04.Wartawan

6 0 0
                                    

"Sayang! ganteng,tampan, Mama mau berangkat ke bandara nih. Turun cepat,bekal kalian sudah Mama siapin di meja makan." Teriak Mama dari lantai bawah.

Ini masih jam 05.40, tapi Mama selalu heboh menyuruh anak-anaknya untuk segera cepat. Ya,Mamanya tidak ingin anaknya terlambat, itu saja. Padahal disekolah,jam segini baru ada tukang kebun dan beberapa siswa. Tetapi, apa boleh buat jika Mamanya sudah berteriak? anak-anaknya ya harus nurut, atau kenak jewer.

"Mama kok udah mau berangkat sih! besok aja kenapa berangkatnya? nanti kita jalan-jalan dulu sebelum Mama pergi, hitung-hitung buat pamitan karena Mama bakal lama disana." Rengek Vero,membuat telinga Dio geli. Sangat manja! itu yang ada difikiran Dio.

Sementara Vero, terus saja merangkul lengan Mama sembari membujuknya agar membatalkan keberangkatanya.

"Gak bisa Vero tampan, Mama udah pesen tiket. Nanti disana, Mama akan beliin sesuatu buat kamu. Kamu mau apa? sepatu? baju? atau apapun yang kamu mau."

Sumpah deh, Mamanya seperti membujuk anak usia 5 tahun yang tidak mau ditinggal ke pasar. Jika seseorang melihat adegan itu, pasti geleng-geleng kepala dibuatnya.

"Oh, Mama mau berangkat sekarang? yaudah Ma,hati-hati dijalan ya. Dan kabarin Dio kalok udah nyampe." Ucap dio sambil menuruni anak tangga, dan langsung mencium punggung tangan Mamanya itu.

"Iya Dio ganteng, pasti Mama bakal kabarin kalian." Sambil mengusap wajah anak sulungnya. Mama terkadang  ingin sekali, membuat Dio mengerti, mengerti atas apa yang ia miliki dan apa yang terjadi.

Sementara Vero terus saja merangkul tangan lengan kiri Mamanya, membuat Dio enekkk. Malas, Dio hanya melirik Vero. Lagipula Dio masih kesal dengan Vero, karena dia lagi-lagi membuat masalah.

"Udah,Mama mau berangkat sekarang,oke. Baik-baik ya, kalian jangan berantem." Ucap Mamanya sebelum mencium anak-anaknya.

"Gak janji." balas Vero singkat.

"Mana mungkin ga berantem,kalok yang satunya buat masalah terus." Sahut Dio.

"Lo kalik, yang selalu mempermasalahkan." Balas Vero tak mau kalah.

"Udah-udah, Mama mau berangkat sekarang. Mama akan sering-sering ngubungin kalian kok." Ucap Mama yang tak mau melihat pertengkaran mereka.

"Oke,Goodbye. I love you mom!." Vero sambil melambaikan tangan. Menatap kepergian Mama.

Sebelum...

"INI KENAPA RAME-RAME DIDEPAN GERBANG?," suara teriakan Mamanya kepada satpam yang menunggu pintu gerbang. Ya,didatangi wartawan memang bukan hal yang tabu baginya, tapi Mamanya heran, biasanya tidak seramai ini. Apa ada masalah? fikir Mamanya.

Vero dan Dio segera keluar--err tapi Dio cuman dibalik pintu doang, tentu saja tidak membiarkan mukanya diabadikan wartawan.

"Mereka ingin bertemu Mas Dio Bu." Ucap satpam,terlihat kehitaman disekitar matanya. Mungkin satpam itu tidak tidur semalam,karena sangat ramai didepan gerbang,bahkan beberapa wartawan yang bandel,ingin loncat pagar rumah.Tentu saja, satpam tidak tinggal diam. Dio fikir mereka sudah pulang, ternyata belum.

"Ya ampun, terus gimana cara keluarnya ini? emm yaudah, Mama suruh polisi buat ngawal aja deh." Ucap Mamanya sedikit panik sambil menyuruh asistennya untuk menghubungi polisi.

Akhirnya, beberapa saat kemudian, polisi datang dan menertibkan para wartawan yang riuh. Bahkan tidak hanya satu polisi yang datang.

Mama berangkat dengan dikawal polisi. Tidak lupa dibagian pintu gerbang, sudaha ada yang berjaga disana. Barang kali ada yang menerobos masuk. Pintu gerbang ditutup kembali sesuadah mobil yang dinaiki Mama keluar dari area rumah.

Sekarang Vero dan Dio yang bingung.Bagaimana dia berangkat sekolah dengan aman?

"Ini semua gara-gara lo nih!" ucap Dio.

"Kok gue sih? salah lo punya muka ganteng!" sahut si kampret tidak merasa berdosa.

"BODO AMAD." Balas Dio segera melangkah pergi.

Dio bergegas mengambil topi dan masker,tak lupa untuk memakai jaket. Entah sudah berapa tahun ia mengoleksi jaket,masker dan topi. Karena, benda itu sangat penting baginga. Tentu saja, untuk menutupi mukanya.

Dio memutuskan untuk berangkat diantar oleh supir pribadi, dan dikawal polisi.Biasanya dia akan berangkat menggunakan motor, tapi di situasi seperti ini, menurutnya tidak aman jika menggunakan kendaraan itu.








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HAI GANTENG!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang