Bobby membuka pintu mobil di sebelah tubuhnya yang masih berdiri dan terlihat semakin dalam menatap June yang diam saja tidak bergerak dihadapannya.
"How long have you been standing there?" tanya Bobby masih dengan gayanya yang tadi sempat membuat June terpaku sebentar.
"Longer than you'd like," jawab June memutuskan bersikap sama dari yang terakhir kali.
"Have a seat, i'll drive you home," ajakan Bobby ini terdengar seperti perintah di telinga June.
"Excuse me, Sir?"
Ugh, Sir?
Bobby memicingkan mata nya, lagi-lagi kedua sudut bibirnya terangkat, terkesima dengan panggilan tak terduga June terhadapnya. Padahal niat June sama sekali bukan untuk itu.
June balas tersenyum manis kepada Bobby, sejenak membuat Bobby kali ini yakin sekali June akan berubah pikiran. Namun yang terjadi adalah June membuang pandangannya sebentar, lalu membalas tatapan Bobby yang entah mengapa sempat sekali membuat tubuhnya bergetar.
"Gue bawa mobil sendiri, dan sedang enggak ingin meledak malam ini, so?"
Masih tersenyum, namun kalimat Bobby kali ini penuh dengan nada tidak percaya kalau kali ini dirinya masih saja ditolak, "why you always like this, Juan?"
"Like what?"
Bobby melangkahkan kakinya sebanyak dua kali agar tubuh mereka lebih dekat, "playing too hard to get?" bisiknya penuh penekanan.
"Kenapa gue harus bersikap seperti itu terhadap lo?"
"Mungkin karena lo memang enggak suka sama gue?"
June tersenyum senang, "exactly!"
Kemudian, "are you done?" June bertanya lagi.
Lalu ia pun pergi sebelum Bobby menjawab apapun walau hanya sekedar membalas kalimat June, agar harga dirinya tidak terlalu jatuh lebih dari ini.
*
*
*
Entah apa sebenarnya yang membuat June tidak habis pikir dengan rasa penasaran Bobby Satya terhadap dirinya, padahal gestur tubuhnya jelas tidak memberikan sedikitpun sinyal tertarik. Namun kemudian ia tersadar bahwa dirasakannya betapa atensi laki-laki itu memang selalu penuh untuk dirinya. Seperti tidak peduli sekitarnya akan sangat banyak orang yang bisa saja sadar, kemudian berspekulasi macam-macam dan dapat diduga bisa membuat segalanya berantakan.
Saat pemotretan mereka kemarin pagi ia ambil sebagai dasar, dan diatas tadi itu hanya segelintir contohnya. June sungguh malas sekali memikirkan itu sejujurnya, hanya saja tatapan laki-laki itu malah lebih dari tatapan seorang Purga Danmaru yang kemarin ia nilai sangat tajam.
Bobby Satya ada di level yang berbeda.
Satu fakta yang berusaha tidak diindahkan oleh June, karena menurutnya siapapun artis yang akan ia capture gambarnya akan sama saja untuknya. Tidak ada bedanya.
"Kali ini kenapa?"
June mengangkat kepalanya, Lea sudah ada dihadapannya sekarang, "lho, udah datang?"
Lea memberikan sesuatu, "pintu depan enggak kekunci, tadi. Dan ini paketan lo nyasar lagi ke kantor," kata gadis itu sambil mengangsurkan sebuah kotak berukuran lumayan besar, "mainan lo lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
R e n d e z v o u s - Koo Junhoe & Kim Jiwon [Completed]
FanfictionMasa lalu adalah momok. Ada banyak alasan orang-orang menutupi bagian hidup yang sarat akan pelajaran itu. Entah malu, atau mungkin sangat menyakitkan. Untuk Bobby Satya, ia memilih menjadikan masa lalunya sebagai alasannya untuk bertahan di dalam h...