03.Vero kampret!(2)

16 8 35
                                    

"WOY! INI KOMIK LO," ucapnya ngegas dari balik pintu Dio. Tentu saja itu si kampret Vero yang kini dandananya seperti gembel. Habis dirubungi harimau centil.

Rambutnya seperti habis disambar petir, dengan baju lusuh dengan debu dan kerutan. Bagaimana tidak? tadi dia dipetlrlakukan seperti barang diskonnn yang jadi rebutan, diajak foto sana sini. Sampai ia terjatuh beberapa kali karena sangat ramai. Untung saja, ada pak satpam yang mengusir mereka dari samping rumahnya itu. Kalau tidak, mungkin tampangnya seperti maling yang dihakimi para warga seRT.

Dio membuka pintu kamarnya dengan ekspresi malas, dan langsung merebut komiknya dari tangan Vero. "APA LO LIAT-LIAT!?" ucapnya ngegas sebelum menutup pintu kamarmya lagi.

DUARRRRRR

Vero menendang pintu kamar Dio, "Auu sakit." sambil memegangi kakinya yang malang.

"VERO! NGAPAIN LAGI SIH KAMU?! MAMA KENCANG DIKANDANG SAPI MAU KAMU?!" teriak Mama saat mendengar dentuman keras dari kaki Vero si kampret.

"Kok aku sih Ma, Dio tuh yang nakal!"

"HEH BICARA YANG SOPAN SAMA KAKAKMU!"

"Iya Ma, Iya." Ucap pasrah Vero.

"Iyain biar cepet,"gumam Vero lirih.

Sedangkan dibalik pintu, Dio terkekeh mendengar pertengkaran Mama dan si kampret.






***


Seperti biasa, setiap malam ia akan duduk disofa kamarnya dan memandang bintang kecil dilangit yang tinggi amad banyak menghias angkasa.

Sambil bergelut dengan pikirannya yang melayang.Tapi kini, perutnya menimbulkan suara riuh ingin segera diisi. Dio langsung pergi ke meja makan. Karena ini juga sudah jam makan malam.


"Hahahhaah ngakak banget." Suara Vero terbahak-bahak dari arah ruang makan. Setelah sampai disana Dio sudah melihat si kampret yang tengah asyik berman HP. Tertawa-tawa entah apa yang dilihatnya. Dio pun tidak tertarik,mungkin yang dilihatnya hanyalah cewek-cewek centil yang suka komen memuji di unggahan akun instagram adiknya itu. Sementara itu, Dio yang tidak menggubris tingkah Vero langsung menarik kursi dan duduk tenang disana.


Dimeja makan sudah tersedia berbagai makanan, yang dimasak Mama dan asisten rumah tangga. Ya, Mamanya yang memilih menu setiap hari. Padahal dirumah ini banyak asisten rumah tangga, tapi bagi Mama,jika tidak dikerjakan dengan tangan sendiri itu hasilnya tidak sesuai baginya. Pokoknya kalok ga dilakuin sendiri ga marem.

"Ehh, ganteng udah duduk disini. Tadi Mama baru aja mau panggil kamu buat makan malam." Sambil memgusap rambut anak sulungnya lembut.
Sementara itu disebrang meja, ada seseorang yang memasang muka kusut setelah melihat adegan kasih sayang Ibu kepada kakaknya itu.

"Ganteng doang." Ucap Vero dengan nada ketus, sambil mengambil nasi yang sudah disediakan.Sepertinya Mama Marliana sudah faham sifat anak-anaknya. Vero memang terkadang cemburu melihat Mamanya menyayangi kakaknya itu.

Sedangkan Vero, sering diomeli Mamanya. Tapi ya,karena Vero nakal gak kayak Dio. Makanya Mama ngomelin. Tapi Mama Marliana tetap sayang kok sama Vero.

"Uluh-uluhh si tampan cemburu ya?" ucap Mama sambil mencium anak bungsunya. Benar saja,sedetik kemudian terdapat senyuman miring dari Vero sambil melihat ke arah Dio, padahal Dio bodo amad. Seolah-olah Vero mengatakan: Apa lo!Mama nyium gue kan, ga nyium lo. Iyalah, Mama-kan sayang sama gue juga,ga cuman sama lo doang!

HAI GANTENG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang