatnya dan menatap sinis pada Haechan.

Dug

"Ahhk"

"Echan kamu gak apa-apa kan?" Tanya Jaemin panik

"Gak apa-apa na"

"Eh sorry ga sengaja" ucap seseorang menghampiri keduanya dan mengambil bola besar itu

"Iya gak apa-apa" jawab Haechan

"Chan kamu mimisan" pekik Jaemin

"Lah sorry ya Chan"

"Iya Hyunjin gak apa-apa"

Haechan berlalu menuju toilet untuk membersihkan darah yang keluar dari hidungnya Jaemin yang melihat itu segera menyusul temannya. Berbeda dengan Hyunjin yang kini menghampiri dua orang temannya yang tertawa melihat kejadian tadi.

"Kak kita gak keterlaluan?" Tanya hyunjin

"Gak dia pantes dapetin itu, lebih sakit Donghyuck di bandingin dia" jawabnya dingin

"Kak Mark bener" timpal Jeno

Hyunjin hanya mengedikkan bahunya dan mengikuti kedua temannya itu. Haechan hanya memandang sendu pantulan dirinya dicermin sebenarnya ia sudah tak tahan seperti ini tapi mungkin teman-temannya benar Haechan adalah anak pembawa sial.

Give Me AffectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang